Semakin larut, orang-orang banyak berlalu lalang
Entah baru pergi atau pulang dari pesta malam
Aku melihat seseorang berjalan sempoyongan
Kepalanya ditumbuhi beberapa kepalangan
Tubuhnya menggendong harapan
Matanya yang nanar tiba-tiba pecah
Tak membentuk pantulan sehabis ditimbun banyak utang.
Ia terus menelusuri sejarah di ingatannya
Masa kanak-kanak yang tiap kali melintas
Terus ia renungi, sebelum usianya tuntas
Baju yang tiap hari basah
Tak sempat ia jemur
Sebab lapar yang mengejar
Menggelegar melebihi bau bangkai ular.
Ia berhenti sejenak
Ingin membuat mimpi sebentar saja
Merebahkan badannya yang kering kerontang
Setelah berjalan menikam kejam panasnya aspal
Lalu ia terlelap depan gereja tua milik negara
Sebelum mimpinya digagalkan oleh denting jam
Dipuncak menara.
Dimanakah ia akan menemukan nasib baik?
Sementara Tuhan disembunyikan dibalik tuan
Yang tak mesti memberikan jaminan panjang.
Jogja 2023