Puisi-puisi Abd Gafur Sajjad Alfarisi

Redaksi Nolesa

Minggu, 19 Mei 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi (Foto: pixabay)

Ilustrasi (Foto: pixabay)

Yang Berlari di Belakang

Sesuatu menggeliat dalam dada kau. Ledakan tiba-tiba belajar merangkak tanpa melihat ke arah sebaliknya. Tuhan mencipta badai ketika mata sedang tidak menjadi dirinya.

Kata sifat di dada kau adalah keras kepala yang tak mudah mempersilahkan kedatangan. Dalam kepala kau kaki-kaki lain menggertak. Berjalan di gang sempit dan di pinggir tong sampah berisi kemungkinan-kemungkinan. Kaki kiri kau semakin membangun jarak dengan kaki kanan kau.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sesuatu yang sering kau jumpai di beranda rumah kau yang lain, tiba-tiba mencekik leher kau dan sesak nafas dan jadi kepingan dan tiada. Sesuatu yang dicipta ingatan ada masanya jadi kenangan dan berakhir ke bawah.

Baca Juga :  Setelah Aroma Nafas Kita Berkawin : Puisi Norrahman Alif

Hari-hari bersikeras membunuh kau. Di kepala kau sesuatu ingin meledak. Hari-hari berikutnya, waktu menggandeng tangan kau. Yang dekat di hari lalu, berubah jadi mimpi buruk hari ini.

Komunitas Persi 23

Jejakmu Kepunahan Segala Yang Tampak

Kepergian adalah petaka yang merubah segalanya hanya pantulan kepedihan. Sepanjang kesunyian memungut hari-hari penuh tanda tanya. Malam menyusun tubuhnya untuk hilang di siang yang asing. Kesepian di lantai pelan-pelan memecah dirinya menutup jendela, mengunci pintu, menghancurkan rumah sekaligus.

Baca Juga :  Begadang

Hari-hari lusuh meringkus waktu di halaman, menyusun kembali kesedihan yang melebihi kebahagiaan kanitaur melihat masa depan. Di tempat jauh orang-orang sibuk merawat kenangan. Merayakan ketiadaan dirinya yang lain. Semua yang telah atau yang masih, perlahan membikin yang sedang mengecil, sebelum akhirnya tak berbentuk.

Komunitas Persi 23

Pengunjung

Resah mengetuk pintu

Setelah hari-hari yang lupa pada dirinya

Ia pulang dengan hujan

Yang menggenang di tubuhnya

Dan kemarau tiba-tiba lelap

Bersama matahari yang merah

Komunitas Persi 23

Dentuman

Ketika semua yang kau langitkan jatuh disekeliling kau. Benda-benda berkhianat. Kau hancur dari ledakan hari-hari yang berlari. Berusaha mengumpulkan abumu sendiri.Tiba-tiba takdir bersikeras menghantam langkah yang kau susun dari cermin di sekitar kau. Tak ada yang pantas di gelar, selain menghilang dari dunia dan kembali menyusun kepingan diri kau yang lain.

Baca Juga :  Puisi-Puisi Vera Nurfarhiyatin

Komunitas Persi 23


Abd. Gafur Sajjad Alfarisi kelahiran Pulau Oksigen Gili Iyang Sumenep Jawa Timur. Bekerja sebagai pembaca di Komunitas Penyisir Sastra Iksabad (Persi). Saat ini ngopi, ngaji dan ngabdi di PP. Annuqayah Lubangsa. Merupakan mahasiswa Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) Fakultas Ushuluddin prodi Tasawuf Psikoterapi. Dapat di jumpai di Sajjech.10@yahoo.com dan Santre.noles@gmail.com

Berita Terkait

Puisi-puisi Elmira Damayanti-Madura
Puisi-puisi Amanda Amalia Putri-Banyuwangi
Puisi-puisi Alexio Riqil Vitor-Madura
Puisi-puisi Moh. Aqil-Madura
Puisi-puisi A. Danial Matin-Madura
Puisi-puisi Ilham Jayadi-Madura
Ziarah-Puisi Abdullah Mamber-Madura
Puisi-puisi Khairul Yaqin Madura

Berita Terkait

Sabtu, 7 Desember 2024 - 07:43 WIB

Puisi-puisi Elmira Damayanti-Madura

Sabtu, 30 November 2024 - 07:34 WIB

Puisi-puisi Amanda Amalia Putri-Banyuwangi

Jumat, 22 November 2024 - 05:38 WIB

Puisi-puisi Alexio Riqil Vitor-Madura

Rabu, 13 November 2024 - 08:56 WIB

Puisi-puisi Moh. Aqil-Madura

Selasa, 12 November 2024 - 06:15 WIB

Puisi-puisi A. Danial Matin-Madura

Berita Terbaru

Elmira Damayanti (kolase foto nolesa.com)

Puisi

Puisi-puisi Elmira Damayanti-Madura

Sabtu, 7 Des 2024 - 07:43 WIB