Oleh: Sujono
(Penulis lepas tinggal di Satelit Sumenep)
Suatu hari, Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib, memasuki pasar dengan cambuk di tangannya. Dia berkeliling sambil berseru; “Wahai para pedagang, ambillah hak kalian dan tunaikanlah hak orang lain, maka kalian akan selamat. Janganlah kalian menolak laba yang sedikit sehingga kalian terhalang dari laba yang banyak”.
Tidak jauh dari pandangannya, Ali melihat seorang laki-laki yang tengah berkisah (ceramah). Maka sang Amirul Mukminin berkata; “Apakah engkau akan mendongeng, sementara kita masih dekat dengan zaman Rasulullah Saw?.
Aku akan bertanya kepadamu, kata Ali selanjutnya, bila bisa menjawab, engkau selamat. Jika tidak, kau akan aku cambuk. Dengar pertanyaanku; “Apakah yang bisa menyelamatkan agama, dan apa yang bisa merusaknya?.
Laki-laki muda itu dengan penuh santun dan tawadhu’ bertutur; “Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya yang dapat menyelamatkan agama adalah sifat Wara’, dan yang dapat merusak agama adalah sifat Tama’.
Mendengar jawaban laki-laki itu, sang Khalifah Ali bin Abi Thalib, bertutur; “Benar engkau, wahai anak muda. Orang sepertimu layak untuk berkisah (berceramah) di hadapan orang banyak”. (Diadaptasi Dari Kumpulan Kisah Khalifah Ali bin Abi Thalib).
Sungguh menakjubkan! Betapa berbedanya dengan apa yang kita saksikan dari para penceramah hari ini.
Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad.