Spirit Kemanusiaan Gus Dur

L Rahman

Selasa, 21 Desember 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Judul : Ajaran-Ajaran Gus Dur

Penulis : Nur Kholik Ridwan

Penerbit : Noktah

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Terbit : Pertama 2019

Tebal : 180 halaman

ISBN : 978-602-5781-62-9

Dikatakan, bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan paling sempurrna. Memuliakannya berarti juga memuliakan Tuhan. seterusnya, merendahkan dan menistakannya berarti juga merendahkan dan menistakan Tuhan. Kemanusian merupakan cermin ke Tuhanan.

Menurut Gus Dur, Semantap apa pun seseorang melafalkan kalimat tauhid, namun belum bisa memberikan rasa keadilan dan kemaslahatan bagi umat manusia. Ketauhidannya perlu dipertanyakan. Sebab, ketauhidan yang bersifat Ilahi ialah ketauhidan yang diwujudkan dalam perilaku dan perjuangan sosial, politik, ekonomi dan kebudayaan dalam menegakkan nilai-nilai kemanusiaan.

Menegakkan keadilan dan kesetaraan adalah sarat mutlak untuk memuliakan manusia. Karena dengan tegaknya keadilan dan kesetaraan, manusia akan diperlakukan sama, tak ada diskriminasi dan eksploitasi kemanusian. Keadilan dan kesetaraan disini menyangkut aspek-aspek  keseimbangan dan kelayakan hidup. Ada pun cara yang dapat dilakukan ialah dengan melawan sistem monopolistik yang eksploitatif, baik dengan gerakan struktural atau tidak.

Baca Juga :  10 Buku Hukum Karya Ahli yang Wajib Dibaca Mahasiswa Hukum

Sejurus kemudian, bapak pluralisme ini juga menerangkan, bahwa perjuangan kemanusian tidak boleh  terbatas pada kelompok, suku dan agama. Sebab, semua “sama”—selama ia bernama manusia. Sebagai salah satu contoh, Gus Dur, pernah menyerukan adanya pemulihan kepada mereka yang dikorbankan dibalik tragedi 1965. Dan juga pada mantan tahanan politik (tapol) NII-DI/TII yang menjadi korban ketidakadilan. Dalam konteks ini, yang dibela bukan pahamnya, tetapi sisi dan martabat kemanusian yang ada pada diri mereka (hlm  49).

Lebih-lebih, di tengah riuhnya pembentukan Negara Islam, yang dicita-citakan menjadi era kebangkitan Islam. Sontak Gus Dur menjadi orang pertama yang tidak setuju. Dalam hal ini Gus Dur berkata, “Yang disebut kebangkitan Islam bukanlah pada saat Islam menjadi sitem sebuah negara. Tetapi, apabila kaum muslimin “Mampu merumuskan kembali arti dan hikmah ilmu pengetahuan bagi kehidupan. Itulah kebangkitan Islam (hlm 110).

Baca Juga :  The Passions of The Soul

Sepanjang hidupnya, Gus Dur mengambil jalan ini. Misi memperjuangkan kemanusian ia tuangkan dalam perjuangannya sebagai ketua umum PBNU, Presiden, ketua Forum Demokrasi  dan sampai pada perbincangannya dengan guru-guru tarekat dan serta dalam diskusi-diskusi dengan para murid.

Gus Dur merangkul semua golongan, baik ia kaum fakir miskin, gembel, dan orang-orang pinggiran; membela hak-hak berbicara dan berkeyakinan mereka. Tindakan-tindakan tersebut adalah cerminan dari semangat pembelaan Gus Dur terhadap manusia dan kemanusiaan yang mengewajantah dalam dirinya, bahwa pembelaan demikian adalah bagian dari pembumian tauhid yang diyakininya (hlm 44).

Begitulah spirit kemanusian Gus Dur, yang senantiasa patut kita teladani dalam menjalani hdup. Sebagai seorang muslim; penganut agama mayoritas. Ia juga selalu berusaha keras memperkenalkan Islam yang rahmatan lil alamin, cinta perdamaian, tidak keras dan menindas agama atau kelompok minoritas. Putra dari salah satu anggota perumus Pancasila (Wahid Hasyim) ini yakin, bahwa agama hadir untuk memelihara martabat manusia.

Baca Juga :  Menjadi Perempuan Kuat di Era Birokrat

Buku ini adalah salah satu di antara buku-buku seputar Gus Dur yang menarik untuk dibaca. Jika K.H. Husein Muhammad dalam bukunya Samudra Kezuhudan Gus Dur menerangkan tentang kepribadian Gus Dur yang sufi. Maka, dalam buku setebal 180 halaman ini, kita akan dipertemukan dengan bentuk dan implementasi dari kesufian Gus Dur itu sendiri.

Dengan menghadirkan sosok Gus Dur yang sederhana, penyabar dan penuh kasih sayang pada sesama. Penulis ingin memberi tahu pada pembaca, bahwa dalam menjalani hidup, prinsip mengasihi dan menyayangi sesama harus selalu di kedepankan.

Berita Terkait

Jalan Damai Rasulullah Menjadi Rahmat bagi Semua
10 Buku Hukum Karya Ahli yang Wajib Dibaca Mahasiswa Hukum
Sejarah Lengkap Islam di Jawa
Kristalisasi Gagasan untuk Indonesia Merdeka
Zakat dalam Dinamika Zaman
Islam Observed: Religious Development in Morocco and Indonesia
Kosmologi dalam Perspektif Islam
Lembar yang Mengetuk Hati dan Jiwa

Berita Terkait

Sabtu, 14 Oktober 2023 - 20:42 WIB

Jalan Damai Rasulullah Menjadi Rahmat bagi Semua

Minggu, 27 Agustus 2023 - 19:30 WIB

10 Buku Hukum Karya Ahli yang Wajib Dibaca Mahasiswa Hukum

Minggu, 21 Agustus 2022 - 07:07 WIB

Sejarah Lengkap Islam di Jawa

Rabu, 17 Agustus 2022 - 05:00 WIB

Kristalisasi Gagasan untuk Indonesia Merdeka

Minggu, 19 Juni 2022 - 10:32 WIB

Zakat dalam Dinamika Zaman

Berita Terbaru

Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman (Foto: ip/nolesa.com)

Nasional

Pemerintah Jamin Harga Beras Stabil Hingga Ramadan 1446 H

Selasa, 4 Feb 2025 - 22:03 WIB

Nelly Farraniyah (Foto: dokumen pribadi untuk nolesa.com)

Sosok

Pengalaman Hobi Jadi Motivasi Profesi

Selasa, 4 Feb 2025 - 18:26 WIB