Pesan Untukmu (Ta); Perihal Harap yang Kau Genggam
Ta…!!!
Sudah sampai mana tubuh kau berkelana?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
riuh bersama anginnya
kini mulai menanyakan kabar.
Perihal harap yang kau simpan
pada teras bibir manismu
Ta…!!!
Mungkin secengkal kesal
sabar ku ikat
pada sebatang bambu
yang tak kenal usia
ketika badai menyapanya
Ta…!!!
Mungkin ini jalan terakhir
menuju taman yang kau singgahi.
Membiarkan burung-burung bercerita
pada sepetak danau yang madam kau selami.
Guluk-guluk, 21 Agustus 2024
Nona Bobo
Selamat malam Nona
selamat dan jangan lupa bobo
dengan tubuh telanjang
untuk membuka dan menerima
kisah-kisah baru
yang telah usai di tengah-tengah
punggung malammu
Selamat malam Nona
kala, yang katanya perih nan gigil
bergeming di sekujur tubuhmu
membiarkan kegaduhan datang dan pergi,
dengan sendirinya.
Namun, kau tetap diam dan tak bergerak, sekalipun!.
Selamat malam Nona
Hari esok, kau akan terbangun
dengan wajah-wajah tegang dan sigap.
meninggalkan jejak tawanan para Bandit
yang rela menggores tangannya sendiri
ketika arus mulai datang
menapaki asmaraloka
di sepanjang alur tubuhmu.
Guluk-guluk, 21 Agustus 2024
Kepada EL
EL…!!!
Apa kabar dengan perjalanmu?
kini semesta mulai paham
dengan bisiskan hujan kemarau
yang dulu kau harap dan kau ingat
EL…!!!
Apa kabar dengan perjalanmu?
sekarang, tumpukan duri-duri yang kau injak’
mulai rapuh
sebab bisiskan ranting-reranting
yang menjulang menghadap bianglala
mulai rapuh dan gugur satu-persatu
di ruang heningmu
EL…!!!
Terakhir, apa kabar dengan perjalananmu?
masih-kah kau menempuhnya?
atau terpaksa duduk, memeluk hina
tanpa kau asa.
Guluk-guluk, 21 Agustus 2024
Hanya Sebatas Ruang dan Waktu
Mungkin ruang ini cukup sempit
untuk menanam waktu
yang selama ini kau gaduh.
Sehelai rambutmu yang terpaksa ku tanam
tiap hari ku siram
dengan setetes air suci
yang lahir dari kecut keningmu
keesokan harinya,
mata mungil ini mulai terlelap
taman-taman yang kau wariskan
terpaksa ku biarkan
samar-samar waktu kesunyianmu secengkal layu
terkikis dan terkubur bentala
yang hinggap, lalu tumbuh
di tepi tamanmu
Sebelum azrail merampas jatahmu
izinkan ruang dan waktu mengelusnya
sebab, kau akan terlelap
akan bayang-bayang angin yang fana
menusuk matamu
Guluk-guluk, 21 Agustus 2024
Risalah Air Hujan
Hujan, terima kasih telah hadir
setetes air-mu telah mengubah takdir
sumpah-sumpah keagungan telah mati
di tengah-tengah lembaran almanak Tuhan
bunga-bunga keharuman yang dulunya ketiduran
kini hidup kembali
membalik semua kisah-kisah kefanaan
memulai perjalanan alur sejarah baru
suara-suara awan yang tak bisa aku sapa kembali
telah usai, di bawah irisan bentala semesta
pepohonan rindang di depan terasa keresahan
bercerita, mengadu dan mengeluh bersama nasibnya
Guluk-guluk, 25 Juli 2024 M.
Ilhmjyd Merupakan nama pena dari ILHAM JAYADI. Ia pertama kali melihat Alam di Desa Jenangger, Batang-batang, tepat pada tanggal 04 Bulan Maret Tahun 2007. Riwayat pendidikannya mulai dari TK. Nurul Hikmah, MI dan MTs. Nasy-’atul Muta’allimin hingga sekarang Ia berada di lingkungan Ponpes. Annuqayah tepatnya di daerah Lubangsa, dengan menduduki jenjang pendidikannya di SMA Annuqayah serta anggota aktif Komunitas Penyisir Sastra Iksabad (Persi).