Semarang dikenal sebagai kota yang plural dan majemuk. Di masa lalu para pendatang dari bangsa luar menetap di Semarang. Sehingga persinggungan budaya menjadi tak terelakkan. Persinggungan budaya itu menghasilkan ‘budaya baru’ ala Semarang, termasuk dalam konteks kuliner.
Di Semarang, banyak dijumpai menu-menu hasil akulturasi, termasuk pelbagai sajian dari tahu seperti tahu pong, tahu petis, wedang tahu, dan tahu gimbal. Di antara menu berbasis tahu itu, tahu gimbal termasuk sajian paling ikonik di kota Seamarang.
Tahu gimbal adalah sajian mirip tahu campur atau lontong tahu di daerah lain. Yang khas dari sajian tahu gimbal adalah gimbalnya itu sendiri. Gimbal adalah istilah untuk menyebut kondimen serupa bakwan udang yang digoreng dengan tepung seukuran telapak tangan.
Gimbal itu kemudian dipotong-potong dan disajikan dengan lontong, rajangan kol mentah, tahu goreng, dan taoge, yang disiram dengan bumbu kacang yang agak kental dan banyak, serta diberi telur ceplok sebagai pelengkapnya. Sajian tahu gimbal dilengkapi pula dengan kerupuk udang. Sambal kacangnya bercita rasa khas gaya Semarangan karena dipadu dengan petis udang dan kecap manis.
Tahu Gimbal Legendaris di Kota Semarang
Sajian tahu gimbal ini dapat dijumpai di berbagai gerobak dorong dan kedai di seantero kota Semarang. Sebagai kuliner ikonik Semarang, tahu gimbal memang mudah dijumpai di kota Atlas ini. Namun di antara penjual tahu gimbal, Tahu Gimbal H. Edy adalah kedai yang menyediakan tahu gimbal yang masyhur kelezatannya. Juga, boleh dibilang, Tahu Gimbal H. Edy termasuk salah satu yanng terlegendaris karena telah dikenal sejak tahun 1972.
Kedai Tahu Gimbal Pak H. Edy berlokasi di Jalan Menteri Supeno, berada di seberang Taman Indonesia Kaya atau hanya berjarak sekitar 400 meter dari Simpang Lima. Jangan salah pilih, karena di kawasan ini, ada beberapa kedai yang menyediakan tahu gimbal dengan nama Pak Edi. Pilihlah kedai di ujung kanan atau di tengah, dengan banner yang bertulisan “H. Edy” (yang asli pakai H) dan ada foto pendirinya, Edy Kamsani, serta juga memuat gambar beberapa liputan TV swasta.
H. Edy mulai berjualan tahu gimbal di Semarang sejak tahun 1972. Awal mulanya ia berjualan tahu gimbal secara berkeliling dengan menggunakan gerobak dorong. Kemudian, sempat mangkal di kawasan simpanglima. Namun karena penertiban, tahun 1990 H. Edy pindah tempat mangkal di Jalan Pahlawan.
Lebih dari 20 tahun H. Edy mangkal berjualan tahu gimbal di Jalan Pahlawan. Namun, lagi-lagi, karena adanya penataan atau relokasi pedagang kaki lima (PKL), tahun 2011 H. Edy pindah mangkal di Taman KB atau di Jl. Menteri Supeno hingga sekarang.
Selain Tahu Gimbal H. Edy, tahu gimbal legendaris lainnya di kota Semarang adalah Tahu Gimbal Pak Ali yang beralamat di Jalan Wotgandul Barat 17, Semarang. Nama Pak Ali diambil dari nama penjual Tahu Gimbal tersebut, yang sudah berjualan sejak 1951.
Setelah Pak Ali wafat, profesi jualan tahu gimbal dilanjutkan oleh anak perempuannya yang bernama Susi susanti. Susi sendiri merupakan anak ke-4 Pak Ali, dari 12 bersaudara.
Selain Tahu Gimbal H. Edy dan Tahu Gimbal Pak Ali, masih banyak lagi penjual tahu gimbal legendaris di kota Semarang. Tahu gimbal memang pilihan jujugan kuliner saat berkunjung ke kota Semarang.
Secara umum, cita rasa tahu gimbal merupakan perpaduan rasa yang sinergis antara gurih, manis, dan pedas. Tingkat kepedasan tahu gimbal bisa dipesan sesuai level pedas yang diinginkan. Gimbalnya sendiri umumnya berisi udang yang besar-besar, sehingga dominasi rasa gurih udangnya benar-benar kuat, sehingga menambah sedap cita rasanya.
Meraba Nama Gimbal dalam Tahu Gimbal
Sejauh ini, belum ada data valid yang menerangkan sejak kapan tahu gimbal eksis di kota Semarang. Namun, sebuah sumber menyebutkan, tahu gimbal diperkirakan telah menjadi makanan khas masyarakat Semarang sejak abad ke-19.
Menurut sumber tersebut, tahu gimbal menggunakan tahu jenis tahu pong, yaitu tahu yang kosong di bagian dalamnya dan akan mengembang serta berongga jika digoreng. Namun, seiring waktu dan berkembangnya variasi makanan tradisional, penggunaan jenis tahu pong digantikan dengan tahu isi yang lebih padat.
Nama gimbal sendiri juga unik. Ketika disebut kata ‘gimbal’, yang terlintas di benak banyak orang adalah rambut yang lebat dan lengket serta tidak teratur. Namun, tentu, makanan khas Semarang ini diberi nama ‘tahu gimbal’ bukan karena penjualnya memiliki rambut gimbal, tetapi karena memang kata ‘gimbal’ sendiri berarti ‘udang yang digoreng dengan tepung’.
Awalnya, boleh jadi, udang yang digoreng dengan tepung teksturnya menjadi padat menggumpal atau dalam bahasa Jawa disebut dengan kempel. Bentuk tersebut menyerupai rambut manusia yang gimbal, sehingga udang goreng lebih dikenal dengan sebutan gimbal udang.
Meski namanya terkesan ‘agak jorok’, namun tahu gimbal adalah kuliner khas Semarang yang sudah banyak penggemarnya, karena memang telah populer cita rasa kelezatannya.