Ujung Tanduk Bahasa Daerah di Era Globalisasi

Muhammad Dzunnurain

Senin, 21 November 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Happy Teens Jumping on Trampoline, Friends Cheering. Young People Having Fun Jump and Bouncing, Spare Time, Activity, Amusement Park, Corporate Party Entertainment. Cartoon Flat Vector Illustration

Happy Teens Jumping on Trampoline, Friends Cheering. Young People Having Fun Jump and Bouncing, Spare Time, Activity, Amusement Park, Corporate Party Entertainment. Cartoon Flat Vector Illustration

Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari, dengan berbahasa kita dapat berinteraksi dengan mahluk sosial. Berbagai macam bahasa di belahan dunia mereka berbahasa dengan bahasanya masing-masing baik itu bahasa daerah, nasional, maupun internasional.

Di Indonesia sendiri terdapat banyak bahasa daerah walaupun bahasa Indonesia sendiri menjadi bahasa nasional. Banyaknya bahasa Indonesia dalam Ethonologi : Language of The Word (2005), di kemukakan bahwa di Indonesia terdapat 742 bahasa. Oleh karenanya dari berbagai macam bahasa baik itu daerah, nasional sampai internasional itu memiliki derajat yang sama bagi mereka yang menggunakannya.

Baca Juga :  Ketika Kemajuan Teknologi Malah Mendorong Kemunduran Logika

Setiap suku di Indonesia memiliki bahasa daerah masing-masing, karena bahasa daerah itu sebagai identitas etnis. Namun di era globalisasi ini dengan semakin canggihnya teknologi yang berkeliaran di sekitar kita, banyak orang-orang mengubah tata cara berkomunikasi. Lama kelamaan dengan tanpa disadari bahasa daerahnya semakin diabaikan. Sehingga bahasa daerah kita semakin melemah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Semakin banyak berkembangnya teknologi, juga banyak seseorang yang mudah terpengaruh dengan bahasa-bahasa moderen saat ini. Di sebabkan dengan adanya faktor kurangnya kesadaran, sehingga dapat menghilangnya nilai-nilai bahasa dan budaya mereka. Secara tidak sadar mereka telah melupakan bahasa daerah mereka sendiri.

Baca Juga :  Etika dan Politik

Peran generasi saat ini sangatlah penting untuk merawat bahasa dan budayanya masing-masing. Karena seiring berkembangnya teknologi saat ini, banyak generasi muda yang telah mengabaikan bahasa daerahnya, sehingga bahasa daerah mulai jarang digunakan.

Dalam situasi saat ini sangatlah penting adanya kesadaran untuk mengantisipasi kepunahan bahasa daerah. Karena peran generasi saat ini harus menjadi panutan untuk generasi selanjutnya dalam mempertahankan bahasa daerahnya.

Baca Juga :  Childfree dan Rahasia Awet Muda Gitasavitri

Oleh karena itu, alangkah baiknya peran generasi saat ini untuk tetap menjaga bahasa daerahnya masing-masing. Apapun alasan dan kendala yang dihadapi, para generasi muda ini wajib melakukan upaya untuk mempertahankan bahasa daerahnya. Dan tetap berusaha untuk menjadikan bangsa Indonesia yang mampu menggunakan lebih dari dua bahasa. Salah satunya Bahasa Indonesia sebagai Bahasa persatuan dan Bahasa Daerahnya sendiri. Ingat, bahasa daerah adalah warisan leluhur budaya bangsa yang seharusnya kita jaga dan kita terapkan.

 

Berita Terkait

Ketika Kemajuan Teknologi Malah Mendorong Kemunduran Logika
Demokrasi Sehat, Rakyat Berdaulat: Menuju Sumenep Bermartabat
Menanamkan Nilai
Anies Baswedan dan Partai Baru
Refleksi HUT RI Ke-79: Mengapa Bung Karno Memilih Bentuk Negara Kesatuan?
KPK dalam Jeratan Desentralisasi Korupsi
Dilarang Membuang Sampah di Sini
Cegah Politik Uang dalam Pilkada 2024

Berita Terkait

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:16 WIB

Ketika Kemajuan Teknologi Malah Mendorong Kemunduran Logika

Selasa, 12 November 2024 - 06:56 WIB

Demokrasi Sehat, Rakyat Berdaulat: Menuju Sumenep Bermartabat

Jumat, 25 Oktober 2024 - 06:48 WIB

Menanamkan Nilai

Selasa, 3 September 2024 - 08:59 WIB

Anies Baswedan dan Partai Baru

Sabtu, 17 Agustus 2024 - 10:13 WIB

Refleksi HUT RI Ke-79: Mengapa Bung Karno Memilih Bentuk Negara Kesatuan?

Berita Terbaru

Ilustrasi (pixabay/nolesa.com)

Puisi

Puisi-puisi Tundra Alif Juliant

Rabu, 25 Des 2024 - 08:36 WIB