Oleh Naslira Alhabsy*
Masyarakat harus diberi tau apa yg dimaksud dengan ‘fatamorgana elektabilitas Prabowo’, yakni ilusi yg terjadi akibat oleh pembiasan informasi, sehingga bisa membuat sesuatu yang tidak ada menjadi seolah ada.
Sedangkan ilusi sendiri adalah distorsi pada pikiran. Sesuatu yang meracuni kebenaran hingga membentuk persepsi yg salah tentang kenyataan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Meskipun demikian, ilusi umumnya dimiliki oleh kebanyakan orang karena mudah dibentuk melalui opini sesat yang terus menerus digaungkan.
Survey elektabilitas Prabowo adalah bentuk dimensi yang paling mudah dipahami untuk mengenali tafsir Fatamorgana dan ilusi.
Dalam kasus ilusi elektabilitas Prabowo, yang diserang adalah pikiran bawah sadar masyarakat. Teknik seperti ini dikenal sebagai 𝐇𝐲𝐩𝐧𝐨𝐬𝐢𝐬.
Itu sebabnya seringkali publik menemukan kontradiktif antara angka-angka hasil survey yang diumumkan media dengan realitas fakta dilapangan. Misalnya ratusan panggung kampanye Prabowo diseluruh pelosok daerah yg artis dan jurkamnya banyak, tapi penontonnya atau masyarakat yang hadir justru malah sepi.
Dalam kasus ilusi elektabilitas Prabowo, yang diserang adalah pikiran bawah sadar masyarakat. Teknik seperti ini dikenal sebagai 𝐇𝐲𝐩𝐧𝐨𝐬𝐢𝐬, yakni cabang ilmu psikologi yang mempelajari pengaruh sugesti terhadap pikiran manusia.
Uniknya, pikiran bawah sadar ini justru 88% mempengaruhi perilaku manusia, sedang pikiran sadar hanya 12% saja yang berperan dalam mempengaruhi perilaku manusia.
Lalu bagaimana menangkal jebakan ilusi elektabilitas Prabowo?
Salah satu cara yg efektif adalah menepuk syaraf rasionalitas publik dengan secara masif menyebarkan informasi yang tepat dan benar tentang segalanya yang bersifat orisinalitas dari Prabowo Subianto dan realitas politiknya.
Sebarkan pemahaman tentang Fatamorgana Elektabilitas Prabowo ini melalui berbagai WhatsApp Group agar secara berantai sampai pada sebanyak-banyaknya orang.
Ingat! Juru bicara tim sukses hanya mampu menjangkau sedikit saja dari lapis paling terluar masyarakat pemilih, sedang juru bicara relawanlah yang paling mampu menjangkau hingga ujung terdalam masyarakat pemilik suara.
Sebarkan informasi ini agar semua orang bangkit kesadarannya sebelum mereka berada dalam bilik-bilik suara di TPS pada 14 Februari mendatang.
*) Pengamat Sosial
Editor : Ahmad Farisi
Sumber Berita : X/Twitter