Biografi Politik Rëcép Tayyip Erdögân

Redaksi Nolesa

Kamis, 13 Oktober 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

NOLESA.com – Di dunia internasional, nama Erdogan banyak diperbincangkan, tak terkecuali di Indonesia. Bagi banyak orang, Erdogan adalah sosok pemimpin yang mampu menyulap Turki menjadi negara maju yang mampu bersaing dengan negara-negara Eropa.

Karena itu, nama Erdogan seakan menjadi idola baru bagi banyak kalangan yang mengagumi kepemimpinannya yang tegas dan telah membawa angin segar untuk kehidupan masyarakat Turki. Lalu, bagaimana dengan kehidupan masa kecilnya? Bagaimana perjalanan karier politiknya hingga ia mampu menjadi orang nomor satu di negara bekas Turki Usmani itu?

Masa kecil Erdogan

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dikuti dari buku Recep Tayyip Erdögân, Revolusi Dalam Sunyi, karya M. Sya’roni (2020) masa kecil Erdogan adalah masa kecil yang sederhana. Lumpur, tanah, dan hujan adalah tempat bermainnya dikala kecil dulu.

Masa kecil Erdogan adalah masa kecil yang jauh dari keistimewaan dan kemewahan. Ia lahir dari seorang ayah bernama Ahmet Erdogan, seorang kapten kapal di sebuah agen pelayaran di Istambul, Turki, dari ibu Tanzile Erdogan, seorang ibu rumah tangga.

Erdogan kecil termasuk anak yang sangat aktif dan hari-harinya penuh interaksi dengan lingkungan sekitar. Ia juga merupakan anak yang cerdas, meski untuk sampai ke sekolah, ia harus berjalan kaki puluhan kilometer untuk sampai di sekolah dasar (SD) Piyalepasa.

Baca Juga :  Betapa Istimewanya Jahe, ini Penjelasan dr Zaidul Akbar

Karena kecerdasannya itu, saat sudah pindah ke sekolah Imam Hatip, ia mendapat julukan “Hoca” dari teman-temannya, yang berarti guru atau ustaz. Hal itu karena Erdogan memiliki kecerdasan di atas rata-rata dibandingkan teman-temannya.

Karier politik

Singkat cerita, setelah Erdogan masuk di perguruan tinggi, menjadi mahasiswa, ia tumbuh dan menjelma sebagai mahasiswa aktivis. Ia aktif di organisasi Milli Turk Talebe Birligi (MTTB), yang merupakan organisasi terbesar di Turki.

Sejak bergabung dengan organisasi ini, relasi Erdogan mulai berkembang luas. Erdogan mulai berkenalan dengan orang-orang seperti Abdullah Gul, yang di masa depan bertemu dalam wadah yang sama untuk memimpin Turki dalam Partai AKP.

Organisasi MTTB, merupakan antitesa dari gerakan mahasiswa beraliran kiri nasionalis, dan gerakan mahasiswa yang ultra nasionalis. Mereka memfokuskan fondasi gerakan dengan menekankan pada penguatan pendidikan sejarah, kebudayaan dan nilai dalam setiap kegiatan mereka.

Baca Juga :  Pertemuan Dua "Penulis PMII"

Bulent Arinc, menyebutkan bahwa organisasi ini memiliki visi mengajarkan semua anggotanya untuk mencintai tanah air dari hati yang terdalam.
Selain aktif di organisasi MTTB, kala itu Erdogan juga aktif di organisasi sayap pemuda partai MSP cabang kota Istanbul. Dan ia menjabat ketuanya.

Waktu itu, usia Erdogan baru 22 tahun, namun karena kemampuan manajerialnya untuk mengorganisir anak-anak muda MSP, namanya mulai dikenal di kalangan elite-elite partai.

Dari situ, yang awalnya Erdogan hanya dipercayai untuk menahkodai MSP tingkat kota, dalam waktu singkat ia di alihkan ke tingkat MSP provinsi.

