Connect with us

Puisi

Puisi-Puisi Agus Sanjaya

Agus Sanjaya

Published

on

Pancaka

 

Mimpi adalah gumpalan kapas yang mengapung bersama asa, mengisi malam dengan labirin kecil. Menyelimutiku dengan sayap kehangatan. Aku bisa terbang bersamamu, mengubur luka di dalam kamar. Kini tumbuh bunga mimpi berduri, memakan siapa berani melarangnya. Dia berlari menggigit kakiku, menari di atas awan-awan lembut. Selimut memelukku dengan dada bidangnya. Aku akhirnya nyaman dengan bau tubuhmu.

 

6 November 2021

  

Baca Juga :  Doa Jalanan, Puisi Bintu Assyatthie

Candana

 

Bumi kau pelintir di saku celana, kemiskinan kau pupuk agar subur. Berharap menjadi bunga segar di mata, tetapi semua itu sia-sia. Kini hanya semak berduri menusuk mata, menghujam binatang melata lupa negerinya. Mereka sibuk berdiri di podium, seolah malaikat bersenandung di langit. Kala duri mendidihkan racun-racunnya. Semua manusia makin buta dengan warna-warni dunia. Emas adalah Tuhan bagi umatnya. Sampai raga berlarian di akhir masa.

Baca Juga :  Puisi-Puisi Nida Nur Fadillah

 

7 November 2021

 

Batunda

 

Aku pernah mendengar penyihir jahat yang datang ke kampung Wawali Batu. Ia mampu menyihir bayam jadi kelapa sawit, bahkan batu kecil menjadi banjir bandang. Saat hujan mengaliri mata sipitnya, tangisan menderita dari parade musim panas menggelegar. Tebing terkikis tipis seperti kue ulang tahun balita. Ribuan burung menuju arah utara.

Baca Juga :  Itu Biasa

 

7 November 2021

 

Ambika

 

Kau adalah gadis cantikku. Matamu nan biru memancarkan kelapangan samudera, meski sering kali dunia menamparmu secara kejam. Ambika, putri ibu. Sembilan bulan ibu mengandungmu dalam rahim kata. Kini kau tumbuh sebagai Srikandi Pancala. Kau bakar ketidakadilan menjadi abu. Serupa Dewi Durga penghancur angkara murka. Ambika kebanggaanku. Ibu sangat menyayangimu.

 

8 November 2021

Lahir di Jombang, 27 Agustus 2000. Ia tinggal di Jalan Veteran, Desa Mancar, Peterongan, Jombang, Jawa Timur. Hobi menulis puisi dan cerpen. Dia menyukai puisi sejak bangku SMP, melalui itu ia bisa mencurahkan segala keluh kesah dan perasaannya. Agus Sanjaya mulai menciptakan dua novel di masa pandemi untuk mengisi kebosanan hatinya.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending