Puisi-puisi Khairul Yaqin

Redaksi Nolesa

Selasa, 9 Juli 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Khairul Yaqin (Foto: dokumen pribadi)

Khairul Yaqin (Foto: dokumen pribadi)

Jarum Terakhir

Jarum terakhirmu

Mengembara butir-butir

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mutiara memecah pandanganku

Teringat sinar lampu tuhan waktu itu,

Dan setangkai bungamu menalari kayu rindu

Diwaktu deretan orang sedang memanen

Kebahagian dan keberuntungan

Aku harus bagaimana?

Cara mencekek bunga Melati

Dengann secarik tenang dalam diri

Atau aku harus meniti kenangan

Diatas genangan air luka

Diam sambil menelan “puisi rindu”

Annuqayah, 24 juni 2024

Perempuan Batuputih

:mhdy

Tiap guyuran hujan mengembara

Baca Juga :  Kata(nya) Merdeka

Di tubuh batu tak sempat kubaca.

Seorang Perempuan sedang menuliskan

Sajak pada lengkuk matanya

Air mengalir, mencari embun tak sempat

Mengkristal.

Dibalik hatinya, rindu menderu dalam bait puisi

Lalu ia melepaskan sajak-sajaknya pada laut

Diatas pasir hitam.

Ia sambil menari diantara gelombang

Dengan tatapan melayang

Pada bayangan kasih di taman sebelah

Barangkali dia sudah tahu bahwa dirinya hal

Yang sama mencintai dalam sanubari di takdir satu hati.

Annuqayah, 25 juni 2024

Baca Juga :  Puisi-puisi Ilham Wiji Pradana

Sebelum Tidur

Tak sempat ku ucapkan

Selamat tidur pada diriku.

Saat tangkai bunga layu Bersama rindu

Diatas bebatuan yang selalu menjadi

Tempatku mengadu

Mengadu tentang diriku yang bisu.

Annuqayah 27 juni 2024

Ingin Aku Melompat Ke Dasar Sungai Dadamu

Ingin aku melompat ke dasar Sungai dadamu

Untuk mengecup denyut nadi dan detak jantungmu.

Malam kelam dalam gelombang mimpi

Mengajakku bercerita tentang laut

Sungai di dadamu bergelora rindu

Ingin aku melompat ke dasar Sungai dadamu

Baca Juga :  Puisi-puisi A. Daniel Matin Madura

Tenggelamkan aku ke ujung nafasmu

Dalam pelukan takdirmu

Annuqayah 30 juni 2024

Rindu itu Seperti Waktu

Lama sudah tak meliahat

Burung camar bercerita pada batu,

Di saat senja terbawa angin

Ke tempat penaungannya.

Bayang-bayang kekasihnya menangis

Pada bibir Pantai.

Di kelopak bunga yang masih kuncup

Yang akan selalu menyertai aroma kasih.

Annuqayah, 30 juni 2024


Khairul Yaqin merupakan mahasiswa aktif Universitas Annuqayah Guluk-Guluk, Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Berita Terkait

Puisi-puisi Khalil Satta Èlman
Puisi-puisi Cahaya Daffa Fuadzen
Puisi-puisi Ilham Wiji Pradana
Puisi-puisi Dewis Pramanas
Puisi-puisi Muqsid Mahfudz
Puisi-puisi Nida Nur Fadillah
Puisi-puisi Heri Isnaini
Puisi-puisi Aljannah

Berita Terkait

Rabu, 9 Juli 2025 - 21:49 WIB

Puisi-puisi Khalil Satta Èlman

Sabtu, 5 Juli 2025 - 18:49 WIB

Puisi-puisi Cahaya Daffa Fuadzen

Kamis, 19 Juni 2025 - 17:00 WIB

Puisi-puisi Ilham Wiji Pradana

Jumat, 13 Juni 2025 - 21:35 WIB

Puisi-puisi Dewis Pramanas

Kamis, 29 Mei 2025 - 14:38 WIB

Puisi-puisi Muqsid Mahfudz

Berita Terbaru

Plt Sekda Sumenep, Raden Achmad Syahwan Effendy (foto: Ist)

Daerah

Respons Plt Sekda Sumenep Terkait Polemik PPPK Paruh Waktu

Sabtu, 20 Sep 2025 - 20:36 WIB

(for NOLESA.COM)

Mimbar

Abu Ustman Al-Hiri: Menjaga Getar Perasaan Wanita

Jumat, 19 Sep 2025 - 07:54 WIB