Laut yang Terluka
Seperti senja yang terluka,
Bergeming saat angin membawa duka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di balik tembok itu, laut menangis sunyi
Karena kebebasan kini dibatasi oleh tanah.
Riak adalah jeritan yang terpendam,
Bukan gelombang, melainkan rindu yang hilang.
Namun pagar itu tetap berdiri angkuh dan terdiam,
Menutup telinga dari tangisan alam yang pastah.
Annnuqayah 2025
Suara Mereka
Diatas laut mereka menanam,
Bambu-bambu serupa belati.
Menusuk laut,
Menjadi sekat, menjadi peti.
Nelayan merintih,
Berharap suara mereka terdengar.
Annuqayah 2025
Laut yang Terpenjara
Katanya, pelindung.
Tapi bagi siapa?
Laut yang dulu dekapan ibu,
Kini dipagari tangan-tangan tamak.
Gelombang menangis,
Perahu kecil tersesat sendiri.
Jalan buntu, ikan hilang
Di balik dinding rakus berduri.
Annuqayah 2025
Congkak…
Di mana janji laut yang adil?
Pantai yang memeluk semua
Pagar-pagar berdiri congkak
Memecah rezeki, mengusir doa.
Tak buta, tak lupa
Annuqayah 2025
Lidah Sungai yang Terkunci
Sungai dulu sering berbisik lembut,
Kini terbungkam oleh beton yang menutup mulut
Pohon berdiri teguh,
Telah roboh, jatuh oleh keegoisan yang menanjak
Khairul Yaqin Lahir di Sumenep, Santri Pp. Annuqayah daerah Lubangsa dan Mahasiswa universitas Annuqayah sekaligus Pustakawan Lubangsa.