Namun, di era 1980-an, partai ini dintayatakan terlarang oleh pemerintah. Dan Erdogan, selama tiga tahun berhenti dari aktivitas politik. Pada 1983, Erdogan kembali berpolitik, ia masuk dan bergabung dengan Rartai Refah. Di sini, karir politik Erdogan juga kurang lebih sama dengan di MSP. Partai Refah juga dibekukan oleh pemerintah.

Beberapa tahun kemudian, di tahun 2021 tepatnya, dengan beberapa orang temannya di Partai Refah, yang tak lain juga teman-temannya di MTTB dulu, Erdogan mendirikan AK Parti (Adalet ve Kalkinma Partisi). Sejak mendirikan partai berideologi demokrasi konservatif ini, nama Erdogan terus naik daun.

Baca Juga :  Belajar dari Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail: dari Masalah Keluarga Hingga Masalah Agama

Diawali dengan menjadi wali Kota Istanbul, ketua umum Partai AKP, menjadi perdana menteri, kemudian pada 2014 silam hingga kini dilantik menjadi orang nomor satu di Turki.

Sejak menjadi wali Kota Istanbul, Erdogan menjelma menjadi sosok pemimpin yang tegas, sederhana, dan berpihak pada banyak kepentingan rakyat bawah.

Sebagaimana dikatakan Erdogan, Erdogan datang bukan sebagai orang yang ingin dimuliakan oleh 73 juta rakyat Turki. Tetapi, datang untuk mengabdi.

Kesederhanaan Erdogan sebagai pemimpin, dapat ditemukan dari cara Erdogan bergaul dan berbaur dengan rakyatnya. Sebagai pemimpin negara, ia cukup sering ngobrol sambil minum teh dengan tukang cukur, dan dengan orang-orang yang memiliki profesi yang bertolak jauh dengan kedudukannya.

Dalam memimpin, Erdogan tak ingin membuat jarak dan dinding pembatas antara yang memimpin dan yang dipimpin. Karena sekali lagi, kata Erdogan, ia datang bukan untuk dimuliakan. Tetapi untuk mengabdi.


Penulis: Susi Rukmini
Editor: Farisi Aris

Berita Terkait

Mengenal Hak-Hak Perempuan, Apa Saja?
Sejarah dan Makna di Balik Patung Liberty
5 Cara Mengatasi Anak Terserang Campak
Mengemuka di Periode Kedua: M. Muhri, Legislator PKB Penjaga Aspirasi Rakyat
Birokrat Muda Kuda Hitam Sekda Sumenep
Cerita Wiwin, Dari Jualan Beras Hingga Parlemen
Cara Menghangatkan Olahan Daging Sisah Lebaran Idul Fitri
Sahur Sehat Ala Dokter Didik Permadi Nakes di RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep

Berita Terkait

Minggu, 7 September 2025 - 14:29 WIB

Mengenal Hak-Hak Perempuan, Apa Saja?

Jumat, 5 September 2025 - 19:50 WIB

Sejarah dan Makna di Balik Patung Liberty

Minggu, 24 Agustus 2025 - 01:07 WIB

5 Cara Mengatasi Anak Terserang Campak

Sabtu, 10 Mei 2025 - 07:11 WIB

Mengemuka di Periode Kedua: M. Muhri, Legislator PKB Penjaga Aspirasi Rakyat

Selasa, 29 April 2025 - 13:57 WIB

Birokrat Muda Kuda Hitam Sekda Sumenep

Berita Terbaru

Beberapa waktu lalu Presiden Prabowo tinjau program MBG di Bogor (foto: Biro Pers Kepresidenan)

Esai

Program MBG Presiden Prabowo dan Ancaman Inkompetensi

Selasa, 30 Sep 2025 - 18:31 WIB

Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto meresmikan akad massal 26.000 unit Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) di Perumahan Pesona Kahuripan 10, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Senin 29/9/2025 (foto: IP)

Nasional

Presiden Prabowo Targetkan 3 Juta Rumah untuk Rakyat

Selasa, 30 Sep 2025 - 11:35 WIB