Puisi-puisi Achmed Sayfi Arfin Fachrillah

Redaksi Nolesa

Selasa, 29 April 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Puisi-puisi Achmed Sayfi Arfin Fachrillah

Puisi-puisi Achmed Sayfi Arfin Fachrillah

Perempuan Pesisir

Kak Rahwi, kuselipkan rindu pada riak gelombang

Yang kutabur dari segenggam cemas basah oleh embun

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tatkala madah paling indah adalah deru perahumu

Yang semakin serak mendekat di punggung malam

Di saat itu pula, percakapanku dengan kemerisik lirih pelepah pohon siwalan

Terhenti sejenak, berganti aroma-rasa asin kecut tubuhmu hingga ke atas ranjang

Aku mencintaimu seperti engkau mencintai desis angin dan dekapan gigil

Di paras samudera nun jauh sana

Baca Juga :  Malam Menuntunku Pulang - Puisi Muhammad Dzunnurain (Jawa Timur))

Sebab diam-diam, di antara celah tali jalamu itu, kutiriskan resah

Meski kutahu engkau adalah lelaki berkumis rimbun yang tak kenal “karam”

Dan dalam hening yang riuh, doaku selalu setia pada kerapu atau tuna besar

Walau terkadang merekat pada kenduy dan tamben

O, pana tae lewat

Menuju ngarai di pulau sendiri

Pertanda wajah masih dikemas cemas

Terbelenggu bingkai jendela rumah berdinding retak

Punya bapak

Perpustakaan Lubangsa, 2024

Aku

Dan aku hampir runtuh

Baca Juga :  Aksara Asa Purnama

Di setiap detik

Saat melihat jiwaku sendiri

Dan aku mencoba tangguh

Di setiap detak

Saat mengingatmu

Dan, aku musnah dalam sajak ini

Perpustakaan Lubangsa, 2024

Pada Tengah Malam, di antara Madura dan Marunda

Biarlah jalanan lengang lagi remang

Menumpahkan seruah gamang

Menyisakan sedikit elegi lara

Pada mobil tua

Milik tuan yang terantuk

Sedang, resah dan gelisah

Lantang pulang pada getir naluri, ditandang oleh anak dan istri

Perpustakaan Lubangsa, 2023

Manuskrip Rindu

Aku berlindung pada teduh kelopak matamu atau rindang alis daun mimbhamu dari terik stasiun tanjung priok atau senyap tol layang Cikampek. Sebab rinduku hanyalah sebatas pada bibir jerruk salonemu yang tersirat di langit Marunda –membayang Madura terasa sesak.

Baca Juga :  Puisi-puisi Nida Nur Fadillah

Perpustakaan Lubangsa, 2024

*Alumnus Yayasan Pendidikan Ibrahimy, saat ini menjadi nyantri di Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa Guluk-Guluk sekaligus siswa kelas XA SMA Annuqayah. Juga merupakan salah satu peserta Rakara residensi cerpen 2024

 

 

 

 

 

 

Editor : Wail Arrifqi

Berita Terkait

Puisi-puisi Khalil Satta Èlman
Puisi-puisi Cahaya Daffa Fuadzen
Puisi-puisi Ilham Wiji Pradana
Puisi-puisi Dewis Pramanas
Puisi-puisi Muqsid Mahfudz
Puisi-puisi Nida Nur Fadillah
Puisi-puisi Heri Isnaini
Puisi-puisi Aljannah

Berita Terkait

Rabu, 9 Juli 2025 - 21:49 WIB

Puisi-puisi Khalil Satta Èlman

Sabtu, 5 Juli 2025 - 18:49 WIB

Puisi-puisi Cahaya Daffa Fuadzen

Kamis, 19 Juni 2025 - 17:00 WIB

Puisi-puisi Ilham Wiji Pradana

Jumat, 13 Juni 2025 - 21:35 WIB

Puisi-puisi Dewis Pramanas

Kamis, 29 Mei 2025 - 14:38 WIB

Puisi-puisi Muqsid Mahfudz

Berita Terbaru

Plt Sekda Sumenep, Raden Achmad Syahwan Effendy (foto: Ist)

Daerah

Respons Plt Sekda Sumenep Terkait Polemik PPPK Paruh Waktu

Sabtu, 20 Sep 2025 - 20:36 WIB

(for NOLESA.COM)

Mimbar

Abu Ustman Al-Hiri: Menjaga Getar Perasaan Wanita

Jumat, 19 Sep 2025 - 07:54 WIB