Opini, NOLESA.com – Generasi Z, yang lahir sekitar pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, menunjukkan kecenderungan politik yang unik.
Berbeda dengan pendahulunya, generasi Z cenderung lebih terbuka terhadap keragaman dan memiliki ketertarikan kuat pada isu-isu sosial.
Teknologi, khususnya media sosial, memainkan peran besar dalam membentuk pandangan politik mereka.
Generasi Z dikenal sebagai generasi yang lebih inklusif dan responsif terhadap isu-isu sosial seperti hak asasi manusia, perubahan iklim, dan kesetaraan gender.
Mereka sering menggunakan platform media sosial untuk menyuarakan pandangan mereka dan memperjuangkan perubahan positif. Aktivisme daring dan offline menjadi semacam tanda tangan dari keterlibatan politik generasi ini.
Selain itu, generasi Z juga cenderung skeptis terhadap otoritas tradisional dan mencari informasi dari berbagai sumber. Mereka menunjukkan kecenderungan independen dalam pemikiran politik mereka, mempertanyakan norma-norma yang sudah ada, dan mencari solusi inovatif.
Meskipun generasi Z cenderung lebih liberal dalam pandangan politik, tetapi tidak bisa diabaikan bahwa mereka juga dapat menunjukkan spektrum politik yang beragam.
Berbagai pandangan dan keyakinan dapat ditemukan di antara anggota generasi ini, dan perbedaan ini mencerminkan kompleksitas dari masyarakat mereka.
Ketika generasi Z semakin terlibat dalam proses politik, potensi mereka untuk membawa perubahan positif dan inovasi dalam tatanan politik global semakin nyata.
Dengan keterbukaan mereka terhadap perbedaan dan semangat untuk berpartisipasi, generasi Z memiliki peran penting dalam membentuk arah masa depan politik dunia.