Candra
I
Aku berlari sempoyongan menuju pemakaman
Dengan harap akan menggenggam tangan, juga memeluk raga.
II
Aku melihat diujung sana,
Dia menungguku dengan senyum ramahnya,
Melambaikan tangan dan berkata ” kemarilah, aku disini menunggumu datang ”
III
Sesampainya dipemakaman, yang kulihat hanya batu nisan.
Bukan raga yang gagah perkasa,
Tidak ada senyum yang ramah,
Juga bukan tangan yang melambai-lambai.
Akh.. ternyata hanya angan.
Yang ku sebut sebagai Candra benar telah pergi ke pangkuan yang Maha Esa.
Siapa sangka sakratul maut itu akan tiba.
Meski sesak dalam dada,
Namun, ikhlas selalu menjadi Raja.
*Quratul Faizah adalah mahasiswa STKIP PGRI Sumenep