: Norrahman Alif
Sepanjang Hidup Aku Akan Setia Menulis Puisi di Tubuhmu
setiap malam kau-aku menulis puisi di pundak waktu
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
bunga-bunga menjadi basah setiap malam
dan lelah seketika menjadi kita esok pagi.
uhh!
betapa
kau diksi penghancur dingin sayang
dan aku metafor hangat sepanjang malam.
namun, alhamdulillah!
kita bukan lagi sepi yang terbagi dua
sebab darahmu dan dagingku telah
menjadi rumah: tempat doa dan kesah
menjadi kenangan setiap waktu
dalam merawat hidup kita yang baru
berusia se-ujung kuku.
2021
Setelah Aroma Nafas Kita Berkawin
1
kau bukan lagi neraka
yang kurindukan. kau
bukan lagi pacar yang
sering menjadwalkan
pertemuan surga.
karena kini kau adalah
singa liar yang kutidurkan
setiap malam dengan
seribu cambuk kecupan.
2
kau bukan lagi neraka
yang kurindukan
kenikmatannya di semak
belukar.
sebab kau telah menjadi aku
dan aku telah menjadi kau:
ruhmu-ruhku satu tubuh
jadi satu demi mempersembahkan
anak-cucu pada dunia ayah ibu.
3
akhirnya aku telah memiliki
kenyataan baru bersamamu
yang itu lebih menyeramkan
dari hidup di masa muda.
dan ternyata masa remaja kita
hanyalah hiburan masa lalu:
tertawa dari malam ke pagi
seperti tak ada beban untuk
kita bawa ke hidup esok hari.
dan kini tersenyum pun susah
jika pekerjaan dan nafkah
tidak menghasilkan selembar
bahagia di mata seorang istri
setiap hari.
2021
Doa Kawin
1
kini jauhkanlah kau-aku dari
percikan-percikan bara kecil yang
membuat kita saling diam dengan
sorot mata tajam—sambil hati menggenggam
abu persoalan yang belum tertaburkan.
2
selalu sehabis matahari jalan-jalan
dan langit semerah bibirmu telah
hitam legam: waktunya mangrib
memanggil orang-orang dari sawah
untuk pulang ke rumah tuhan–sama
seperti kita ini: pulang pada doa
untuk merapikan baju-baju nasib
yang masih berantakan di jemuran waktu
dan setiap malam kita rapikan sebaik
mungkin dengan seribu harapan pada
allah.
3
kita sudah menjadi cermin di kamar ini
seperti di pagi itu aku berkaca –yang muncul
adalah wajahmu dan wajahku adalah
bayang-bayang di matamu pada saat
menatap cermin untuk memakai lipstik.
sepertinya memang benar apa kata penghulu:
kau sudah adalah bayang-bayangku di bawah
terik matahari tuhan.
2021
Sajak Buat Astiisme
istriku, penyair 45 pernah bertutur pada puisi:
“kenanglah yang baik dan cintaku yang kekal”
itu belum cukup. sebab yang baik saja belum
tentu melahirkan kemurnian cinta. siapa tahu
cinta yang baik-baik itu adalah akal bulus
penyair bohemian untuk menelanjangi hartamu semata.
istriku, aku memang bukan penyair romantis
tetapi aku mampu mengenang segala yang baik
dan buruk yang keluar dari mulut nerakamu
sepanjang rituwal pertengkeran memutar
musik makian di dalam rumah ini.
2021
Desember Akan Segera Dimakamkan
sebentar lagi kita akan menjadi kenangan
karena desember segera dimakamkan.
bulan-bulan –sawah kita menanam
doa-doa hidup telah tumbuh di akhir tahun ini
dan kini aku memanennya di dalam puisi
sebelum rasa syukur dan putus asa membusuk
bersama bangkai usia.
sebentar lagi kita akan menjadi kenangan
sebab desember segera dimakamkan.
mari ingat apa-apa yang belum kita lakukan di desember ini
sebelum tahun benar-benar minggat ke negara masa lalu
sebab kita tak ingin menemukan tahun baru dengan
perasaan kotor akan dosa-dosa tahun yang lusuh.
sebelum tahun lahir kembali sebagai bayi mungil
yang penuh bintang-bintang cantik di bajunya itu
kita harus bersiap hati untuk menyucikan cela-cela
jiwa dari segala najis tahun ini.
2021
Norrahman Alif lahir di Jurang Ara. Menulis puisi di Lesehan Sastra Kutub Yogyakarta. Buku puisi tunggalnya Mimpi-Mimpi Kita Setinggi Rerumputan (2019) dan kumpulan cerpen terbarunya Mantra Penolak Hujan (2021).
Nomer: 081907831847
Email: norrahmanalif@gmail.com
No. Rekening BNI-Syariah-0741835947
Nama: AINUR RAHMAN