Kotak Rindu
Di ruang waktu dengan lampu remang-remang.
Aku melihat di atas meja, kotak-kotak berjejer
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
seperti sedang upacara mengenang pertemuan.
Kemudian sepi membawaku bertandang pada
kotak yang tak henti bercahaya. Bertulis rindu,
berdebu tapi tak pudar warna.
Kotak itu terbuka:
Entah kapan lagi cinta kau pajang di mataku
dan kasih sayang aku tanam di hatimu.
Padang, 2024
Sebelum Bertemu
Di bawah atap gelap malam
Aku menyapu segala kekhawatiran
Memilah cahaya yang kian berceceran
Menjalar sepi di balik jendela
Aku meracau pada hela napas prasangka
Entah berapa lama jarak membatu di dada
Di tepian sungai waktu
Aku menakar angan-angan
Kepada riak rindu aku
mendamba pertemuan
Menunggu dengan mendebarkan
Padang, 2024
Pada Sabana Sepasang Matamu
Pada sabana sepasang matamu,
ada getir berkecambah di antara
menjulang cantik ilalang yang lentik
Pada sabana sepasang matamu,
ada sukar berkecamuk di bawah
dua hutan rindang serupa bulan
sabit terbalik
Pada sabana sepasang matamu,
sungai pun meluap, mengalir air
dari hulu surga kesedihan
Pada sabana sepasang matamu,
aku seorang diri berkunjung di sana,
membawa nur sekantong
Padang, 2024
Senyummu
Di bawah lampu jalan temaram
Kelakar cinta merambat pikiran
Matamu berhamburan cahaya
Menjadi surga kata-kata
Ingin aku menulis puisi
Dengan waktu aku bersaksi
Kepada semata senyummu
Aku telah jatuh hati
Berulang kali
Padang, 2024
Zikri Amanda Hidayat lahir di Pesisir Selatan tanggal 02-08-1999. Lulusan Administrasi Negara di Universitas Eka Sakti Padang. Suka membaca dan menulis. Buku yang telah terbit Sehimpun Rasa (Gupedia, 2021), Rentetan Tulisan Tentang Konsekuensi Cinta (Guepedia, 2021) dan Tak Benar-benar Utuh (An-Nur Media, 2022).