Judul Buku: Perempuan dan Al-Qur’an
Penulis: Dr. Ahsin Sakho Muhammad
Penerbit: Qaf Media
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tahun Terbit: I, Agustus 2019
ISBN: 978-602-5547-50-8
Peresensi: Ahmad Tadi N.*)
Di era sekarang, perempuan seolah keluar dari kodratnya, yakni sumur, dapur dan kasur. Hal seolah mebuktikan bahwa perempuan memang layak disejajarkan dengan laki-laki. Misalkan kita mengambil potret wanita Madura yang sedari dulu memiliki sifat kuat, sehingga pekerjaan yang sejatinya dikerjakan laki-laki dipindahtangankan untuk diambil alih oleh perempuan, fenomena ini terbukti dan terjadi di pesisir Madura walau sebenarnya tidak hanya sebata itu. Apalagi kita tahu bahwa pranan perempuan di kancah sosial sangat urgen.
Untuk menjadi perempuan yang tangguh sehingga mendapatkan kedudukan setara di isi kaum Adam. Tentu untuk di zama sekarang tidaklah mudah. Mengingat berbagai macam tindak kekerasan da kriminal terarah pada makhluk yang lemah fisik. Sebenarnya untuk mewujudkan hal tersebut, perempuan harus mampu bersaing dengan semua makhluk, ini dilakukan agar mampu bertahan dari seleksi alam yang terkadang tidak berpihak kepada siapa? Oleh karenanya untuk mencapai hal tersebut, maka perlu dukungan dari kaum laki-laki sebaai ciptaan Tuhan yang kuat. Sehingga kehidupan ini sesuai dengan keinginan Tuhan, bahwa makhluk di bumi harus saling bersinergi agar tercipta tatanan kehidupan yang komplit dan saling melengkapi.
Keberadaan perempuan semakin mendapat sorotan jika mampu menguasai sesuatu yang dibutuhkan dalam masyarakat. Mengingat kepekaan dan ketelatenan perempuan dalam mengerjakan seuatu pekerjaan atau aktivias tidak diragukan lagi. Dengan bekal yang sangat dibutuhkan ini, seharusnya perempuan bangga dan memiliki keyakinan untuk mengembangkan potensi yang sudah. Dengan begitu perempuan akan terpandang oleh orang lain, lebih-lebih kaum Adam.
Sangat mungkin bila inging menciptakan kehidupan yang harmonis, lagi baik dalam tatanan sosial. Perlu adanya kesinambungan antara kaum laki-laki dan perempuan. Untuk menggapai hal tersbut, haruslah bermula dari hubungan yang baik dan akur. Jika hal ini sudah terjalin dengan kompatibel. Apa yang akan diharapkan dalam tatanan sosial akan terwujud meski dikemudian hari meski bertemu dengan problematika. Tetapi kehidupan yang harmonis tidak usah ragu-ragu atau merasa sulit untuk mengatasi hal tersbut. Untuk mewujudkan masyarakat yang harmonis, haruslah bermula dari hubungan yang sehat, bertanggung jawab antara kaum lelaki dan perempuan. (hal.174)
Dr. Ahsin Sakho Muhammad mencoba memberikan pemaparan ringkas perihal perempuan dalam buku terbarunya, “Perempuan dan Al-qur’an” buku ini hadir untuk memberikan jalan bagi kaum laki-laki agar tidak mudah melecehkan perempuan di ranah sosial. Dr. Ahsin, juga memberikan stimulus bagi kaum perempuan bahwa keberadaannya bukan hanya pelengkap, tetapi juga memiliki peran yang urgen demi kemaslahatan umat manusia.
Agar keyakinan atau semangat perempuan bertambah, Dr. Ahsin mengutipkan hadist dalam bukunya, yakni bahwasannya laki-laki sudah mendapat teguran keras dari Nabi Saw. untuk menjaga dan merawat perempuan dengan penuh kasih sayang. Beliau juga berharap, bahwa kekerasan atau pelecehan seksual kepada perempuan tidak lagi terjadi, meski hal tersbut berparadoks dengan zaman sekarang. Perempuan selalu menjadi objek kebiadaban laki-laki, menjadi kebengisan laki-laki dan menjadi pemuas nafsu birahi laki-laki. Hal semacam ini sudah tidak seusai dengan wasiat Nabi Saw. maka seharusnya perempuan harus bisa membela atau bahkan melawan ketidakprikemanusiaan tersebut. Nabi Saw. juga berwasiat agar masyrakat/suami betul-betul berbuat baik kepada istri-istri mereka. (hal.124)
Dari pemaparan singkat di atas, bisa menjadi data bahwasannya perempuan memang sengaja diberikan kedudukan yang baik, lagi layak oleh Al-Qur’an dan Nabi Saw. untuk lebih mendalam kajian yang nantinya bisa kita eksplorasi dan aplikasikan dalam kehidupan bersosial lagi berumah tangga. Maka buku ini layak menjadi buku saku untuk lebih memahami karakteristik perempuan lebih detail. Sehingga kekerasan rumah tangga tidak menjadi kebiasaan dan penyiksaan terhadap perempuan sirna sampai kiamat tiba.
Ahmad Tadi N. adalah Mahasiswa Insitut Ilmu Keislaman Annuqayah dan Pengurus Perpustakaan PP. Annuqayah Lubangsa.