Ngampunglah Selagi Mampu

Redaksi Nolesa

Sabtu, 13 Juli 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Warga kampung lagi duduk dan ngobrol santai di sebuah gubuk (Foto: nolesa.com)

Warga kampung lagi duduk dan ngobrol santai di sebuah gubuk (Foto: nolesa.com)

Oleh Nur Khalis

(Jurnalis Sumenep)


Sering-seringlah ngampung, datang ke kampung-kampung. Di sana, hidup hanya soal tertawa sambil menunggu mati. Kesederhaan, penerimaan, dan meyakini takdir Tuhan adalah laku keseharian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Banyak sekali orang-orang kampung yang saya hormati. Sebab, secara pribadi, mereka menginspirasi. Hingga kini, mereka seringkali hadir sebagai komtemplasi diri. Sekali waktu, laju hidup yang sering acak-acakan, harus sejenak ditahan dan dicerahkan.

Baca Juga :  Reforma Agraria dan Pembentukan Pasar Tanah di Indonesia

Orang-orang kampung, jarang sekali dihardik ketergesaan. Sebab kesederhaan menjadi kuncinya. Di kampung saya, misalnya, banyak yang tidak ingin muluk-muluk. Mereka selalu berusaha menerima, meskipun sebagai korbannya. Misalnya korban dari kebijakan pemimpinnya.

Orang-orang kampung juga mengenal lelah. Bukan sekedar mental health. Namun angin yang selalu membawa dingin, senyum, dan percakapan-percakapan tanpa beban, menyembuhkan mereka secara perlahan.

Baca Juga :  Implementasi Kurikulum Merdeka dan Pendidikan Inklusif di Indonesia

Matahari di kampung selalu lebih indah. Hangatnya disambut lambai daun, langkah-langkah kaki di pematang, dan ibu-ibu cantik yang menyapu halaman. Matahari datang dengan suka rela, dan warga kampung selalu menyambutnya dengan lapang dada.

Baca Juga :  Pathological Lying

Orang-orang kampung tidak memgerti dengan frasa kerasnya kehidupan. Sebab, bagi mereka, hidup hanyalah soal mensyukuri, menikmati dan mengulang kembali jika tidak dicegat oleh kematian. Sesederhana itu.

Terakhir, ngampunglah selagi mampu. Di kampung, hidup bukan selalu tentang ketercapaian. Lebuh dari itu, ngampung adalah upaya untuk mengasah kerelaan. Salam awam saja.

Berita Terkait

Ketika Kemajuan Teknologi Malah Mendorong Kemunduran Logika
Demokrasi Sehat, Rakyat Berdaulat: Menuju Sumenep Bermartabat
Menanamkan Nilai
Anies Baswedan dan Partai Baru
Refleksi HUT RI Ke-79: Mengapa Bung Karno Memilih Bentuk Negara Kesatuan?
KPK dalam Jeratan Desentralisasi Korupsi
Dilarang Membuang Sampah di Sini
Cegah Politik Uang dalam Pilkada 2024

Berita Terkait

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:16 WIB

Ketika Kemajuan Teknologi Malah Mendorong Kemunduran Logika

Selasa, 12 November 2024 - 06:56 WIB

Demokrasi Sehat, Rakyat Berdaulat: Menuju Sumenep Bermartabat

Jumat, 25 Oktober 2024 - 06:48 WIB

Menanamkan Nilai

Selasa, 3 September 2024 - 08:59 WIB

Anies Baswedan dan Partai Baru

Sabtu, 17 Agustus 2024 - 10:13 WIB

Refleksi HUT RI Ke-79: Mengapa Bung Karno Memilih Bentuk Negara Kesatuan?

Berita Terbaru

Ilustrasi (pixabay/nolesa.com)

Puisi

Puisi-puisi Tundra Alif Juliant

Rabu, 25 Des 2024 - 08:36 WIB