Demokrasi Sehat, Rakyat Berdaulat: Menuju Sumenep Bermartabat

Redaksi Nolesa

Selasa, 12 November 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

M. Miftah KH (foto dokumen pribadi)

M. Miftah KH (foto dokumen pribadi)

Oleh M. Miftah KH


Sebagai daerah yang dikenal dengan kekayaan tradisi keagamaan dan pendidikan pesantren, Sumenep memiliki potensi besar dalam mendorong santri untuk aktif berpartisipasi dalam demokrasi. Santri, sebagai bagian integral dari masyarakat, memiliki posisi strategis untuk membawa nilai-nilai moral dan keadilan dalam proses politik.Namun, sering kali peran santri dalam demokrasi belum mendapatkan perhatian yang seimbang, baik dari sisi keterlibatan maupun pengaruhnya dalam pengambilan kebijakan. Kehadiran mereka di kancah politik lokal dapat menjadi kunci penting bagi terwujudnya demokrasi yang sehat di Sumenep.

Saat ini, Sumenep menghadapi tantangan besar dalam hal kesejahteraan sosial dan ekonomi. Data terbaru menunjukkan bahwa Sumenep menempati peringkat ketiga sebagai kabupaten termiskin di Jawa Timur. Kondisi ini memperlihatkan ketimpangan pembangunan yang cukup serius antara wilayah darat dan kepulauan. Banyak masyarakat di kepulauan masih kesulitan mengakses fasilitas dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Tantangan ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemimpin Sumenep ke depan untuk memperbaiki kondisi tersebut, sehingga pembangunan bisa dirasakan secara merata di seluruh wilayah.

Dalam konteks Pilkada Sumenep, penting bagi masyarakat untuk menciptakan demokrasi yang sehat. Demokrasi sehat adalah proses politik yang bersih, beretika, dan berpihak pada kepentingan rakyat. Demokrasi ini harus bebas dari kecurangan, money politics, dan intimidasi, serta menjunjung tinggi prinsip keadilan dan transparansi. Partisipasi masyarakat sangatlah penting dalam proses ini, terutama dalam hal memilih pemimpin berdasarkan kompetensi, visi, dan dedikasi, bukan karena iming-iming materi atau janji-janji kosong. Sebab, money politics hanya akan merusak tatanan demokrasi yang sejatinya harus berpihak pada rakyat.

Masyarakat Sumenep harus mulai menyadari bahwa setiap suara yang diberikan akan menentukan masa depan daerah mereka. Oleh karena itu, sangat penting untuk memilih dengan hati nurani dan menolak segala bentuk suap yang dapat mencederai proses demokrasi. Politik uang tidak hanya merugikan masyarakat, tetapi juga menciptakan pemimpin yang cenderung mengabaikan kepentingan rakyat setelah terpilih. Dalam demokrasi yang sehat, rakyat memiliki kekuatan penuh untuk memilih pemimpin yang benar-benar peduli pada kesejahteraan mereka, bukan karena transaksi politik sesaat.

Baca Juga :  Menjaga Bumi dari Pesantren

Salah satu isu terkini yang juga menjadi tantangan besar dalam Pilkada di Sumenep, maupun di seluruh Indonesia, adalah maraknya politik identitas dan polarisasi sosial. Politik identitas sering kali dimanfaatkan untuk memecah belah masyarakat berdasarkan perbedaan suku, agama, atau kelompok tertentu. Jika tidak segera diatasi, hal ini akan merusak persatuan dan menciptakan ketegangan sosial yang berkepanjangan. Oleh karena itu, dalam Pilkada Sumenep, penting bagi semua pihak untuk menolak penggunaan politik identitas dan mendorong politik yang inklusif, merangkul semua elemen masyarakat tanpa pandang bulu.

Santri, dengan nilai-nilai keikhlasan, kepemimpinan, dan keadilan yang mereka pelajari di pesantren, dapat memainkan peran penting dalam mengawal demokrasi yang sehat. Mereka tidak hanya sebagai pemilih cerdas, tetapi juga calon pemimpin yang berpotensi membawa perubahan positif bagi Sumenep. Dengan partisipasi aktif santri dalam proses politik, kebijakan pembangunan yang dihasilkan akan lebih inklusif dan memperhatikan kepentingan seluruh masyarakat, baik yang berada di daratan maupun di kepulauan.

