Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara Maluku Utara

Redaksi Nolesa

Minggu, 26 Mei 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi (pixabay)

Ilustrasi (pixabay)

Memesan Takdir

Lima jengkal dari bahasa tubuh telah menuhankan masa depan—gagas lirik, gagas puitik; Tuan-tuan takdir!

Dan atas ketentuan izin paduka

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kami..

Sebagai anak-anak yang berperan diri dalam tri garda pakta membuka:

(Konfirmasi-aktivasi-pengesahan)

(Konfirmasi-aktivasi-pengesahan)

(Konfirmasi-aktivasi-pengesahan)

Dan sederet kawanan berjejer di museum pengarsipan

Dan segerombol aksara memperbarui laman kata lewat kode bar

Bahasa pena melalui bahasa cetak

Bahasa cetak melalui bahasa pemrograman

Bahasa pemrograman melalui bahasa hologram

Bahasa hologram melalui bahasa-bahasa yang dinamis bergerak kemajuan

Di sini, kami akan tuliskan hingga huruf menuju simbol-simbol titik—penghabisan!

2023

Kastawa

Melengung; degup jantung mengeja

Baca Juga :  Kemana Rasa ini Harus Ditautkan

merasa, nelangsa bingung meneja

merundung-menggulung Tidung bahasa

mendaga senjata bala-laksamana

Malakat terbabat derajat pelayat

Menggunung relung-rimbun; bertimbun

menggaung; renggu badan kendaraan

merenung; bendung andung nun kidung

mengandung lawa celaga Telaga

Paria dula; duka menyara.

2023

Untuk Tiba di Tujuan

Untuk tiba di tujuan, kita harus membeli udara di siang bolong, memang iklim suka mati dalam bulu hidung, menyaring bercampur-baur polusi kendaraan. bernapas melalui penyulingan batu bara. varian masker selain virus di sekitar kita, diam-diam bermutasi entah menjadi wujud apa. untuk tiba di tujuan, kita perlu scan identitas; agar mendapat selang gratis dan saturasi oksigen bersih.

Baca Juga :  Puisi-Puisi Riska Widiana

2023

Makam Kendaraan

Mayat-mayat mobil terkapar

Bangkai-bangkai motor tergeletak

Di tanah kering, nyawa manusia meledak

Semua yang tak terlihat, telah diselimuti keraguan dan semak belukar

Ular-ular bersarang, burung-burung bersangkar

Melihat ada ekosistem di luar sana, seperti mengumpulkan massa binatang

yang menolak masa depan

Di ujung kicauan gagak

Mereka melakukan rituil

Semacam kematian;

Tentang larangan-larangan manusia robotika

Perlawanan ekologi dengan teknologi saling bertubrukan

Hukum alam itu akan selalu datang

Ia akan bangkit. Lalu mendominasi. Dan Seterusnya.

2023

Gedung Kesenian di Kota Pembual

Sebuah panggung nihil orkestra. Para musisi luntang-lantung mengumpulkan bekas-bekas alunan lagu di telinganya. Gagasannya bermulut besar; tumpat di tempat.

Baca Juga :  Puisi Yanuar Abdillah Setiadi

Di pintu masuk, tercium bau busuk. Seorang maestro terbuai eksistensi. Ia meninggi karena berbeda. Merasa orang asing beribu-ribu manusia, dan melupa utang budi di sekitarnya.

Kemudian mereka bernyanyi tentang kesedihan. Kesakitan hati yang berbekas. Tetapi audiens tak mendengar makna batin, melainkan suara mikrofon yang terbanting ke dasar lantai. Kosong.

2023


Rifqi Septian Dewantara asal Balikpapan, Kalimantan Timur Mei 1998. Karya-karyanya pernah tersebar di beberapa media online dan buku antologi puisi bersama. Kini, bergiat dan berkarya di Halmahera, Maluku Utara. Bisa disapa melalui Facebook: Rifqi Septian Dewantara

Berita Terkait

Puisi-puisi Tundra Alif Juliant
Puisi-puisi Qudwatul Imamah-Madura
Puisi-puisi Elmira Damayanti-Madura
Puisi-puisi Amanda Amalia Putri-Banyuwangi
Puisi-puisi Alexio Riqil Vitor-Madura
Puisi-puisi Moh. Aqil-Madura
Puisi-puisi A. Danial Matin-Madura
Puisi-puisi Ilham Jayadi-Madura

Berita Terkait

Rabu, 25 Desember 2024 - 08:36 WIB

Puisi-puisi Tundra Alif Juliant

Kamis, 12 Desember 2024 - 08:30 WIB

Puisi-puisi Qudwatul Imamah-Madura

Sabtu, 7 Desember 2024 - 07:43 WIB

Puisi-puisi Elmira Damayanti-Madura

Sabtu, 30 November 2024 - 07:34 WIB

Puisi-puisi Amanda Amalia Putri-Banyuwangi

Jumat, 22 November 2024 - 05:38 WIB

Puisi-puisi Alexio Riqil Vitor-Madura

Berita Terbaru

Ilustrasi (pixabay/nolesa.com)

Puisi

Puisi-puisi Tundra Alif Juliant

Rabu, 25 Des 2024 - 08:36 WIB