Dadaku dihujani suara takbir, mengalir bait-bait wewangian dan memeluk bangunan ingatan masa silam yang mengintai di sela kuning merkuri kembang api, aku tidak takut, karena malam ini cintaku mengalahkan langit
Aku ingin lebaran setiap hari, sesaat lebaraan dalam kepalaku adalah masa kecil yang bermain dengan kampung halaman, gema-gema nada surgawi ramai di jantung pagi, khotib mengetuk hati para kerabat tumbuh menembus barisan nama dari laut
Semua berduyun-duyun mengambil jeda panjang, permulaan hidup baru yang belum sampai kepada cahaya, keluarga-keluarga bernapas membebaskan jiwa dari yang tajam dan terjal, merah dan merah, mati atau memaafkan.