Taneyan Lanjhang
Di sini, kami terikat tali temali kerukunan
Hati kami lebih dekat dari rumah-rumah bersisian
Lebih lapang dari halaman yang memanjang
Di sini, dinding-dinding yang menguning
Dibangun oleh perasaan saling
Saat kami tak sanggup berpaling dari suka duka masing-masing
Di sini, pagi terbit dari kepul asap kuali
Kokok ayam, kambing mengembik, dan lenguh sapi-sapi
Serta derap kaki petani dan kuli
Di sini, kami merawat rasa lapar dengan sederhana
Di atas tikar daun siwalan yang kasar, kami duduk bersama
Berbagi sebaki kopi, sebakul nasi jagung, dan sepanci maronggi
Di sini, kami hidup dari keringat
Mengering di belikat kami yang legam pekat
Mengembun di sawah, ladang, dan kandang
Di sini, kami menganyam keharmonisan
Dari ruas-ruas keakraban dan ketulusan
Menjadi kampung halaman bergairah kerinduan
Di sini, keselarasan kami siram dengan doa-doa luhur
Agar benih kekuatan tumbuh lebih subur
Agar tak sesuatupun membuatnya gugur
Totosan, 28 Desember 2021
Lolobárán
Pada jum’at yang padat
Masehi bereinkarnasi
Jadi mimpi-mimpi dan setali resolusi
Kami menabur kembang tujuh rupa di makam leluhur
Bertafakkur, guyub dalam satu debur shalawat
Mendaur syafa’at, melebur rahmat
Dunia dikeroyok beraneka pesta dan kata-kata
Kami menyulut dupa dalam dada
Membakar petaka, melipur lara, serta menghalau bala’
Kami khidmat dalam semoga
Amin berhamburan dari gugur bunga kamboja
Totosan, 1 Januari 2022
Masa Lalu di Langgár Tabíng
Lelagu masa lalu yang mendayu
Dari ubin kayu berdebu
Dan lumut-lumut di pagar bambu
Adalah suara masa kanak kami
Berlari bertelanjang kaki
Tatkala maghrib menjejaki bumi
Serentak satu pandu
Kami eja hijaiyah tanpa ragu
Mendaras firmanNya bertalu-talu
Memakunya dalam ingatan
Tembus sampai nurani
Tersemat di dinding-dinding hati
Di hadapan para sepuh, kami betah
Menelaah petuah
Dan kisah nabi-nabi yang menggugah
Meleburnya ke aliran darah
Menitinya dalam laku dan tingkah
Hingga kelak yang entah
Kami mengaji, menekuni
Ketabahan Ayyub dengan ulat-ulat liar berkeliaran
Kepasrahan Ismail nyawanya dikorbankan
Kerelaan Yusuf yang dibuang dan diasingkan
Kemudian kami bangun parit-parit pada diri
Siaga bila kekacauan masa depan hendak memerangi
Totosan, 2 Januari 2022
Totosan
Bila terngiang namamu di kepala
Bergejolak samudra di jiwa
Hambar segala rasa yang kupuja
Setiap hal yang terekam mata, kehilangan warna
Dalam rahimmu lahir kedamaian memabukkan
Kerap kali aku gagal berpaling pada pengkhianatan
Kepadamu aku menyusu keyakinan
Mengokohkan otot-otot ketangguhan
Hijau tembakau di bawah terik kemarau
Menghalau galau dan sakau
Runduk padi di balik lembab jejak hujan
Merawatku penuh perhatian
Pohon-pohon aren bergoyang
Membuaiku dengan kasih sayang
Daun kering jati yang berguguran
Mengantarku pada berjuta kemungkinan masa depan
Engkau kenangan paling menggigilkan
Bahkan meski dengan dingin aku tak pernah bersentuhan
Totosan, 04 Januari 2022
Safrina Muzdhalifah, menulis fiksi dan non-fiksi tapi lebih mencintai puisi dan sepi. Suka membaca novel dan nonton drakor. Anggota Komparasi Rulis (Rumah Literasi Sumenep). Belajar menjadi guru di SDI & SMPI Nurul Bayan Full Day School.