Opini, NOLESA.com – Membangkitkan semangat gotong royong adalah langkah penting untuk menciptakan kebersamaan dan kesejahteraan bersama dalam suatu komunitas atau lingkungan masyarakat.
Akan tetapi, seiring dengan berkembangnya zaman dan pengetahuan, budaya gotong royong di masyarakat Indonesia mulai terkikis. Bahkan nyaris ditinggalkan oleh generasi saat ini.
Oleh sebab itu, butuh cara khusus guna menyikapi pergeseran nilai gotong royong agar bisa hidup lagi seperti zaman terdahulu. Disadur dari berbagai literasi yang ada, budaya gotong royong bisa digerakkan kembali dengan beberapa cara:
Yang pertama, komunikasi terbuka, yakni komunikasi yang jelas dan terbuka merupakan pondasi dari gotong royong. Fasilitasi pertemuan berkala atau forum diskusi untuk memperjelas tujuan bersama, mengidentifikasi kebutuhan, dan membangun visi yang bersama.
Kedua, pendidikan dan kesadaran. Maksudnya yaitu edukasi tentang manfaat gotong royong dan dampak positifnya terhadap lingkungan sekitar dapat memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi. Melalui kesadaran akan kepentingan bersama, semakin banyak orang yang akan merasa termotivasi untuk ikut serta.
Ketiga, keterlibatan aktif. Yaitu mengajak semua anggota masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan gotong royong. Mulailah dengan proyek kecil, seperti kebersihan lingkungan atau penanaman pohon, untuk membangun semangat dan keterlibatan.
Keempat, buat agenda kegiatan atau susun jadwal kegiatan gotong royong secara berkala. Dengan memiliki agenda tetap, masyarakat dapat merencanakan partisipasi mereka, menciptakan ekspektasi, dan memastikan keberlanjutan semangat gotong royong.
Kelima, apresiasi dan penghargaan. Kenali kontribusi setiap individu dan kelompok yang terlibat dalam kegiatan gotong royong. Memberikan penghargaan atau pengakuan kepada mereka yang berdedikasi dapat memperkuat semangat dan memotivasi partisipasi lebih lanjut.
Keenam, kolaborasi antar generasi. Dengan begitu gotong royong menjadi lebih kuat ketika melibatkan berbagai generasi. Menciptakan ruang untuk kolaborasi antar generasi membantu mentransfer nilai-nilai gotong royong dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Ketujuh, transparansi dalam penggunaan sumber daya. Pada fase ini, hendaknya memastikan bahwa sumber daya yang dikumpulkan melalui gotong royong digunakan secara adil dan transparan. Keterbukaan ini dapat membangun kepercayaan di antara anggota masyarakat dan memastikan keberlanjutan semangat gotong royong.
Kedelapan, kegiatan sosial bersama. Selain kegiatan gotong royong, kegiatan sosial bersama seperti piknik atau pertemuan santai dapat menciptakan atmosfer positif dan kebersamaan di antara masyarakat.
Melalui langkah-langkah ini, semangat gotong royong dapat diperkuat, menciptakan lingkungan yang harmonis dan memberdayakan masyarakat untuk bekerja sama demi kebaikan bersama.
Gotong royong bukan hanya tentang membangun proyek fisik, tetapi juga mengembangkan ikatan sosial yang kokoh dan rasa tanggung jawab bersama.