Jalan Buntu Agama Madura

Aljas Sahni H

Selasa, 21 Februari 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Polemik pembubaran pengajian ustaz Hanan Attaki cukup gaduh. Ada yang bersyukur bisa andil membubarkan pengajian laki-laki kelahiran Banda Aceh. Yang lain pihak justru mengkritik habis-habisan Ansor atau NU Kabupaten Pamekasan secara umum. Pihak kedua menilai sikap NU terlalu tergesa-gesa, kekanak-kanakan dan mungkin juga terjebak pada pikiran sempit menilai dakwah Islam. Alih-alih berlayar menggunakan perahu moderat, justru tenggelam pada sifat radikal.

Bisakah warga NU bersifat adil terhadap penceramah dengan latar belakang ormas lain? Pertanyaan ini cukup sulit terjawab. Pasalnya, berbicara Madura tidak bisa dipisahkan dengan NU. Madura, iya NU. Cengkraman dakwah Islam cukup menohok di era global hari ini. Perjumpaan ideologi, ormas, budaya dan sosial barangkali tidak bisa dilihat sebelah mata. Diakui atau tidak, agama Islam yang dalam hal ini diwakili NU Madura terlihat kelimpungan melawan ideologi dari luar.

Pembubaran pengajian di masjid muttaqin, Laden, Kecamatan Kota, Pamekasan, sontak menuai kecaman dari warganet. Sebagaimana Arrahmah.id (16/02/2023) menayangkan berita dengan judul Bubarkan Pengajian Ustadz Hanan Attaki. Banse Tuai Kecaman Warganet. Dari sini kita bisa melihat bahwa persoalan pembubaran pengajian tidak sederhana. Pihak yang berada di posisi Hanan Attaki menyinggung Banser yang kerap menggaungkan toleransi, bahkan Banser ditunding rutin menggerakkan anggota untuk menjaga peribadatan di gereja saat Hari Natal. Tidak untuk kegiatan dakwah dalam komunitas seagama.

Rupanya, penolakan terhadap pedakwah milenial, Hanan Attaki bukan kali ini saja. Jauh-jauh hari, tepatnya Juli 2019, Suara.com meliris judul berita Bubarkan Pegajian Hanan Attaki, GP Ansor Panen Kritik. Ini bukti bahwa ada banyak kelompok yang justru merasa kehadiran Hanan Attaki sebagai bagian dari Islam yang lain. Islam yang mempunyai lingungannya sendiri. Entah di sana tumbuh wacana dan gagasan Islam yang dianggap radikal, keras dan tidak moderat. Terlepas dari itu semua, kehadiran Hanan Attaki membentangkan fenomena baru dalam keberislaman akhir-akhir ini.

Akhmad Sahal mengatakan bahwa pengajian yang dibubarkan secara paksa adalah pengajian yang menyebarkan paham radikal dan menebar fitnah secara hoaks. Dan akhmad Sahal memastikan pengajian Hanan Attaki tidak demikian. Rupanya, pernyataan Akhmad Sahal menemukan jalan buntu. Setidaknya asumsi ini berangkat dari data bahwa tahun 2022, Hanan Attaki ditolak di berbagai daerah Jawa Timur, antara lain Gresik, Jember, Situbondo dan Sidoarjo. Penolakan ini lahir dari pemahaman bahwa Hanan Attaki adalah eks HTI yang sudah dilarang di Indonesia.

laki-laki lulusan Universitas Al-Azhar Mesir sepertinya menemukan nasib yang sama ketika datang ke pulau Garam tempo hari. Setidaknya ada tiga alasan penting kenapa penolakan ini terjadi. Pertama, Hanan Attaki adalah jebolan Wahabi. Kedua, didukung oleh Yahudi. Dan terakhir dituduh menghina Nabi Musa dan Siti Aisyah. Terlepas dari itu semua, kita perlu membuka mata lebar-lebar bahwa dakwah semacam apa yang kita cari di era global ini?

Baca Juga :  Pertemuan, Puisi I’m Faik

Barangkali benar adanya bahwa agama cenderung diacak-acak. Entah karena sudah seperti gelang karet atau si kulit bundar. Bebas dimainkan begitu saja. Seorang pakar sosiologi agama pernah menilai agama memiliki sifat luas dan universal, tentu ketika dipandang dari pojok-pojok sosial. Sedangkan Max Weber mengatakan bahwa agama adalah sebuah kepercayaan terhadap sesuatu yang gaib. Yang pada akhirnya lahir dan memengaruhi kehidupan kelompok masyarakat yang ada. Di sini, ketika membaca duduk persoalan Hanan Attaki, saya kira cara memaknai agama masih ranah permukaan. Tidak lebih dari itu.

Asmuni Syukir dalam buku Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam (1983) dakwah mempunyai tujuan tertentu, dan tujuan itu bagian dari keseluruhan aktivitas dakwah yang penting. Di antara tujuan khusus dakwah yaitu: mengajak umat manusia yang sudah memeluk Islam untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah; membina mental agama (Islam) bagi kaum yang masih mualaf; mengajak umat Islam yang belum beriman untuk beriman kepada Allah; mendidik dan mengajar anak-anak agar tidak menyimpang dari fitrahnya.

Baca Juga :  Panggilan Ji dan Strata Sosial Masyarakat Madura

Jadi, saya kira, Hanan Attaki sudah masuk dalam kategori di atas. Dakwahnya memiliki nilai yang mengajak kepada umat untuk takwah kepada Allah. Untuk itu, penolakan terhadap pedakwah Islam di era ini sudah cukup mundur ke belakang. Kira-kira begitu. Alasannya cukup sederhana, jika tidak suka terhadap salah satu penceramah atau siapapun itu, bukan lantas benci dengan membabi buta. Tapi, harus melawan dengan dakwah yang sekiranya mampu merangkul bukan memukul pihak lain. Persoalannya ini hanya pada konten dan individu bukan terhadap esensi dari agama itu sendiri.

Terakhir, saya akan meminjam perkataan Thomas W. Arnold dalam buku The Preaching of Islam bahwa sejak awal, Islam adalah agama dakwah yang memenangkan pengaruhnya atau jiwa manusia, mengajak dan menarik mereka ke dalam persaudaraan seagama. Oleh karenanya, apa yang dilakukan teman-teman ormas Islam di Madura, tepatnya Pamekasan perlu ditinjau ulang, dikaji secara menyeluruh, dan menempatkan duduk persoalan secara objektif. Jika demikian, agama dalam hal ini tidak menemukan jalan buntu.

Berita Terkait

Puisi-puisi Tundra Alif Juliant
Seni Mencuri
Gen Z dan Fenomena “Generasi Stroberi”: Antara Kreativitas dan Tantangan Ketahanan Mental
Puisi-puisi Qudwatul Imamah-Madura
Pelanggaran Protokol Keamanan dalam Sektor Kesehatan: Dampak dan Solusi
Ketika Kemajuan Teknologi Malah Mendorong Kemunduran Logika
Puisi-puisi Elmira Damayanti-Madura
Puisi-puisi Amanda Amalia Putri-Banyuwangi

Berita Terkait

Rabu, 25 Desember 2024 - 08:36 WIB

Puisi-puisi Tundra Alif Juliant

Minggu, 22 Desember 2024 - 14:55 WIB

Seni Mencuri

Jumat, 20 Desember 2024 - 17:02 WIB

Gen Z dan Fenomena “Generasi Stroberi”: Antara Kreativitas dan Tantangan Ketahanan Mental

Kamis, 12 Desember 2024 - 08:30 WIB

Puisi-puisi Qudwatul Imamah-Madura

Sabtu, 7 Desember 2024 - 17:31 WIB

Pelanggaran Protokol Keamanan dalam Sektor Kesehatan: Dampak dan Solusi

Berita Terbaru

Ilustrasi (pixabay/nolesa.com)

Puisi

Puisi-puisi Tundra Alif Juliant

Rabu, 25 Des 2024 - 08:36 WIB