Oleh : Mr. Jo
Di saat kita mengalami kehampaan jiwa dan sekeliling kita mengajak untuk lupa.
Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup. (Al-Alaq: 6-7)
(Dia), mengingatkan manusia akan posisinya melalui Hadits Qudsi yang menyesakkan dada;
“Wahai hamba-hamba Ku, kamu semua adalah sesat, kecuali yang Aku beri petunjuk. Maka mohonlah kepada Ku hidayah, akan Ku berikan padamu petunjuk”.
“Kamu semua fakir atau miskin, kecuali yang Aku berikan kecukupan. Maka mohonlah kepada Ku rezeki, akan Ku cukupi kebutuhanmu”.
“Kamu semua berdosa, kecuali yang Ku maafkan. Maka, siapa yang mengetahui bahwa Aku Maha Pengampun, hendaknya mohon kepada Ku ampunan, akan Ku ampuni ia. Aku tak peduli sebesar apa pun dosanya”.
Saudaraku, begitu seringnya Allah menegur kita dengan musibah, tetapi alangkah sedikitnya yang mampu kita pahami.
Janganlah kita melampaui batas, karena merasa diri ini serba cukup. Tak ada yang abadi dari permainan dunia, sebagaimana hidup ini juga tidak abadi.
Banyak sudah manusia yang mati, dan kita hanya menunggu kematian dipergilirkan.
Tetaplah istiqamah dalam berdo’a. Sebab, do’a merupakan pengakuan atas kelemahan diri ini.
Do’a merupakan seruan seorang hamba — orang-orang yang merasa dalam posisi rendah — kepada Dzat Yang Maha Tinggi.
Do’a merupakan permintaan orang yang tidak punya kepada yang memiliki segala-galanya; Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Mumpung masih ada kesempatan buat kita, mari letakkan hati dan jiwa kita untuk bersujud di hadapan-Nya, untuk menuju perjalanan abadi.