Jarum Terakhir
Jarum terakhirmu
Mengembara butir-butir
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mutiara memecah pandanganku
Teringat sinar lampu tuhan waktu itu,
Dan setangkai bungamu menalari kayu rindu
Diwaktu deretan orang sedang memanen
Kebahagian dan keberuntungan
Aku harus bagaimana?
Cara mencekek bunga Melati
Dengann secarik tenang dalam diri
Atau aku harus meniti kenangan
Diatas genangan air luka
Diam sambil menelan “puisi rindu”
Annuqayah, 24 juni 2024
Perempuan Batuputih
:mhdy
Tiap guyuran hujan mengembara
Di tubuh batu tak sempat kubaca.
Seorang Perempuan sedang menuliskan
Sajak pada lengkuk matanya
Air mengalir, mencari embun tak sempat
Mengkristal.
Dibalik hatinya, rindu menderu dalam bait puisi
Lalu ia melepaskan sajak-sajaknya pada laut
Diatas pasir hitam.
Ia sambil menari diantara gelombang
Dengan tatapan melayang
Pada bayangan kasih di taman sebelah
Barangkali dia sudah tahu bahwa dirinya hal
Yang sama mencintai dalam sanubari di takdir satu hati.
Annuqayah, 25 juni 2024
Sebelum Tidur
Tak sempat ku ucapkan
Selamat tidur pada diriku.
Saat tangkai bunga layu Bersama rindu
Diatas bebatuan yang selalu menjadi
Tempatku mengadu
Mengadu tentang diriku yang bisu.
Annuqayah 27 juni 2024
Ingin Aku Melompat Ke Dasar Sungai Dadamu
Ingin aku melompat ke dasar Sungai dadamu
Untuk mengecup denyut nadi dan detak jantungmu.
Malam kelam dalam gelombang mimpi
Mengajakku bercerita tentang laut
Sungai di dadamu bergelora rindu
Ingin aku melompat ke dasar Sungai dadamu
Tenggelamkan aku ke ujung nafasmu
Dalam pelukan takdirmu
Annuqayah 30 juni 2024
Rindu itu Seperti Waktu
Lama sudah tak meliahat
Burung camar bercerita pada batu,
Di saat senja terbawa angin
Ke tempat penaungannya.
Bayang-bayang kekasihnya menangis
Pada bibir Pantai.
Di kelopak bunga yang masih kuncup
Yang akan selalu menyertai aroma kasih.
Annuqayah, 30 juni 2024
Khairul Yaqin merupakan mahasiswa aktif Universitas Annuqayah Guluk-Guluk, Sumenep, Madura, Jawa Timur.