Pemilu: Partai Sibuk, Rakyat Santai

Sujono

Jumat, 24 November 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sujono (Foto: dokumen pribadi)

Sujono (Foto: dokumen pribadi)

Oleh SUJONO*

Sibuk atau tidak sibuk, santai atau tidak santai, Pemilu tetap akan menggerakkan roda perekonomian Indonesia selama tahun 2024.

Argumentasinya adalah, belanja dari para kandidat, baik berupa “orang” maupun partai yang saling berebut popularitas akan ber-promosi lewat berbagai cara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Inilah pesta rakyat yang paling boros, karena banyaknya calon yang ditawarkan dan menawarkan diri.

Bukan hanya pemilih yang puyeng tujuh putaran. Membayangkan hiruk-pikuknya tempelan gambar partai dan gambar orang di jalanan; di pohon-pohon, di lorong-lorong gang, di bantaran kali, bahkan di jidat para supporter, rasanya kepala ini pening bertingkat-tingkat, sepening para calon itu sendiri.

Baca Juga :  Bagaimana Kalau Mekkah Dijadikan Emas

Di perempatan jalan yang strategis, bisa terpajang puluhan gambar orang calon. Itu baru tingkat Kabupaten.

Sementara masih banyak pemilih yang tidak mengenal calon yang akan dipilih. Mungkin kenal namanya, tapi tak tahu wajahnya. Atau, tahu wajahnya, tapi tidak paham kepribadiannya, jatidirinya, kapasitasnya, apalagi motivasinya mencalonkan diri sebagai wakil rakyat.

Mereka juga tidak mengerti cara para caleg itu lolos hingga dicalonkan oleh suatu partai; apakah dengan cara yang wajar atau “wajar” dengan tanda kutip (baca: jumlah kutipannya tidak diketahui).

Baca Juga :  Keluar dari Politik Subjektivitas

Sudah banyak upaya untuk mengingatkan agar rakyat berhati-hati dalam memilih.

Bila pilihan-pilihan itu dikaitkan dengan kemampuan dan kapasitas pribadi calon, maka memilih secara tepat menjadi pekerjaan sulit.

“Jadi, Pemilu jangan sampai menyibukkan rakyat, menambah beban pikiran mereka yang setiap harinya sudah menanggung beban hidup untuk makan karena sulitnya mencari nafkah untuk keluarganya”

Bagi rakyat kecil semacam saya yang hidupnya sudah sulit, tambahan persoalan rumit tidaklah menarik.

Baca Juga :  Al-Qur’an dan Arti Membaca

Bagi yang sejak semula memang tidak serius dalam memilih, akan memilih untuk tidak memilih karena tidak menemukan calon yang dikenali dan bebas masalah.

Mereka (para calon wakil rakyat) itu akan mendapatkan keuntungan langsung setelah dipilih. Sementara rakyat harus menunggu 5 tahun untuk mengetahui apakah pilihannya itu tepat atau keliru.

Jadi, Pemilu jangan sampai menyibukkan rakyat, menambah beban pikiran mereka yang setiap harinya sudah menanggung beban hidup untuk makan karena sulitnya mencari nafkah untuk keluarganya.

Wallahu a’lam….

Berita Terkait

Membaca Manuver Mas Wapres
Tahan! Jaga Diri dari Sembarangan Menuduh dan Menyebarkannya
Serba-serbi Guru
Titik Krusial; Jangan Paksakan Anakmu untuk Menjadi Seperti Kamu
Hari Ayah Takkan Terlewatkan Begitu Saja
Musibah dan Penderitaan Merupakan Cara Allah Untuk Menyempurnakan Ciptaan-Nya
Bulan Muhammad SAW: Pemimpin yang Adil Mutiara yang Hilang
Bulan Muhammad SAW: Kelanggengan dan Kemusnahan Agama

Berita Terkait

Jumat, 20 Desember 2024 - 18:28 WIB

Membaca Manuver Mas Wapres

Jumat, 20 Desember 2024 - 09:42 WIB

Tahan! Jaga Diri dari Sembarangan Menuduh dan Menyebarkannya

Selasa, 26 November 2024 - 15:00 WIB

Serba-serbi Guru

Jumat, 22 November 2024 - 05:18 WIB

Titik Krusial; Jangan Paksakan Anakmu untuk Menjadi Seperti Kamu

Selasa, 12 November 2024 - 07:29 WIB

Hari Ayah Takkan Terlewatkan Begitu Saja

Berita Terbaru

Ilustrasi (pixabay/nolesa.com)

Puisi

Puisi-puisi Tundra Alif Juliant

Rabu, 25 Des 2024 - 08:36 WIB