Memakan Matahari
dini hari kau menjaring langit
keratan matahari beserta lanskap
kau jejalkan ke dalam tustel
awan merah luber yang mengambang
seketika terpecah menjadi gelombang
sehingga bubuk-bubuk bercahaya
berebut menyesaki rongga dadamu
katamu, “jangan singgung orang-orang
yang akan kesepian karna matahari
telah kumakan,”
kataku matahari belum hilang
meski sudah ada dalam ragamu
matahari adalah cahaya yang dengan
senang hati memberikan kehidupan:
“bukankah ruh-ruh itu ditiupkan olehmu?”
2023
Siapa yang Tiba-tiba Saja Lapang
Siapa yang tiba-tiba saja lapang merelakan pupil matanya dihanguskan lempengan kaca yang selama dua puluh empat jam lebih satu detik dipandangnya tiada henti tanpa mengganti apa yang tersaji selain sorot lentik mata lambaian angin berpadu sunggingan wajah yang dapat mengundang sekeluarga semut berziarah dan ikut tenggelam dalam keabaian akan diri selagi terus mencoba menundukkan paksa keabadian yang tak seharusnya dapat dipaksa bahkan oleh apa-apa dan siapa saja selain oleh keindahan dari garis pipi pencipta perasaan membuncah yang dapat memporak-porandakkan sorga?
2023
Lekuk Kecil
saat matahari terpeleset jatuh
dibedil bocah lima taun
yang bayang layangannya terhalangi
cahaya semerta-merta mengapung
biru keabu-abuan tanpa tetes darah
keramaian yang tersedak pada merah
terbata-bata menundukkan takzim wajah,
“lekuk kecil pada pipinya telah direlakan
berganti posisi dengan matahari!”
langit kemudian memiliki lekukan bercahaya
yang begitu riang berpendar-pendar
gelayut awan yang meleleh karena kilau
pelan-pelan bermetamorfosa menjadi kaca
bersijingkat memintal bahagia yang sebentar
2023
Ibu Adalah Abadi
wajah ibu tak akan pernah berkerut
yang berkerut adalah waktu
yang mencoba mengerutkan wajah ibu
ibu sebenarnya memang tak ingin abadi
namun perdebatan malaikat di kaki-kaki langit
bersahutan mengobrak-abrik bumi
ibu jadi bersujud kepada barat
mencoba memohon agar segera
bersanding dengan tiang-tiang Arsy
semua tau doa ibu adalah tanda seru
yang dapat mementung awan
sehingga berlubang di sana-sini
namun ibu tetap damai dikerangkeng nafas
usapan pelan tangannya pada kepala
berbuah jutaan tetes malaikat
yang pada tiap jengkal mulutnya
tersumpal sekelumit doa
yang lebih nyaring dari apa-apa saja
2023
Dhimas Bima Shofyanto lahir di Jombang, 12 November 2002. Mahasiswa Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dapat dihubungi melalui instagram @bimaaseena. Bisa disapa di Instagram : @bimaaseena atau Twitter : @bimaaseena