Oleh Sujono
(Penulis lepas tinggal di Perum Satelit Sumenep)
Suatu ketika Nabi Muhammad Saw, mengatakan kepada para Sahabat; Allah merahmati orangtua yang membantu anaknya berbakti kepadanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bagaimana caranya membantu untuk berbakti, ya Rasul. Tanya para Sahabat. Rasul menjawab; Dia menerima yang sedikit darinya, memaafkan yang menyulitkannya, dan tidak membebaninya serta tidak pula memakinya.
Karena sesungguhnya Ridha Allah itu sangat bergantung pada ridha orangtua. Do’a Rasulullah saja dapat terhalang manakala orangtua tidak meridhoi anaknya, sebagaimana terjadi pada kasus Alqamah, seorang Sahabat Nabi Muhammad Saw.
Karenanya, ketika kita mendidik anak-anak kita untuk berbakti kepada kita, sesungguhnya kita sedang membukakan jalan bagi anak kita untuk menuju sorga Allah, apabila kita mendidiknya karena mengharap ridha Allah.
Sebaliknya, kita sedang menutup jalan kebaikan bagi anak-anak kita manakala kita mengabaikan perkara yang memudahkan anak kita berbakti.
Terimalah yang sedikit dari anak, maka setiap anak akan menjadi istimewa di mata kita.
Kelebihannya yang sedikit akan tampak berharga di mata kita, sehingga kita bersemangat untuk menyebut-nyebutnya, memupuknya dan mengembangkannya.
Kita menghargai setiap kebaikan dan keunggulan anak, sekecil apa pun, sehingga yang kecil itu akan menjadi besar.
Anak-anak kita boleh jadi tak sehebat anak-anak tetangga kita.
Tetapi, manakala kehebatan yang kecil itu kita dukung dan kita terima dengan hangat, maka akan berubah menjadi kekuatan yang dahsyat.
Sebaliknya, sebanyak apa pun kelebihan anak, tak akan mampu menjadikan anak merasa berharga bila kita menuntut anak lebih banyak dari yang ia sanggup saat ini.
Karenanya, terimalah yang sedikit dari anak, Insya-Allah, kita akan melihat betapa besar keagungan yang diberikan Allah kepada kita dan anak-anak kita.
Maafkanlah yang menyulitkannya, maka dada kita akan terasa lebih lapang menghadapi mereka. Kita lebih mampu menerima mereka apa adanya.
Ini merupakan bekal yang sangat berharga, karena acapkali; Beserta kehebatan yang besar, selalu ada kesulitan yang mengawali. Sayangnya, kita sering lupa.
Wallahu a’lam…