Dzulhijjah: Sebuah Pelajaran untuk Tafakur di Bulan Suci

Redaksi Nolesa

Jumat, 30 Mei 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

(for NOLESA.COM)

(for NOLESA.COM)

Oleh Sujono

MIMBAR, NOLESA.COM – Abdullah bin Salam radhiyallahu ‘anhu, pernah menunjukkan; Ketika Allah menciptakan makhluk, mereka berdiri di atas kaki, dan kepala mereka ditengadahkan ke langit. Lalu mereka berkata; ‘Wahai Tuhanku, bersama siapakah Engkau?

Allah menjawab; Wahai hamba-Ku, Aku bersama orang yang teraniaya hingga dikembalikan kepadanya haknya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Abdullah bin Anis berkata; Aku pernah mendengar Rasulullah Saw, bersabda; Pada hari kiamat, semua hamba dikumpulkan dalam keadaan telanjang dan tidak beralas kaki.

Baca Juga :  Seputar Preposisi

Lalu terdengar seruan menggelegar; Akulah Raja yang disembah, yang tidak membutuhkan siapa pun. Tuhanmu tidak menzalimi siapa pun. Penghuni surga akan masuk surga, dan penghuni neraka akan masuk neraka.

Lalu kami bertanya; Ya Rasul Allah, bagaimana kami datang dalam keadaan telanjang dan tanpa alas kaki?

Rasulullah Saw, menjawab; Bagi kebaikan dan kejelekan ada balasan yang setimpal. Tuhanmu tidak menzalimi siapa pun.

Baca Juga :  Demokrasi dan Transparansi Kebijakan Publik

Dikisahkan bahwa seorang Raja memanggil guru privat untuk mengajari dan mendidik anaknya. Pada suatu hari, setelah anak itu dewasa dan memperoleh banyak ilmu, sang guru tiba-tiba menempeleng dengan keras anak tersebut tanpa diketahui sebabnya.

Akibat perlakuan sang guru itu, anak sang Raja itu menaruh dendam kepada gurunya. Waktu terus berputar. Anak itu diangkat menjadi Raja sepeninggal ayahnya.

Suatu ketika, sang anak yang sudah menjadi Raja itu memanggil gurunya dan bertanya; Wahai guru, mengapa engkau dulu menempelengku dengan keras sekali tanpa kesalahan dan sebab apa pun?.

Baca Juga :  Menjadi KOPRI yang Apik: Gerakan Perempuan PMII Sumenep di Era Transformasi

Sang guru menjawab; Ketahuilah, wahai Raja! Sepeninggal ayahmu, aku ingin engkau merasakan pukulan sehingga dikemudian hari engkau tidak tega menzalimi siapa pun.

Sang Raja berkata; Kalau begitu, semoga Allah membalasmu dengan balasan yang lebih baik.

(Diadaptasi Dari Mukasyafatul Qulub; Karya Imam Al-Ghazali).

*penulis lepas tinggal di Perum Bumi Sumekar Sumenep

Berita Terkait

Menggali Kekuatan Jiwa
Muhasabah: Belajar Menggali Kekuatan Jiwa
Abu Ustman Al-Hiri: Menjaga Getar Perasaan Wanita
Krisis Nepal: Pelajaran untuk Indonesia
Klarifikasi dan Luka Sosial
Saatnya Negara Berbenah
Protes Publik dan Pemerintah yang Gagal Paham
Seleksi Calon Hakim Konstitusi dan “Tafsir Sesat” DPR

Berita Terkait

Jumat, 24 Oktober 2025 - 12:52 WIB

Menggali Kekuatan Jiwa

Jumat, 26 September 2025 - 13:55 WIB

Muhasabah: Belajar Menggali Kekuatan Jiwa

Jumat, 19 September 2025 - 07:54 WIB

Abu Ustman Al-Hiri: Menjaga Getar Perasaan Wanita

Kamis, 11 September 2025 - 06:14 WIB

Krisis Nepal: Pelajaran untuk Indonesia

Senin, 8 September 2025 - 20:16 WIB

Klarifikasi dan Luka Sosial

Berita Terbaru