Balada Penyair Tua
Hidupmu abu kelabu
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bagaikan kendil Maskumambang
Terjepit di celana
Kau biarkan aku
Memutuskan beberapa lembar
Kisah hidupmu yang terbakar
Altar-altar suci
Kini asik main sendiri
Kelana kembara doanya
Siapakah kamu yang bikin
Kita jadi budak
Mati membatu memucat
Inilah kisah picik
Supaya kamu mengerti
Kalau hidup dah suratan
Mati mau berkata
Kamu siapa pula
November 2022
Aku Tulis Pamflet
Aku tulis pamflet
Bahkan batukmu keras sekali
Sesakkan napasku
Beribu getar cintaku
Nyawaku mengambang
Serupa bulan angkasa
Kakiku terjepit di batuan
Mencekik tanganku
Melumat kuku ‘ku
Aku tulis pamflet ini
Meredakan api hatimu
Cemburu bulan dan burung
Tengah malam
November 2022
Bersamamu
(Saudaraku, adikku sendiri)
Kita ‘kan telah lewati hari
Malam cumbu rayu
Menepi bikin kita pucat biru
Kau matahari pantaskan
Mekar sudah meluapi cintaku
‘kan kau tinggikan semua
‘ku lebih tak berdaya
Sebab kau harapan semuaku
Semauku
Lelaki gagah hebat
Tiada terbilang kau punya
Miyalah segala perasaan
Kugantungkan harapan impian
Engkau bunga surga mekaran
Dikirim padaku seperti kebahagiaan
November 2022
Mendung
Aku anak manusia
Lahir di ranjang sama ibu
Walau habis berjuta udara
Beribu tanah, beribu kisah
Tak akan lenyapkan kita
Kita disusupi pilu kelabu
Hati kita pecah berdarah
Pada-Mu jua semula kini
Aku anak manusia
Dari gelap gugup derita
November 2022
Kiamat
Dengan seluruh pikiran
Aku gugup kuyup
Terjatuh aku dengan segala
Apa yang kau hujati padaku
Umur manusia sepertiga
Dari semua sia-sia
Sisanya seluruh ini adalah
Derita serta tertawa tanpa arah
Kamu pun tak kan paham
November 2022
Berpagut Sepi
Jika kau ‘kan inginkan aku pergi
Berpulang tak kunjung datang
Pastilah tabah ketakutan dan nyanyimu
Menunggu aku seperti katak tempurung
Lebar sayap patah hilang
Tumbuh berganti bagaikan badai pasir
Kini meronta aku lagi minta kau
‘kan kau apakan aku ini yang sedang begitu
November 2022