Oleh : Lisma Tarianbutar
Menakuk Hiruk Pikuk
Menderu-deru mesin tertawa di jalan penuh debu
Orang-orang pemburu uang tak peduli musim
Saling berebut cari kedudukan ternyaman untuk mendapatkan segenggam emas pengisi perut
Emak-emak mencuci mata mencari yang terbaik untuk dirinya
Oma-oma mengalah menjadi yang akhir
Seorang penyumbang suara memainkan alat musik kesukaan para pemuda zaman milenial
Dengan irama musik yang menenangkan suntuk
Keramaian itu membuat sang pengais sampah beruntung untuk mengisi kantong ajaib yang selalu dibawa ke mana pun ia pergi
Di pojok jalan, penjaja makanan berteriak memamerkan dagangan
Hujan renyai menyanyi isyaratkan keriuhan akan berakhir
Kaum Hawa membawa pelindung kepala
Suasana jalan mulai hening
Yang riuh hanya terdengar gemuruh meledak-ledak di udara dan suara hujan membentuk paduan suara
Cemas
Ragu
bermain dalam isi kepalaku yang menunggu rebas-rebas segera usai
Bogor, 22 Oktober 2022
Engklek
Lompat, lompat, lompat
Kaki tak bisa dilipat
Garis-garis dilukiskan pada tanah
Mengukir kenangan yang dilompati menuju masa depan
Balik lompat, lompat
Gaco pun dilemparkan
Main berempat yang sering merapat
Satu persatu garis mulai pudar
Kawan-kawan mulai enggan bermain
Senja pun tiba, langit tak bersahabat lagi
Permainan bubar, semua menyebar
Aku ambil langkah seribu menemui ibu yang menanak nasi di dapur
Bogor, 26 Oktober 2022
Mengurut Dada
Sedih adalah kecemasan dalam kelam kelabu yang dibumbui dengan tetesan air mata buta
Merangkak, memanjat namun tak dapat meraih angan
Ia tak merasakan semaraknya semesta yang berpesta-pora di atas sesak tangisan
Sedih adalah sebuah kisah masa silam yang melampaui helat
Mendepak aku terperosok ke jurang resah
Hingga aku mengerang namun tak terluka
Bogor, 27 Oktober 2022
Menetaskan Impian
Jalan gelita perlahan beranjak menuju kelabu
Jejak-jejak putus asa mulai pupus
Kelabu pergi menemui terang
Sebuah impian melambaikan janji kepadaku
Aku terpana tak percaya
Padahal itu sinyal bagiku
Aku anyam diksi-diksi menjadi rajutan futur
Yang akan menetaskan impian
Ya, bayangannya sudah mulai nyata
Bogor, 4 November 2022
Lisma Tarianbutar adalah Delisma Anggriani Butarbutar, lahir pada tanggal 4 Desember di Medan. Saat ini masih aktif di kelas Asqa Imagination School (AIS) dan belajar di AIS #29, tunak di Community Pena Terbang (Competer). Karya puisinya sudah ada yang dimuat di media Pahatan Sastra, Tirastime, Riau Sastra. Penulis juga mempunyai beberapa buku antologi puisi dan cerpen. Intip aktifitasnya pada IG: @delismaanggrianibutarbutar, dan FB: Delisma Anggriani Btr.