Baca Juga :  Pilkada 2024 dan Arah Desentralisasi

Ke depan, tantangan bagi Sumenep tidak hanya soal mengatasi kemiskinan dan ketimpangan pembangunan, tetapi juga bagaimana mendorong inovasi-inovasi baru yang dapat memperbaiki taraf hidup masyarakat. Kepulauan Sumenep, dengan potensi alam dan maritimnya, bisa dikembangkan sebagai pusat wisata dan ekonomi berbasis kelautan yang berkelanjutan. Namun, hal ini hanya bisa tercapai jika pemimpin yang terpilih memiliki visi yang jelas dan komitmen kuat untuk melakukan perubahan yang nyata. Infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan harus menjadi prioritas, dengan kebijakan yang merata di seluruh wilayah.

Harapan besar bagi masa depan Sumenep adalah lahirnya pemimpin yang benar-benar peduli pada rakyat, yang mampu membawa perubahan nyata, dan mengutamakan kesejahteraan semua lapisan masyarakat. Untuk itu, masyarakat harus bijak dalam menentukan pilihan, menghindari segala bentuk kecurangan, dan berkomitmen menciptakan demokrasi yang bersih dan sehat. Dengan keterlibatan aktif santri dan seluruh elemen masyarakat, Sumenep dapat menjadi contoh daerah yang berhasil mempraktikkan demokrasi sehat dan meraih kemajuan yang berkeadilan.


*) Mahasiswa Universitas Annuqayah Guluk-Guluk, Sumenep, Madura, Jawa Timur Angkatan 2021

Berita Terkait

Pesantren di Era Digital: Sebuah Catatan Sederhana
Gaya Hidup Cashless: Kemudahan atau Ketergantungan?
Sampah Kota Yogyakarta Menumpuk: Kendala dan Solusinya
Cara Nabi Musa dan Nabi Muhammad Menghadapi Tren #KaburAjaDulu
Berani Bicara: Tanda Kuat Atau Malah Lemah?
Aneh?
Menghadapi Ujian Hidup Bersama Al-Qur’an dan Filosofi Teras
#KaburAjaDulu dan #IndonesiaGelap: Ekspresi Kekecewaan Generasi Muda yang Harus Disikapi dengan Bijak

Berita Terkait

Minggu, 11 Mei 2025 - 11:04 WIB

Pesantren di Era Digital: Sebuah Catatan Sederhana

Kamis, 8 Mei 2025 - 15:02 WIB

Gaya Hidup Cashless: Kemudahan atau Ketergantungan?

Kamis, 8 Mei 2025 - 14:02 WIB

Sampah Kota Yogyakarta Menumpuk: Kendala dan Solusinya

Sabtu, 3 Mei 2025 - 10:12 WIB

Cara Nabi Musa dan Nabi Muhammad Menghadapi Tren #KaburAjaDulu

Selasa, 29 April 2025 - 15:31 WIB

Berani Bicara: Tanda Kuat Atau Malah Lemah?

Berita Terbaru

Presiden Prabowo ditemani Mentri Amran di sebuah lahan pertanian (foto: ist)

Nasional

Di Era Presiden Prabowo, Serapan Beras Tertinggi dalam 58 Tahun

Selasa, 13 Mei 2025 - 07:32 WIB

for NOLESA.COM

Opini

Pesantren di Era Digital: Sebuah Catatan Sederhana

Minggu, 11 Mei 2025 - 11:04 WIB

Bupati Sumenep, Dr. H. Achmad Fauzi Wongsojudo menerima SK PAW dari Ketua MUI Jatim, KH. Hasan Mutawakil Alallah di Kantor MUI Jatim, Sabtu, 10/5/2025 (foto: ist)

Daerah

Bupati Sumenep Terima SK PAW

Sabtu, 10 Mei 2025 - 19:46 WIB