Kita menghamba pada alir sungai
Yang mendinginkan seluruh ruh tubuh
Ketika tanah-tanah tak lagi bersikeras
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lepas dari masa yang belum tuntas
Merakit tawa di bawah rimbun pohon beringin
Kita menyelam sampai tak menemukan palung paling dalam
Selain doa-doa yang terus memanjang
Supaya kebahagiaan tak cepat menjadi kenang
Pulang dengan baju basah
Menggenggam banyak luka yang sulit obatnya
Kita sengaja menimbun masa depan
Menyetrikanya, hingga halus tak ada bekas kutukan
Lalu, waktu mengejar kita
Menerobos rimbun tebing, dari jeritan
“Aku tak ingin pulang, sebelum adzan berkumandang”
Kita lupa bahwa kesempurnaan
Adalah kesederhanaan bagi kelaparan
Yang sulit dijangkau oleh ingatan
Sebelum bapak, ibu melayangkan cubitan
Atau sesekali memukul punggung dengan aduh mengerikan.
Jogja 2023