Kekayaan Jiwa
Betapa pun telah datang lautan duka
Pintu, akan terbuka bagi kegelapan bintang
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kehidupan dunia
Sebagai kekayaan jiwa
Pun yang lebih berharga dari nyawa,
Ya, itulah cinta.
Karena di atas tanah yang tandus
Kaktus, meniupkan wajah dengan bunga kecil
Sepilihan keinginan untuk terus tumbuh
Menghela udara
Yang bebas,
Merdeka seperti jiwa.
Indramayu, 2020
Tatapan Kosong
Sesudah bukit-bukit putih menjelang tua
Tatapan kosong menyerupai gurun tanpa daun
Memandang punggung tangan
Keriput, bebunga kuncup
Gema lonceng berdentang dan berdebu
Ia seperti terbangun dari tidur siang
Sementara matahari bengis membakar rambutnya
Dan kemolekan bukan lagi miliknya, kini
Hanya ratap merdu terdengar tersedu
Disayukan musim kemarau yang bersimbah peluh
Mencari lipur dari segala pilu
Tentu bahagia akan melintas dan duka
Tidak abadi, ia pun pergi dengan sendirinya
Indramayu, 2020
Bahasa Surga
Tubuh kita ini, merindukan bahasa surga,
Bukan?
Kemah yang dipancangkan di bawah jejejak anggur
Kita memetik,
Mencipta puisi dari perasan kata
Atau adakah yang lain
Semacam kafe dan kedai, misalnya
Kita mendengarkan gemericik sungai dan musik
Dari denting gelas kristal ayat suci
Kita meneguk, seteguk
Lalu beranjak mengantuk dan pulas
Indramayu, 2019
Dalam Secangkir Teh
Matahari pagi tergenang ke dalam secangkir teh,
aliran sungai
menghangat pada warna daun yang terseduh
jadi butir-butir bening keringat
Betapa aku telah mengenalmu
yang melahirkan percakapan dan seni sajian
di meja
musim ke musim, aroma tiada habis
Indramayu, 2020
Stori Makan Malam
Di Kafe 77, blues memetik mawar
yang disisipkan di vas bunga
merah seperti coretan lipstikmu
sebuah kebun kecil tercipta, tangkai menjalar
bagai tangan, mekar
di meja dan kursi-kursi yang melingkar
“Mari duduk di sini, Er!”
berlindung dari murung yang mengurung
di bawah payung rembulan biru
malam
dan guguran cahaya
menembus lampu
Ada banyak daftar menu, kisah baru
atau bahkan kenangan lama
debar keinginan kadang menguji kesetiaan
dan bagaimana menentukan pilihan
bukankah ada cara terbaik
memberi ruang yang sama pada kata dan bicara
Dan kita pun tertawa kecil
saat lidah bersuara padu
memesan: crispy chicken steak with blackpepper
sauce
dan iced taro latte
terbayang kelezatan rindu di sana
Ini makan malam kita, tumpah di tepi bibir
alir syair
daging puisi tercabik di piring
terbang ke negeri lambung
susut laut di gelas kaca
tersuling ke tubir perut
Habiskan, seperti angin malam
menyesap duka dan luka
ke kebun istirah
meredam pilu dan kelu
berbagi kisah-kisah dan saling menguatkan
saat jarak dan waktu memanggil rindu
Indramayu, 2020