Puisi-Puisi Aziza Putri Aulia

Redaksi Nolesa

Sabtu, 20 November 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi via @cdd20

Ilustrasi via @cdd20

Relungan Hati dari Penyair

 

Siang ini aku termenung dengan harapan

Memandangi setiap memori yang ada

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Napas harum mewangi masih tercium

Menandai setiap kata dalam ingatan

 

Tulisan nan abstrak yang terangkai

Membendungi tiap sudut isi buku

Bertahap namun pasti

Yang memenuhi rangkaian titik sudut

 

Menghilangkan ribuan masalah

Itulah dia jejak dari sebuah bait

Perjalanan dari sebuah baris

Dan menyatu padu membentuk kiasan bermakna

 

Puisi adalah tulang putihnya

Di buat sedemikian rupa

Agar sang pendengar mampu memahami

Relungan hati dari sang penyair

 

Jakarta, 07 November 2021

 

Kapal yang Tak Pernah Berlayar

Untuk Taennie

 

Baca Juga :  Lambaian Tanganmu - Puisi Ngadi Nugroho (Jawa Tengah)

Mungkin memang jalannya hari tak sama dengan waktu

Menghabiskan ribuan masa hanya untuk berharap

Hampir habis bahkan rasa ini dan tak pernah kunjung bersama

 

Setiap senja menyapa kan aku buat ribuan permohonan

Meminta agar kapal yang aku rakit bisa berlayar

Namun mengapa rakitan orang bisa pergi dengan jauh

Tetapi kenapa tidak dengan kapal rakitanku

 

Seseorang yang sudah di tunggu sangat lama bahkan bisa menyisakan ribuan cerita

Mengapa tak pernah sedikit pun kisah mereka jadi sebuah cerita

Banyak yang menyudutkan melemparkan hujatan

 

Andai kalian tahu rasanya saat menunggu bulan menjadi dua

Supaya tidak sendirian ketika malam

Seperti itu juga harapan semu yang tak akan pernah bisa terjadi dalam hidup

Baca Juga :  Saung Kehidupan

 

Jakarta, 7 November 2021

  

Pria Bersuara Dalam

Untuk Haru

 

Jangan lagi kau berbicara

Sudut di mulutmu tak bisa berhenti

Menggema, menggema, dan menggema

Kau tau aku ini hampir jatuh mendengarnya

 

Suara dalam yang kau punya teramat sejuk

Membuai aku pada harapan tuk bisa mencintaimu

Jadi berhenti untuk bersuara lagi

Bisa bertahan dari nafsu saja sudah alhamdulilah

 

Kau pancing lagi jiwa kotor ini untuk memiliki cinta

Tidak akan mungkin dua pasang manusia berbeda bisa bersatu

Dan tak mungkin pula siang bertemu malam

Seperti itu juga drama perasaan dariku untukmu

 

Jakarta, 7 November 2021

 

Belajar Online Saja Aku Tak Mampu

 

Baca Juga :  Puisi Muhammad Dzunnurain Madura

Bagaimana aku bisa melangkahkan kaki ini

Melangkah dengan seragam bak seorang tentara

Bangun pagi menyapa burung-burung

Biasanya saja menyapa layar laptop

 

Masuk sekolah menatap guru lalu apa yang harus aku katakan

Penyakit jahat perlahan mulai hilang

Kini penyakit malu untuk bertemu teman-teman yang di rasakan

 

Mana otakku belum sampai pada titik tumpuan

Pikiran belum pula menginjakkan rumput berbuku

Sekian lamanya di kurung sekarang di paksa menatap dunia luar

 

Tuhan apa yang harus aku siapkan

Perlukah membawa bambu runcing

Agar berani mempertahankan ilmu

Namun apa yang bisa di pertahankan

Pengetahuan jarak jauh tak membuat otak ini paham

 

Jakarta, 7 November 2021

Berita Terkait

Puisi-puisi Nida Nur Fadillah
Puisi-puisi Heri Isnaini
Puisi-puisi Aljannah
Puisi-puisi Achmed Sayfi Arfin Fachrillah
Puisi-puisi Dian Chandra
Puisi-puisi Tan Pajar
Puisi-puisi Khairul Yaqin
Puisi-puisi Wail Arrifqi

Berita Terkait

Selasa, 20 Mei 2025 - 14:25 WIB

Puisi-puisi Nida Nur Fadillah

Selasa, 6 Mei 2025 - 15:22 WIB

Puisi-puisi Heri Isnaini

Sabtu, 3 Mei 2025 - 10:04 WIB

Puisi-puisi Aljannah

Selasa, 29 April 2025 - 15:58 WIB

Puisi-puisi Achmed Sayfi Arfin Fachrillah

Senin, 28 April 2025 - 12:00 WIB

Puisi-puisi Dian Chandra

Berita Terbaru

(for NOLESA.COM)

Puisi

Puisi-puisi Nida Nur Fadillah

Selasa, 20 Mei 2025 - 14:25 WIB

News

Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Minggu, 18 Mei 2025 - 21:30 WIB