Puisi-puisi A. Danial Matin-Madura

Redaksi Nolesa

Selasa, 12 November 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Puisi-puisi A. Danial Matin (ilustrasi pixabay)

Puisi-puisi A. Danial Matin (ilustrasi pixabay)

Puncak

Di atas puncak gunung ini

Kita bercengkraman-berpelukan

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dan api unggun berkobar, menanamkan

Semangat tuk bibir kita bersentuhan

Kau begitu liar disetiap hisapan, sampai

Lipstikmu memudar, tapi api unggun terus menyala-berkobar

Dan kau bertanya:”begitu indah, apa ini cinta? “

Kutatap matamu dalam-dalam

Dan berkata:”cinta bukan keindahan, melainkan kesengsaraan”.

Annuqayah 24


Hampa

Hidup makin hampa

Apalagi saat malam

Sunyi melengking keras di dada

Deraskan darah dan jadi bara

Kulihat dadaku di kaca

Baca Juga :  Puisi-puisi Iyong

Tanpak luka menganga

Dan di dalamnya nampak juga

Wajahmu yang menyala-mengental

Lalu hilang

Ah!

Hidup makin hampa

Apalagi saat malam

Annuqayah 24


Catatan Tahun 2024

Angin berderu

Menderaikan pohon di sekitar

Di atas jalanan suram, dan di bawah lampu remang

Kuberjalan sendirian, di belakangku anjing

Menggonggong-menyalak. Kabut-kabut tebal menggantung

Di udara, dan perlahan turun ke wajah, menceritakan Romeo & juliet

Yang berpelukan di kuburnya. Kubertanya:”jika mereka hidup, apa mereka akan diberi tempat?”. Tak ada jawaban. Pertanyaan mati dibeku udara.

Baca Juga :  Antara Bola, Pencinta dan Kemanusiaan

Dan kubertanya lagi:”bagaimana dengan kita, apa bisa bersama?. Pun tak ada jawaban-sebab cinta adalah sebuah pengasingan.

Annuqayah 24


Surga

Di sini tangan dan kakiku kaku

Seluruh tubuhku beku

Mataku sebening kaca

Dan mulut diam tak bersuara

Dalam keadaan itu kubertanya

Tentang sorga yang diceritakan

Nu+Muhammadiyah, yang katanya

Penuh dengan air susu dan madu

Pun dengan buah-buahan beribu warna

Ditambah bidari berhias cahaya

Adakah Khofifah di sana?

Annuqayah 24


Situasi

Kutatap diriku dalam-dalam

Dan kutemukan luka

Baca Juga :  Puisi-puisi Khairul Yaqin Madura

Dengan darah yang mengucur Sangat deras

Bercampur nanah

Dan menjelma bara

Diriku bertanya: adakah yang salah?

Sebab di sini darah mengucur lebih deras,

Dan diriku berkaca di dalamnya

Tak ada yang kutemukan kecuali diriku

Yang menyedihkan

Lalu kutatap lebih dalam lagi

Berikutnya yang kutemukan adalah gelap

Yang kental, menebal, membuat segala tak dikenal

Dan diriku bertanya lagi: apakah ini hidup

Atau nyalak kematian?

Annuqayah 2024


*) Mahasiswa Universitas Annuqayah Guluk-Guluk, Sumenep, Madura, Jawa Timur

Berita Terkait

Puisi-puisi Heri Isnaini
Puisi-puisi Aljannah
Puisi-puisi Achmed Sayfi Arfin Fachrillah
Puisi-puisi Dian Chandra
Puisi-puisi Tan Pajar
Puisi-puisi Khairul Yaqin
Puisi-puisi Wail Arrifqi
Puisi-puisi Amanda Amalia Putri

Berita Terkait

Selasa, 6 Mei 2025 - 15:22 WIB

Puisi-puisi Heri Isnaini

Sabtu, 3 Mei 2025 - 10:04 WIB

Puisi-puisi Aljannah

Selasa, 29 April 2025 - 15:58 WIB

Puisi-puisi Achmed Sayfi Arfin Fachrillah

Senin, 28 April 2025 - 12:00 WIB

Puisi-puisi Dian Chandra

Senin, 28 April 2025 - 10:40 WIB

Puisi-puisi Tan Pajar

Berita Terbaru

Presiden Prabowo ditemani Mentri Amran di sebuah lahan pertanian (foto: ist)

Nasional

Di Era Presiden Prabowo, Serapan Beras Tertinggi dalam 58 Tahun

Selasa, 13 Mei 2025 - 07:32 WIB

for NOLESA.COM

Opini

Pesantren di Era Digital: Sebuah Catatan Sederhana

Minggu, 11 Mei 2025 - 11:04 WIB

Bupati Sumenep, Dr. H. Achmad Fauzi Wongsojudo menerima SK PAW dari Ketua MUI Jatim, KH. Hasan Mutawakil Alallah di Kantor MUI Jatim, Sabtu, 10/5/2025 (foto: ist)

Daerah

Bupati Sumenep Terima SK PAW

Sabtu, 10 Mei 2025 - 19:46 WIB