Mereka Belum Siap!
Pagi ini riuh dengan celoteh anak-anak
Mereka tertawa, menanggalkan beban
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menapaki jejak-jejak pertiwi
Tiada tampak kerut di keningnya
Membawa keceriaan, wajah tersenyum
Udara pagi masih mereka hirup
Namun ada yang pelik di punggungnya
Saat nanti semesta membuka rahasia
Tentang gempuran dinamika dunia
Serupa pulau-pulau di timur itu
Yang akan tenggelam
Kemudian hutan tak lagi hijau
Mereka belum saatnya dikeruk isi kepalanya
Jika kelak tanah air tercinta
Jatuh ke tangan yang salah
Subang, 8 Juni 2025
Retorika Malam
Kala terbangun tengah malam
Ada segumpal memoar hitam mendera benak
Penuh riak membuyarkan nalar
Terlihat di layar-layar masa depan
Ambigu terdistorsi fantasi memabukkan
Dijejali manisnya regukan janji
Suara-suara binatang bersahutan
Disusul lengkingan tangis bayi
Membentuk partitur irama musik
Rupanya perut tidak terisi cukup
Sang ibu dengan cekatan menyusui
Ia menahan rasa kantuk tiada kira
Malam membunuh harapan esok hari
Menyuguhkan retorika sandiwara paling drama
Gelap pekat membenam cahaya rembulan
Hujan pun datang menyapa
Menyisakan genangan tanya
Subang, 27 Januari 2023
Simbiosis
Pucuk-pucuk melati
Mekar tersorot mentari pagi
Seakan memanggil-manggil
Di taman yang asri
Ia begitu ranum tertiup angin
Memamerkan warna memesona
Memikat gerombolan kumbang
Kemudian hinggap menghisap sari-sari
Subang, 23 April 2022
Burung-burung Puisi
Kutelusuri padang aksara
Rupanya rimbun hijau pepohonan
Bertengger burung-burung nan cantik
Riuh senandung berirama mayor
Perihal untaian histori juang
Menembus palung terdalam
Mereka bukan sekadar merdu bertutur
Tuai adab pada keturunannya
Namun elok menyulam sutera di pakaian
Menjahit lukanya sendiri
Burung-burung itu pun bersukacita
Bersama mengarungi hamparan kata
Mengerami anak puisi yang kelak terbang
Dekap erat dalam satu frekuensi saling
Subang, 23 Maret 2024
Lalai
Semua tentang bercak-bercak noda
Dari pergolakan hidup
Kata-kata yang terlontar terlanjur mengudara
Menjurai prahara; menganga
Sehabis pedang mengiris hati.
Aku seperti ditampar bayangan di cermin
Menguar akumulasi penyesalan
Tak menjaga lisan
Sebelum waktu menggilas jiwaku
Subang, 3 April 2025
*Dewis Pramanas. Lahir di Subang 01 Maret 1987 dengan nama Dede Wisnu Pramanas, seorang Guru di SD Negeri Ciberes, Subang Jawa Barat, ia gemar menulis puisi dan bermain musik, aktif bergiat di komunitas literasi KPPJB, Asqa Imagination School (AIS) Lisangbihwa Subang, Competer Indonesia, Migospecta Internasional, Buku puisi tunggalnya berjudul Perindu Hujan (2021), buku antologi puisi duet Aksara Hati Double D (2020), Beberapa karya puisinya juga tersiar di media daring diantarnya: Tirastime, Ngewiyak, Mbludus, Negerikertas, Riau Sastra, Dermaga Sastra, Majalah Digital Apajake, Elipsis, Migospecta Internasional, Jurnal Puisi Cinta, Bisa temukan jejaknya di akun media sosial pribadinya. IG: @dewispramanas