Tips, NOLESA.com – Hari raya Idul Adha merupakan salah satu momen istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia.
Pada perayaan ini, daging kurban—baik sapi maupun kambing—menjadi bahan utama yang diolah dalam berbagai masakan khas.
Salah satu hidangan yang selalu dinantikan dan memiliki cita rasa yang begitu kaya adalah rendang.
Rendang, dengan bumbu rempah-rempahnya yang kental dan dagingnya yang empuk, tidak hanya menggugah selera tetapi juga menjadi simbol kebersamaan dan rasa syukur.
Mengolah daging sapi kurban menjadi rendang mungkin tampak menantang bagi sebagian orang, namun dengan panduan yang tepat, proses ini bisa dilakukan dengan mudah dan menyenangkan.
Berikut adalah cara mengolah daging sapi kurban menjadi rendang yang lezat dan autentik.
Langkah pertama yang perlu diperhatikan adalah pemilihan dan persiapan bahan.
Daging sapi kurban biasanya datang dalam potongan besar yang masih perlu dibersihkan dan dipotong sesuai kebutuhan.
Pilihlah bagian daging yang memiliki sedikit lemak untuk mendapatkan tekstur yang empuk dan rasa yang kaya.
Potong daging sapi menjadi ukuran dadu sekitar 4-5 cm, jangan terlalu kecil karena proses pemasakan yang lama dapat membuat daging hancur jika ukurannya terlalu kecil.
Setelah dipotong, cuci bersih daging sapi dan tiriskan hingga tidak ada air yang tersisa.
Bumbu adalah kunci utama dari kelezatan rendang. Untuk membuat bumbu rendang yang sempurna, siapkan bumbu halus yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, cabai merah besar, cabai rawit (sesuai selera), jahe, lengkuas, kunyit, dan ketumbar.
Semua bumbu itu dihaluskan menggunakan blender atau diulek secara manual hingga menjadi pasta yang halus.
Selain bumbu halus, siapkan juga daun jeruk purut, daun kunyit, serai, asam kandis, dan kelapa parut yang akan disangrai untuk membuat kerisik (kelapa sangrai).
Memulai proses memasak, siapkan wajan besar atau panci dengan dasar tebal untuk memastikan pemanasan yang merata dan mencegah daging gosong.
Panaskan sedikit minyak kelapa, kemudian tumis bumbu halus hingga harum. Pastikan bumbu benar-benar matang untuk menghindari rasa langu yang tidak sedap.
Setelah bumbu harum, masukkan daun jeruk, daun kunyit, serai yang sudah dimemarkan, dan asam kandis. Tumis kembali hingga semua bumbu menyatu dan mengeluarkan aroma yang menggugah selera.
Selanjutnya, masukkan potongan daging sapi ke dalam bumbu tumis. Aduk hingga daging tercampur merata dengan bumbu dan berubah warna.
Pada tahap ini, tambahkan santan kental yang berasal dari satu butir kelapa.
Santan inilah yang akan memberikan kekayaan rasa pada rendang serta membantu proses pemasakan daging agar menjadi empuk.
Aduk secara perlahan dan pastikan api dalam keadaan kecil untuk menjaga santan agar tidak pecah.
Proses memasak rendang membutuhkan kesabaran dan waktu yang cukup lama.
Masak rendang dengan api kecil hingga sedang, dan biarkan hingga santan mengental dan mengering perlahan-lahan.
Selama proses ini, pastikan untuk terus mengaduk rendang secara berkala agar bumbu meresap sempurna dan bagian bawah tidak gosong.
Tambahkan kerisik yang telah disangrai sebelumnya pada pertengahan proses memasak untuk menambah kekayaan rasa dan tekstur pada rendang.
Salah satu rahasia kelezatan rendang adalah memasaknya dalam waktu yang cukup lama hingga bumbu benar-benar meresap ke dalam daging dan teksturnya menjadi sangat empuk.
Proses ini bisa memakan waktu hingga 4-5 jam, tergantung pada jumlah daging dan besar kecilnya api.
Rendang yang dimasak dalam waktu lama ini akan menghasilkan warna cokelat kehitaman yang khas dan aroma yang sangat menggugah selera.
Jangan lupa untuk menambahkan garam secukupnya di akhir proses pemasakan untuk menyesuaikan rasa.
Menyajikan rendang juga memiliki seni tersendiri.
Hidangan ini biasanya disajikan dengan nasi putih hangat, namun bisa juga dinikmati dengan ketupat atau lontong saat perayaan Idul Adha.
Rendang juga sering dijadikan lauk pendamping dalam berbagai acara keluarga atau perayaan besar lainnya.
Selain itu, rendang memiliki daya simpan yang cukup lama karena proses memasaknya yang membuatnya tahan hingga beberapa hari bahkan minggu jika disimpan dengan baik.
Penulis : Wail Arrifki
Editor : Ahmad Farisi