Kata(nya) Merdeka

Muhammad Fatkhul A

Senin, 6 Maret 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

hai, kawan-kawan semua

kemarilah! aku hendak berbagi cerita

mendekatlah! akan ‘ku ceritakan

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

dengan tutur kata bernada renta

 

ini kisah seorang anak

yang kehilangan masa kanak

juga melayunya bungah

di waktu yang kuncup

 

sebelum mentari mengusir embun

yang tengah basahi daun-daun

ia pergi ke jalan–jalan

saat anak-anak lain hendak ke sekolahan

 

sebelum berangkat ke jalanan

ia tak lupa berpamitan

juga menyiapkan makanan

untuk ibunya yang hilang kesehatan

Baca Juga :  Laila Malam itu

 

Ia menyusuri jalanan beraspal

meminta-minta welas asih

di antara ribuan orang

saat lampu merah terang

 

Ia mondar-mandir

di antara kendaraan yang terpaksa parkir

sembari menyanyikan syair-syair

yang kerap merujuk rakyat fakir

 

bermodal gitar mugil yang lusuh

warisan almarhum sang ayah

ia mengais nafkah dengan payah

untuk ia dan ibunya yang lumpuh

 

di saat lampu hijau pijar

ia istirahat sejenak di trotoar

sembari kerap berpikir dan berujar

Baca Juga :  Puisi Muhammad Dzunnurain Madura

“inikah negeri yang katanya merdeka?”

tak jarang ia mengeluh

pada keadaan yang payah

di saat tubuh kuyup peluh

diiringi luh yang meluruh

kerap ia tumpahkan lewat lirik

di waktu lampu merah menyala

sebagai ungkapan kritik

di negeri yang katanya merdeka

 

“inikah sebuah negeri

yang katanya merdeka?

apakah anak sepertiku

layak di sebut merdeka?

inikah sebuah negeri

yang katanya merdeka?

apakah anak sepertiku

layak di jalanan raya?

Baca Juga :  Kereta Api - Puisi Lusa Indrawati (Jawa Timur)

 

inikah sebuah negeri

yang katanya merdeka?

apakah anak sepertiku

tak layak belajar tulis & baca?

 

inikah sebuah negeri

yang katanya merdeka?—

yang merdeka katanya?—

yang merdeka kata-katanya?”

 

ah…, sudahlah! kita sudahi dahulu

senja sudah hampir berlalu

aku harus kembali dahulu

untuk menemui ibuku

 

jika esok kita kembali bertemu

akan ‘ku ceritakan lagi keluh kesahku

kepada kawan-kawan semua

dan kepada negeri yang katanya merdeka

2023

Berita Terkait

Puisi-puisi Tundra Alif Juliant
Puisi-puisi Qudwatul Imamah-Madura
Puisi-puisi Elmira Damayanti-Madura
Puisi-puisi Amanda Amalia Putri-Banyuwangi
Puisi-puisi Alexio Riqil Vitor-Madura
Puisi-puisi Moh. Aqil-Madura
Puisi-puisi A. Danial Matin-Madura
Puisi-puisi Ilham Jayadi-Madura

Berita Terkait

Rabu, 25 Desember 2024 - 08:36 WIB

Puisi-puisi Tundra Alif Juliant

Kamis, 12 Desember 2024 - 08:30 WIB

Puisi-puisi Qudwatul Imamah-Madura

Sabtu, 7 Desember 2024 - 07:43 WIB

Puisi-puisi Elmira Damayanti-Madura

Sabtu, 30 November 2024 - 07:34 WIB

Puisi-puisi Amanda Amalia Putri-Banyuwangi

Jumat, 22 November 2024 - 05:38 WIB

Puisi-puisi Alexio Riqil Vitor-Madura

Berita Terbaru

MA Nasy-Mut Candi Cetak Penulis Melalui Mimbar Akademik, Minggu 12/1/2025 (Foto: ist/nolesa.com)

Pendidikan

MA Nasy-Mut Candi Cetak Penulis Melalui Mimbar Akademik

Minggu, 12 Jan 2025 - 20:59 WIB

Mimbar

Akhir dari Presidensial Threshold

Selasa, 7 Jan 2025 - 05:10 WIB

Sekretaris BPBD Kabupaten Sumenep, Abd. Kadir (Foto: dok. pribadi)

Opini

Melibatkan Tuhan, Catatan Awal Tahun 2025

Kamis, 2 Jan 2025 - 20:23 WIB