Al-Qur’an dan Arti Membaca

Khalilullah M.Ag.

Rabu, 27 Oktober 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi via pixabay.com

Ilustrasi via pixabay.com

Kitab terakhir orang Islam yang hingga kini masih eksis dan dibaca setiap waktu adalah Al-Qur’an. Itu merupakan kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. sebagai nabi terakhir.

Al-Qur’an merupakan suatu nama yang terambil dari kata kerja qara’a yang pada mulanya berarti menghimpun. Apabila ada serangkaian huruf atau kata kemudian rangkaian tersebut diucapkan, maka yang demikian itu adalah menghimpunnya yakni membacanya.

Terlepas dari asal kata Al-Qur’an tersebut penting, kita menggarisbawahi bahwa membaca adalah suatu aktivitas yang dibutuhkan guna menghindar dari jerat kebodohan. Al-Qur’an dengan makna membaca telah terekam dalam surah al-Alaq ayat 1: Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan.

Ayat 1 tersebut merupakan di antara sekian ayat yang diturunkan pertama kali kepada Nabi Muhammad Saw. di gua Hira.

Prof. Quraish Shihab menulis dalam Tafsir Al-Mishbah, bahwa ayat tersebut tidak menyebut objek bacaan, sementara Jibril as. tidak membacakan satu teks tertulis, sehingga beliau tidak bisa menjawab pertanyaan: Ma aqra’/Apakah yang saya harus baca?

Peristiwa turunnya ayat ini mengajarkan kita beberapa hal. Di antaranya, pendidikan dan pembelajaran membaca guna menjalani hidup. Sebab, membaca itu dapat menata cara berpikir yang kemudian menjelma menjadi perilaku.

Kita bisa melihat para ulama/cendekia yang banyak berkarya. Semisal, Al-Ghazali yang menyelami aneka ilmu pengetahuan: teologi, filsafat, hingga tasawuf. Demikian, Imam Syafi’ie yang dikenal alim dan pakar pelbagai ilmu, yaitu ilmu fikih, usul fikih, tafsir, dan lain-lain.

Baca Juga :  Alasan Kita Bertuhan

Beberapa pakar tersebut hanya sebatas contoh yang dapat saya ungkap. Sejatinya, masih banyak pakar yang selevel dengannya.

Mereka menjadi demikian bukan sebuah kebetulan, melainkan melalui proses membaca yang dilalui semaksimal mungkin. Sehingga, setelah berpayah-payah, mereka tinggal menikmati hasilnya.

Al-Qur’an pun demikian. Kalamullah ini bukan hanya sebatas dijadikan pajangan/hiasan, tetapi juga dibaca ayat demi ayat, baik setiap waktu, setiap hari, ataupun di kala sempat.

Lebih dari itu, Al-Qur’an ditelaah pesan-pesan yang tersurat. Hal ini tidak mudah. Hanya orang yang berbekal pengetahuan mumpuni yang dapat menyelami pesan-pesan ini. Mereka adalah mufasir (reader).

Baca Juga :  Kritik Adalah Harga Diri Kita

Sebut saja, Ath-Thabari melalui Jami’ al-Bayan, Fahruddin Ar-Razi dalam Mafatih al-Ghaib, Wahbah Az-Zuhayli dengan Al-Tafsir al-Munir, Buya Hamka atas Tafsir al-Azhar, dan beberapa mufasir yang lain.

Yang awam dan belum mampu menjadi mufasir dicukupkan membaca tafsir-tafsir karya mereka. Sebab, tafsir ini banyak membantu kita yang kurang mampu memahami pesan Allah Swt. tanpa ijtihad.

Nah, bila Al-Qur’an hadir kemudian disambut dengan semangat kita membaca dan menelaahnya, maka tercapailah pesan-pesan Allah Swt. yang tersurat.

Merekalah yang termasuk orang-orang beruntung.[] Shallallah ala Muhammad.

Berita Terkait

Akhir dari Presidensial Threshold
Catatan Pengujung Tahun 2024
Isu Politisasi Hukum dan Marwah Penegakan Hukum Kita
Kritik Adalah Harga Diri Kita
Membaca Manuver Mas Wapres
Tahan! Jaga Diri dari Sembarangan Menuduh dan Menyebarkannya
Serba-serbi Guru
Titik Krusial; Jangan Paksakan Anakmu untuk Menjadi Seperti Kamu

Berita Terkait

Selasa, 7 Januari 2025 - 05:10 WIB

Akhir dari Presidensial Threshold

Selasa, 31 Desember 2024 - 15:44 WIB

Catatan Pengujung Tahun 2024

Senin, 30 Desember 2024 - 20:43 WIB

Isu Politisasi Hukum dan Marwah Penegakan Hukum Kita

Kamis, 26 Desember 2024 - 16:00 WIB

Kritik Adalah Harga Diri Kita

Jumat, 20 Desember 2024 - 18:28 WIB

Membaca Manuver Mas Wapres

Berita Terbaru

Nasional

Gelar Raker, Lakpesdam NU Depok Canangkan Program Strategis

Sabtu, 18 Jan 2025 - 19:10 WIB

Opini

Membumikan Nilai-nilai Aswaja di Kalangan Gen Z

Jumat, 17 Jan 2025 - 17:54 WIB

Raline Rahmat Shah (Raline Shah) Stafsus Bidang Kemitraan Global dan Edukasi Digital Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) RI (Foto: IG @ralinshah)

Nasional

Alasan Pengangkatan Raline Shah sebagai Stafsus Kemkomdigi

Jumat, 17 Jan 2025 - 07:57 WIB

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) RI, Meutya Hafid (Foto: IP/nolesa.com)

Nasional

Luncurkan e-Katalog Prangko 2025, Begini Kata Menteri Meutya

Kamis, 16 Jan 2025 - 09:30 WIB