Bangkalan, NOLESA.com – Konfrensi Cabang PMII (Konfercab PMII) XXII Bangkalan yang diadakan pada Minggu (5/2/2023) berjalan dengan sukses.
Konfercab PC PMII Bangkalan yang dilangsungkan di Villa Abdijaya, Geger, menghasilkan Syamsul Hadi sebagai Ketua Umum PC PMII Bangkalan.
Syamsul Hadi mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh kader, karena sudah memberikan kepercayaan untuk menahkodai PMII di kabupaten paling barat pulau Madura ini.
Ia berharapa pasca Kofercab ini ketegangan dapat diregangkan kembali. Syamsul mengajak para kader untuk kembali membesarkan PMII dengan ikut memikirkan proses kaderisasi yang baik serta kontribusi kader yang masif.
“Lupakan bayang-bayang Konfercab yang dapat berdampak buruk. Kedepan kita fokus pada agenda kaderisasi demi kemajuan organisasi” pungkasnya.
Adapun visi misi yang dibawa oleh Syamsul, yaitu Penguatan Identitas Kader. Dia menjelaskan bahwa identias merupakan pembeda antara satu dengan yang lain.
Identias yang dimaksud, Syamsul mengklasifikasikan dalam tiga vareabel; Ideologis, Intlektualitas, Gerakan atau Pengabdian Sosial.
“Identitas ini harus diinternalisasi, diteguhkan agar kita sebagai kader PMII menjadi kader yang sejati” sebutnya.
Di sisi lain, Syamsul juga menyebutkan kondisi objektif di kabupaten Bangkalan yang sampai saat ini menjadi daerah tertinggal.
“Sampai detik ini, dengan bonus demografi dan geografis yang diperoleh Bangkalan belum mampu mengangkis Bangkalan menjadi lebih baik” tukasnya.
Menurutnya, selain banyak faktor penghambat pembangunan Bangkalan, hal yang paling urgen adalah pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).
Maka, kedepan dia berharap kader PMII harus dapat menjadi plopor terdepan demi pembangunan SDM Bangkalan yang lebih baik.
“Kita awali dari kader PMII, buktikan dan tunjukkan kualitas, kapabilitas dan integritas kita. Jangan kemudian hanya menjadi sampah masyarakat.” tegasnya.
Kedepan, Syamsul berupaya mendesain kaderisasi di tubuh PMII yang dapat beradaptasi dengan lingkungan. Sebab, katanya, setiap komisariat mempunyai lingkungan dan iklim masing-masing.
Termasuk rumusan kaderisasi yang dia tawarkan adalah kaderisasi basis pesantren. Selama ini, PMII di pesantren terkesan tidak aktif sehingga perlu disentuh dengan rumusan kaderisasi yang akurat.
“Tanpa menafikan kaderisasi yang lain, bahwa realitas di Bangkalan kader PMII yang di pesantren terkesan teralienasi. Sebab itu, perlu kaderisasi yang dapat mengakomodir kader-santri” pungkasnya.
Penulis/kontributor: Hakim
Editor: Farisi