Yang Berlari di Belakang
Sesuatu menggeliat dalam dada kau. Ledakan tiba-tiba belajar merangkak tanpa melihat ke arah sebaliknya. Tuhan mencipta badai ketika mata sedang tidak menjadi dirinya.
Kata sifat di dada kau adalah keras kepala yang tak mudah mempersilahkan kedatangan. Dalam kepala kau kaki-kaki lain menggertak. Berjalan di gang sempit dan di pinggir tong sampah berisi kemungkinan-kemungkinan. Kaki kiri kau semakin membangun jarak dengan kaki kanan kau.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sesuatu yang sering kau jumpai di beranda rumah kau yang lain, tiba-tiba mencekik leher kau dan sesak nafas dan jadi kepingan dan tiada. Sesuatu yang dicipta ingatan ada masanya jadi kenangan dan berakhir ke bawah.
Hari-hari bersikeras membunuh kau. Di kepala kau sesuatu ingin meledak. Hari-hari berikutnya, waktu menggandeng tangan kau. Yang dekat di hari lalu, berubah jadi mimpi buruk hari ini.
Komunitas Persi 23
Jejakmu Kepunahan Segala Yang Tampak
Kepergian adalah petaka yang merubah segalanya hanya pantulan kepedihan. Sepanjang kesunyian memungut hari-hari penuh tanda tanya. Malam menyusun tubuhnya untuk hilang di siang yang asing. Kesepian di lantai pelan-pelan memecah dirinya menutup jendela, mengunci pintu, menghancurkan rumah sekaligus.
Hari-hari lusuh meringkus waktu di halaman, menyusun kembali kesedihan yang melebihi kebahagiaan kanitaur melihat masa depan. Di tempat jauh orang-orang sibuk merawat kenangan. Merayakan ketiadaan dirinya yang lain. Semua yang telah atau yang masih, perlahan membikin yang sedang mengecil, sebelum akhirnya tak berbentuk.
Komunitas Persi 23
Pengunjung
Resah mengetuk pintu
Setelah hari-hari yang lupa pada dirinya
Ia pulang dengan hujan
Yang menggenang di tubuhnya
Dan kemarau tiba-tiba lelap
Bersama matahari yang merah
Komunitas Persi 23
Dentuman
Ketika semua yang kau langitkan jatuh disekeliling kau. Benda-benda berkhianat. Kau hancur dari ledakan hari-hari yang berlari. Berusaha mengumpulkan abumu sendiri.Tiba-tiba takdir bersikeras menghantam langkah yang kau susun dari cermin di sekitar kau. Tak ada yang pantas di gelar, selain menghilang dari dunia dan kembali menyusun kepingan diri kau yang lain.
Komunitas Persi 23
Abd. Gafur Sajjad Alfarisi kelahiran Pulau Oksigen Gili Iyang Sumenep Jawa Timur. Bekerja sebagai pembaca di Komunitas Penyisir Sastra Iksabad (Persi). Saat ini ngopi, ngaji dan ngabdi di PP. Annuqayah Lubangsa. Merupakan mahasiswa Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) Fakultas Ushuluddin prodi Tasawuf Psikoterapi. Dapat di jumpai di Sajjech.10@yahoo.com dan Santre.noles@gmail.com