Puisi-puisi Zikri Amanda Hidayat

Redaksi Nolesa

Selasa, 4 Februari 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Zikri Amanda Hidayat (Foto: dokumen pribadi untuk nolesa.com)

Zikri Amanda Hidayat (Foto: dokumen pribadi untuk nolesa.com)

Ibu Ketika Pagi

Pada pagi buta

Derap langkah kaki ibu mengunjungi mata tidur

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mengiringi perjalanan anak-anaknya keluar dari rimba mimpi

Suara panggilan ibu lebih merdu dari alarm

Tubuh seakan dihidupkan kembali dari kantuk lena

Dan meninggalkan jejak petunjuk menyambut hari

Pagi itu ibu seperti membagi nyawa

Kepada rumah semalaman kesepian

Kepada masakan yang mengandung kebaikan

Kepada harapan anak-anaknya memperjuangkan kehidupan

Padang, 2024


Sebelum Berakhir

Burung gagak telah imigrasi ke kota sepi

Hinggap ke tengkuk ranting kepala kami

Pada jantung waktu yang kemarau,

perayaan mimpi-mimpi digelar

Mendendangkan usia di panggung rahasia

Hingga nasib menemukan senja ayah ibu

Apakah kebahagiaan itu bersembunyi?

Apakah keberhasilan itu begitu jauh?

Doa-doa jiwa yang tenggelam di antara tanda tanya dan derita

Hendaknya sepasang mata ayah ibu tak perlu lekas menutup

bagai gerhana

Baca Juga :  Doa Jalanan, Puisi Bintu Assyatthie

Bisa-bisa hidup kehilangan hakikatnya

Padang, 2024


Waktunya Cerutu

Pipi itu bagai hamparan pantai

Pernah ombak meluap ke tepi semalam suntuk

dan meninggalkan karang hitam di bawah mata

Tetapi lain kesempatan seorang pria mengubah pipi

menjadi sepasang cekung kekosongan

Membiarkan cerutu bekerja sebaik mungkin;

Membakar derita semata membubung asap-asap dopamin

Lantas pikiran seperti anak-anak yang bermain

di taman sepi Senang dan tenang menggandeng hati

Hingga terlena batas bermain adalah waktu sementara belaka

Padang, 2024


Dua Peristiwa yang Pelik

/1/

Di suatu petang yang tenang

Aku menyaksikan matahari bertamu ke rumahku

Duduk di beranda; meramu cahaya nestapa

Lalu panasnya tak bisa aku cerna

Dan jantungku kehilangan detak pada malam gulita

/2/

Dari jendela yang muram oleh embun kesaksian

Samar-samar dalam pekat malam

Aku mendikte rupa yang suara gerutuan adalah babi hutan

Baca Juga :  Puisi-Puisi Hida AK

Sisi lain, kunang-kunang ketakutan ketimbang gelap gulita

Sumbu api di hatiku lantas nyala

Membakar sekujur tubuh yang sedang

menggenggam anak panah di tangan kanan dan

busur makian di tangan kiri

Belum sempat aku membidik babi hutan pengganggu itu

Hantu juga sudah menikam punggungku dengan pisau masa lalu

Padang, 2024


Ibu Sebelum Senja

Sebelum senja

Ibu memeriksa batu-batu di sepanjang

jalan nasib

Memilah yang runcing dan membuangnya ke sembarang waktu

Sebelum senja

Ibu memetik surga dari taman kasih-Nya

Menaburkannya kepada hari demi hari

Sebelum senja

Ibu menjala bintang-bintang dengan

setangkup doa

Menyulap purnama menjadi rute bagi hati

Sebelum senja

Petuah ibu adalah soneta yang

didengarkan wajib sebelum tidur

Dan malam bersaksi, seperti penuntun langkah esok pagi

Padang, 2024


Purnama yang Hilang

Langit malam terasa berbeda

Tiada tampak purnama di antara rasi bintang

Baca Juga :  Setelah Aroma Nafas Kita Berkawin : Puisi Norrahman Alif

Aku menerka-nerka cemerlang yang hangat

Tapi tetap saja entah di mana keberadaannya

Di ambang jendela yang menganga nestapa

Pikiranku mulai meramu kenangan

Seraya mataku tak henti memandangi langit berulang kali

Hatiku pun tersesat di labirin kesepian

Setiap langkah kucetak hanya gundah

Barangkali aku adalah serpihan rencana usang tanpa didaur ulang

Tubuhku gigil dengan harapan memenuhi kamar seperti udara

Meringkuk memeluk kesedihan

Dan begitu pekat keasingan membunuhku; perlahan

Padang, 2024


Zikri Amanda Hidayat dapat dipanggil secara akrab Izik. Lahir di Koto Rawang, Pesisir Selatan pada tanggal 02 Agustus 1999. Buku yang telah terbit Sehimpun Rasa (Gupedia,2021), Rentetan Tulisan Tentang Konsekuensi Cinta (Guepedia, 2021) dan Tak Benar-benar Utuh (An-Nur Media, 2022). Selain itu, puisi-puisinya tersebar di beberapa media online dan cetak seperti Republika, Haluan, Langgam Pustaka, Riau Sastra, Suku Sastra dan lainnya. 

Berita Terkait

Puisi-puisi Tundra Alif Juliant
Puisi-puisi Qudwatul Imamah-Madura
Puisi-puisi Elmira Damayanti-Madura
Puisi-puisi Amanda Amalia Putri-Banyuwangi
Puisi-puisi Alexio Riqil Vitor-Madura
Puisi-puisi Moh. Aqil-Madura
Puisi-puisi A. Danial Matin-Madura
Puisi-puisi Ilham Jayadi-Madura

Berita Terkait

Selasa, 4 Februari 2025 - 07:17 WIB

Puisi-puisi Zikri Amanda Hidayat

Rabu, 25 Desember 2024 - 08:36 WIB

Puisi-puisi Tundra Alif Juliant

Kamis, 12 Desember 2024 - 08:30 WIB

Puisi-puisi Qudwatul Imamah-Madura

Sabtu, 7 Desember 2024 - 07:43 WIB

Puisi-puisi Elmira Damayanti-Madura

Sabtu, 30 November 2024 - 07:34 WIB

Puisi-puisi Amanda Amalia Putri-Banyuwangi

Berita Terbaru

Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman (Foto: ip/nolesa.com)

Nasional

Pemerintah Jamin Harga Beras Stabil Hingga Ramadan 1446 H

Selasa, 4 Feb 2025 - 22:03 WIB

Nelly Farraniyah (Foto: dokumen pribadi untuk nolesa.com)

Sosok

Pengalaman Hobi Jadi Motivasi Profesi

Selasa, 4 Feb 2025 - 18:26 WIB