Connect with us

Puisi

Puisi-Puisi Faris Al Faisal

Faris Al Faisal

Published

on

Ilustrasi via @cdd20

Kekayaan Jiwa

 

Betapa pun telah datang lautan duka

Pintu, akan terbuka bagi kegelapan bintang

Kehidupan dunia

Sebagai kekayaan jiwa

Pun yang lebih berharga dari nyawa,

 ‏‏‎  ‏‏‎  ‏‏‎ ‏‏‎  ‏‏‎ ‏‏‎ ‏‏‎  ‏‏‎ ‏‏‎  ‏‏‎  ‏‏‎ ‏‏‎  ‏‏‎ ‏‏‎ ‏‏‎  ‏‏‎ ‏‏‎  ‏‏‎  ‏‏‎ ‏‏‎  ‏‏‎ ‏‏‎ ‏‏‎  ‏‏‎ ‏‏‎  ‏‏‎  ‏‏‎ ‏‏‎  ‏‏‎ ‏‏‎ ‏‏‎  ‏‏‎Ya, itulah cinta.

 

 ‏‏‎  ‏‏‎  ‏‏‎ ‏‏‎  ‏‏‎ ‏‏‎ ‏‏‎  ‏‏‎Karena di atas tanah yang tandus

Kaktus, meniupkan wajah dengan bunga kecil

Sepilihan keinginan untuk terus tumbuh

 ‏‏‎  ‏‏‎  ‏‏‎ ‏‏‎  ‏‏‎ ‏‏‎ ‏‏‎  ‏‏‎ ‏‏‎  ‏‏‎  ‏‏‎ ‏‏‎  ‏‏‎ ‏‏‎ ‏‏‎  ‏‏‎ ‏‏‎  ‏‏‎  ‏‏‎ ‏‏‎  ‏‏‎ ‏‏‎ ‏‏‎  ‏‏‎ ‏‏‎  ‏‏‎  ‏‏‎ ‏‏‎  ‏‏‎ ‏‏‎ ‏‏‎  ‏‏‎Menghela udara

 ‏‏‎  ‏‏‎  ‏‏‎ ‏‏‎  ‏‏‎ ‏‏‎ ‏‏‎  ‏‏‎ ‏‏‎  ‏‏‎  ‏‏‎ ‏‏‎  ‏‏‎ ‏‏‎ ‏‏‎  ‏‏‎ ‏‏‎  ‏‏‎  ‏‏‎ ‏‏‎  ‏‏‎ ‏‏‎ ‏‏‎  ‏‏‎ ‏‏‎  ‏‏‎  ‏‏‎ ‏‏‎  ‏‏‎ ‏‏‎ ‏‏‎  ‏‏‎Yang bebas,

Baca Juga :  Puisi-Puisi Syukur Budiardjo

Merdeka seperti jiwa.

 

Indramayu, 2020

 

Tatapan Kosong

 

Sesudah bukit-bukit putih menjelang tua

Tatapan kosong menyerupai gurun tanpa daun

Memandang punggung tangan

Keriput, bebunga kuncup

Gema lonceng berdentang dan berdebu

Ia seperti terbangun dari tidur siang

Sementara matahari bengis membakar rambutnya

Dan kemolekan bukan lagi miliknya, kini

 

Hanya ratap merdu terdengar tersedu

Disayukan musim kemarau yang bersimbah peluh

Mencari lipur dari segala pilu

Tentu bahagia akan melintas dan duka

Tidak abadi, ia pun pergi dengan sendirinya

 

Indramayu, 2020

 

Bahasa Surga

 

Tubuh kita ini, merindukan bahasa surga,

Bukan?

 

Kemah yang dipancangkan di bawah jejejak anggur

Baca Juga :  Puisi-Puisi Joko Rabsodi

Kita memetik,

Mencipta puisi dari perasan kata

 

Atau adakah yang lain

Semacam kafe dan kedai, misalnya

Kita mendengarkan gemericik sungai dan musik

Dari denting gelas kristal ayat suci

 

Kita meneguk, seteguk

Lalu beranjak mengantuk dan pulas

 

Indramayu, 2019

 

Dalam Secangkir Teh

 

Matahari pagi tergenang ke dalam secangkir teh,

aliran sungai

menghangat pada warna daun yang terseduh

jadi butir-butir bening keringat

 

Betapa aku telah mengenalmu

yang melahirkan percakapan dan seni sajian

di meja

musim ke musim, aroma tiada habis

 

Indramayu, 2020

 

Stori Makan Malam

 

Di Kafe 77, blues memetik mawar

yang disisipkan di vas bunga

merah seperti coretan lipstikmu

sebuah kebun kecil tercipta, tangkai menjalar

bagai tangan, mekar

di meja dan kursi-kursi yang melingkar

 

“Mari duduk di sini, Er!”

Baca Juga :  Puisi-puisi Rizal AR

berlindung dari murung yang mengurung

di bawah payung rembulan biru

malam

dan guguran cahaya

menembus lampu

 

Ada banyak daftar menu, kisah baru

atau bahkan kenangan lama

debar keinginan kadang menguji kesetiaan

dan bagaimana menentukan pilihan

bukankah ada cara terbaik

memberi ruang yang sama pada kata dan bicara

 

Dan kita pun tertawa kecil

saat lidah bersuara padu

memesan: crispy chicken steak with blackpepper

sauce

dan iced taro latte

terbayang kelezatan rindu di sana

 

Ini makan malam kita, tumpah di tepi bibir

alir syair

daging puisi tercabik di piring

terbang ke negeri lambung

susut laut di gelas kaca

tersuling ke tubir perut

 

Habiskan, seperti angin malam

menyesap duka dan luka

ke kebun istirah

meredam pilu dan kelu

berbagi kisah-kisah dan saling menguatkan

saat jarak dan waktu memanggil rindu

 

Indramayu, 2020

Lahir dan berdikari d(ar)i Indramayu, Jawa Barat, Indonesia. Bergiat di Komite Sastra, Dewan Kesenian Indramayu (DKI) dan Lembaga Kebudayaan Indramayu (LKI). Namanya masuk buku “Apa dan Siapa Penyair Indonesia” Yayasan Hari Puisi. Pada “World Poetry Day March 21” menuntaskan 1 Jam Baca Puisi Dunia di Gedung Kesenian Mama Soegra Dewan Kesenian Indramayu (2021). Puisinya mendapat Hadiah Penghargaan dalam Sayembara Menulis Puisi Islam ASEAN Sempena Mahrajan Persuratan dan Kesenian Islam Nusantara ke-9 Tahun 2020 di Membakut, Sabah, Malaysia, Juara 1 Lomba Cipta Puisi Anugerah RD. Dewi Sartika dan mendapat Piala bergilir Anugerah RD. Dewi Sartika, Bandung (2019), mendapatkan juga Anugerah “Puisi Umum Terbaik” Disparbud DKI 2019 dalam Perayaan 7 Tahun Hari Puisi Indonesia Yayasan Hari Puisi, dan pernah Juara 1 Lomba Cipta Puisi Kategori Umum Tingkat Asia Tenggara Pekan Bahasa dan Sastra 2018 Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Tersiar pula puisi-puisinya di surat kabar Indonesia dan Malaysia. Buku puisi keduanya “Dari Lubuk Cimanuk ke Muara Kerinduan ke Laut Impian” penerbit Rumah Pustaka (2018).

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending