Connect with us

Puisi

Puisi-Puisi Abd. Wakid

Abd. Wakid

Published

on

Ilustrasi via pixabay.com

Midodaren

 

Kususupi lembahmu dengan keringat teguh

Sesampainya batu-batu menayangkan usia purba

Dan gemuruh gelombang pertama menyapa

Syahdu menusuk teluk jantungku

 

Deru pasang mencumbui sepi

Melahirkan anak-anak pasir yang riang

Mereka sangat sahaja seperti penghuni pinggir pantai

 

Sehabis perjumpaan

Aku jadi sadar dari segala kejenuhan

Bahwa jalan paling tenang

Baca Juga :  Bertanya kepada Burung - Puisi Kind Shella (Jawa Timur)

Adalah  menyulam kata  yang mengandung kamu.

 

Yogyakarta, 2021

 

Musim gugur

 

Sekarang adalah musim kematian

Segala kehidupan luruh ketanah

Musim basah meleraikan daun dan ranting

Sedang badai membawa kabar tentang yang patah

Dan aku bersanding teguh menuju surat yang Tuhan tulis

Sebelum diperkenalkan pada yang fana.

Baca Juga :  Selepas Tapa Brata Ibu Para Asura - Puisi Moehammad Abdoe

 

Yogyakarta, 2021

 

Telaga

 

Sesore ini aku mengunjungi telagamu

Membawa sekotak kue dan pancing purba

Aku menjumpai anak anak-ikan berenang dimatamu

Mereka memakai sisik yang berlawanan

Si sulung mengakrabi merah sewarna senja

Mengisyaratkan bahwa waktu telah menua

Dan sulung mengaribi hitam semalam

Menandakan sunyi yang tenang

Baca Juga :  Yogyakarta

Dan aku bergegas melompat ke dasar matamu

Untuk menjumpai harapan ibu

 

Yogyakarta 2021

 

Mengutuk Hujan

 

Perempuan itu berdiri menantang langit

Menyumpah-serapahi hujan yang bergerilya semalam

Ia lupa mengangkat jemurannya

Basah kuyup memar kecewa

Seamsal kekasihku yang selalu marah

Atas waktu yang kupotong persegi

 

Yogyakarta 2021

Penulis, aktif di Teater Es-ka UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending