Puisi-Puisi Enha Sajjad

Enha Sajjad

Sabtu, 20 Januari 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dentuman

Ketika semua yang kau langitkan jatuh disekelilingmu. Benda-benda berkhianat. Kau hancur dari ledakan hari-hari yang berlari. Kau berusaha mengumpulkan abumu sendiri, tiba-tiba takdir bersikeras menghantam langkah yang kau susun dari cermin di sekitar kau. Tak ada yang pantas di gelar, selain menghilang dari dunia dan kembali menyusun kepingan diri pada malam yang hampir samar dengan mimpi kau.

Persi, 2023

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ibu

Tiada

Rumah

Paling

Ramah

Selain

Dekapmu

Persi, 2023

Kesalahan

Mungkin sudah takdir tuhan

Atau memang nasib tubuh

Angin segar yang kuharap

Mengusap kepalaku terbakar

Dengan tangannya yang mampu

Menidurkan segala kenang dalam peluknya

Kini benar-benar hilang tanpa jejak

Ketika langkah kususun rapi

Bahkan bahasa yang kehilangan kata

Telah kucoba hidupkan

Dengan huruf-huruf perjalanan

Namun, semuanya serupa debu

Terbang terbawah angin

Jauh, jauh sekali

Hingga ia terlempar ke dunia lain

Persi, 2023

Manusia Waras

Aku bingung pada manusia

Ia mencari kebahagiaan

Sedangkan ketika di hampiri kebahagiaan

Ia lari sejauh mungkin

Ia takut pada kesedihan

Baca Juga :  Pertemuan, Puisi I’m Faik

Sedang ketika di hampiri kesedihan

Ia malah merimanya dengan tanpa tanda tanya

Bahkan menyuguhkan secangkir kopi

Persi, 2023

Matoron Sampan

(tradisi gotong royong menurunkan perahu ke pantai)

Tak ada selain ingin menghidupi rumah

Dengan kayu yang telah di pahat menjelma harapan

Dari tangan-tangan serupa

Memikul takdir pada luas biru-nya

Bahtera berdiri gagah di atas bebatuan

Batu yang menjadi saksi bisu keringat

Mengalir dari pelipis anti panas

Hingga tercium aroma dapur istri

Dengan layar membujuk rayu mata angin

Mengantarkan pada kebebasan ikan-ikan jumpalitan

Tiada rumah paling ramah

Selain saling menitip nasib pada kebersamaan

Sesekali menebar riang tawa

Di setiap sudut-sudut tanean lanjhang

Bukan seperti alat-alat berat

Yang semakin menghilangkan kemanusiaan

Mereka berkumpul, merangkul

Menunaikan pelayaran nuh

Hingga, segalanya adalah harapan dan kepastian

Yang tak pernah mengenal kelam

Di sepanjang pembaringan mimpi-mimpi

Persi, 2023

Yang Berlari di Belakang

Sesuatu menggeliat dalam dada kau. Ledakan tiba-tiba belajar merangkak tanpa melihat ke arah sebaliknya. Tuhan mencipta badai ketika mata sedang tidak menjadi dirinya.

Baca Juga :  Candra - Puisi-Puisi Quratul Faizah

Kata sifat di dada kau adalah keras kepala yang tidak mudah mempersilahkan. Dalam kepala kau kaki-kaki lain menggertak. Berjalan di gang sempit yang di pinggir beberapa tong sampah berisi kemungkinan. Kaki kiri kau semakin membangun jarak dengan kaki kanan kau.

Sesuatu yang sering kau jumpai di beranda rumah kau yang lain, tiba-tiba mencekik leher kau dan sesak nafas dan jadi kepingan dan tiada. Sesuatu yang diciptakan tubuh ada masanya jadi kenangan dan berakhir ke bawah.

Hari-hari bersikeras membunuh kau. Hari lalu yang mengejar. Di kepala kau sesuatu ingin meledak. Hari-hari berikutnya, waktu menggandeng tangan kau “Matahari baharu setiap hari”. Yang dekat dari hari lalu kau, berubah jadi mimpi buruk hari ini.

Persi, 2023

Terjaga

Aku terjaga dari kematian yang sama sekali bukan kepatuhan azroil. Setelah semuanya tragedi tentang Malin Kundang, keras kepala Kan’an, berkecamuk hebat dalam rumahku hingga anak kecil di dalamnya kehilangan diri. Di balik keriput senyummu terselip kesedihan yang kau tutup rapatakan dengan senyum keniscayaan.

Tiada rumah paling ramah selain dekapmu. Rumahmu adalah tempat manusia melarikan diri dari penat yang menuntut kepala untuk memusuhi segala kemungkinan-kemungkinan, menelanjanginya dengan kata kerja. Dan ketika keberadaan tak lagi menunjukkan diri di depan pintu yang telah di lewati kekejaman takdir. Aku bersimpuh, menentang hidupku, menyatakan permusuhan pada diri sendiri. betapa ketidakpatuhan adalah neraka yang membakarku hidup-hidup.

Baca Juga :  Puisi-puisi A. Danial Matin-Madura

Kini, harap masih mengalir. Meski ketiadaan berkali-kali menamparku dengan adaNya. Dan kenyataan juga menusukku dari belakang nisan tumpukan tanah. Aku mengimani kasihmu melebihi Maryam pada Isa. Kelak, tanganmu akan memeluk tubuhku yang meleleh. Dan kebersamaan yang sejak lama menanti, akan kita pelihara diantara aliran Firdaus

Persi, 2023


Enha Sajjad, merupakan nama pena dari Abd. Gafur Sajjad Alfarisi. Lahir di Pulau Gili Iyang, Dungkek, Sumenep, Jawa Timur. Pembaca di Komunitas Persi (Penyisir Sastra Iksabad) dan Majelis Sastra Mata Pena. Merupakan mahasiswa Instika prodi Tasawuf Psikoterapi Fakultas Ushuluddin. Sekarang ngopi, ngaji, ngabdi dan berbagi di PP. Annuqayah Lubangsa. Dapat di jumpai melalui email: iksabad.official@gmail.com. Kontak:  085330072040 . Instagram: Enha Sajjad.

Berita Terkait

Puisi-puisi Nihalun Nada
Puisi-puisi Khalil Satta Èlman
Puisi-puisi Cahaya Daffa Fuadzen
Puisi-puisi Ilham Wiji Pradana
Puisi-puisi Dewis Pramanas
Puisi-puisi Muqsid Mahfudz
Puisi-puisi Nida Nur Fadillah
Puisi-puisi Heri Isnaini

Berita Terkait

Sabtu, 27 September 2025 - 11:19 WIB

Puisi-puisi Nihalun Nada

Rabu, 9 Juli 2025 - 21:49 WIB

Puisi-puisi Khalil Satta Èlman

Sabtu, 5 Juli 2025 - 18:49 WIB

Puisi-puisi Cahaya Daffa Fuadzen

Kamis, 19 Juni 2025 - 17:00 WIB

Puisi-puisi Ilham Wiji Pradana

Jumat, 13 Juni 2025 - 21:35 WIB

Puisi-puisi Dewis Pramanas

Berita Terbaru

Beberapa waktu lalu Presiden Prabowo tinjau program MBG di Bogor (foto: Biro Pers Kepresidenan)

Esai

Program MBG Presiden Prabowo dan Ancaman Inkompetensi

Selasa, 30 Sep 2025 - 18:31 WIB

Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto meresmikan akad massal 26.000 unit Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) di Perumahan Pesona Kahuripan 10, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Senin 29/9/2025 (foto: IP)

Nasional

Presiden Prabowo Targetkan 3 Juta Rumah untuk Rakyat

Selasa, 30 Sep 2025 - 11:35 WIB