Oleh SUJONO*
Wahai manusia, kata Nabi Muhammad SAW: barangsiapa di antara kalian atau di antara orang-orang beriman ditimpa musibah, maka hendaklah ia menghibur diri dengan mengingat musibah wafatku dibandingkan dengan musibah lain yang menimpa dirinya. Karena sesungguhnya seseorang dari umatku tidak akan ditimpa musibah yang lebih besar daripada musibah atas wafatnya diriku. (Ibnu Majah).
Hari ini kita hidup dimasa yang amat jauh dari generasi terbaik. Banyak Sunnah yang tak kita kenali, bercampur aduk dengan pendapat sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Atas setiap perbedaan pendapat, kita enggan mencari jawab yang paling sesuai dengan kehendak Syari’at. Bahkan, tak lagi mampu bedakan antara perbedaan pendapat dengan penyimpangan pendapat.
Padahal keduanya amat jauh beda. Yang pertama perlu kita hormati. Dan yang kedua perlu kita luruskan segera dan kita peringatkan.
Inilah masa ketika manusia amat mudah mengeluarkan fatwa, bahkan meski ia masih teramat jauh dari julukan faqih.
Inilah masa ketika ulama berlomba mendekat kepada umara atau penguasa, dan berbangga apabila bermahkotakan kegemerlapan.
Sementara umat terpecah dan mereka terbagi-bagi menjadi beberapa kelompok dan golongan. Dan tiap-tiap kelompok berbangga-bangga dengan apa yang ada pada kelompoknya.
Inilah masa ketika manusia mengambil pendapat bukan berdasar kuatnya hujjah (argumentasi) dan terangnya dalil, tapi lebih menyandarkan kepada siapa yang berkata.
Inilah zaman dimana agama kita menyebutnya sebagai zaman fitnah.
Ketika Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu ditanya oleh para Sahabat tentang terjadinya zaman fitnah? Beliau Radhiyallahu ‘anhu, menjawab;
“Ketika ulama’ kalian telah pergi, para pembaca Al-Qur’an dari kalian banyak, tapi ulama’ kalian sedikit jumlahnya. Ketika PEMIMPIN kalian cukup banyak, namun orang-orang yang JUJUR di antara kalian sedikit jumlahnya. Kehidupan dunia dicari dengan amalan akhirat dan ilmu dipelajari untuk selain kepentingan agama” (Ad-Darimy dan Al-Hakim).
Kawan! di bulan kemuliaan ini, mari kita ber-muhasabah sebelum memasuki penghulu bulan, yakni Ramadhan. Sucikan diri sebelum memasuki bulan suci yang kita nanti.
Terlebih hari ini. Di saat sekeliling kita mengajak untuk lupa, perkokoh iman kita agar tidak seperti buih di lautan; terombang ambing oleh angin dan ombak.
Wallahu a’lam…!