Menjadi KOPRI yang Apik: Gerakan Perempuan PMII Sumenep di Era Transformasi

Redaksi Nolesa

Selasa, 20 Mei 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

(for NOLESA.COM)

(for NOLESA.COM)

Oleh Yuliyana Putri 

MIMBAR, NOLESA.COM – KOPRI PMII tidak hanya sekadar organisasi perempuan di bawah naungan PMII, melainkan juga rumah kaderisasi dan ruang perjuangan perempuan muda Islam dalam merespons tantangan zaman.

Di tengah dinamika sosial, digitalisasi, dan kompleksitas persoalan perempuan di akar rumput, KOPRI PMII Sumenep harus terus bertumbuh, bergerak, dan bertransformasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Visi besar Yuliyana Putri sebagai Ketua KOPRI PMII Sumenep adalah mewujudkan KOPRI Sumenep yang APIK (Adaptif, Progresif, Inovatif, dan Kolaboratif) bukan hanya jargon manis, melainkan arah gerak yang harus dikonkretkan dalam program nyata.

Baca Juga :  Qurban; Allah Ingin Menguji Hamba-Nya Apakah Berbaik Sangka pada-Nya?

Adaptif berarti Kopri harus peka dan cepat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.

Di era digital ini, kader perempuan tidak cukup hanya cakap secara ideologis, tapi juga harus mampu menguasai teknologi informasi, narasi media, dan literasi digital.

Sehingga Kopri perlu hadir sebagai jawaban atas kebutuhan, agar Kopri mempunyai ruang aktualisasi di dunia digital.

Progresif menunjukkan sikap keberanian KOPRI dalam melawan ketimpangan dan memperjuangkan keadilan gender.

Baca Juga :  Menulis Bersama Mahasiswa

Ini bukan tentang menjadi anti-laki-laki, tapi tentang memperjuangkan hak-hak dasar perempuan, terutama yang selama ini terpinggirkan.

Inovatif adalah ruh perubahan. Perempuan harus menjadi pelopor solusi, bukan sekadar pengikut kebijakan.

Dalam konteks Sumenep, inovasi bisa dimulai dari hal-hal kecil: bagaimana KOPRI bisa memberdayakan perempuan desa melalui pelatihan kewirausahaan, atau mengembangkan program literasi.

Kreativitas merupakan senjata kita, bukan semata-mata sebagai struktur organisasi.

Terakhir, Kolaboratif Gerakan perempuan tidak bisa bekerja sendirian. KOPRI harus membuka ruang kolaborasi dengan berbagai pihak: organisasi perempuan lain, tokoh masyarakat, akademisi, hingga pemerintah daerah.

Baca Juga :  Setia kepada Konstitusi

Forum Kolaborasi Perempuan Sumenep bisa menjadi titik temu antara idealisme kader dan kekuatan jaringan sosial-politik yang nyata.

Menjadi KOPRI yang APIK bukan berarti menjadi sempurna. Tapi menjadi KOPRI yang selalu tumbuh, belajar, dan bertindak.

Inilah saatnya kader perempuan PMII Sumenep mengukir jejaknya: bukan sekadar sebagai pelengkap, tapi sebagai penggerak.(*)

*Ketua Mandataris KOPRI PC PMII Sumenep masa khidmat 2025-2026

Berita Terkait

Balasan Bagi Orang yang Sabar Tidak Lagi Ditimbang dan Diukur
Dzulhijjah: Sebuah Pelajaran untuk Tafakur di Bulan Suci
Anak Menjerit, Orang Tua Diam: Ketika Pesantren Jadi Trauma Awal
Terjebak Banjir dan Terjerembab ke Jurang: Catatan Liputan dari Patean
Nilai Pujian Kepada Allah Swt, Dalam Kalimat Alhamdulillah
Halalbihalal
Ciri-ciri Tua yang Sering Tidak Disadari Oleh Kita
Sejarah dan Perkembangan Hari Otonomi Daerah

Berita Terkait

Jumat, 13 Juni 2025 - 11:38 WIB

Balasan Bagi Orang yang Sabar Tidak Lagi Ditimbang dan Diukur

Jumat, 30 Mei 2025 - 15:00 WIB

Dzulhijjah: Sebuah Pelajaran untuk Tafakur di Bulan Suci

Minggu, 25 Mei 2025 - 20:45 WIB

Anak Menjerit, Orang Tua Diam: Ketika Pesantren Jadi Trauma Awal

Jumat, 23 Mei 2025 - 09:57 WIB

Terjebak Banjir dan Terjerembab ke Jurang: Catatan Liputan dari Patean

Jumat, 23 Mei 2025 - 09:17 WIB

Nilai Pujian Kepada Allah Swt, Dalam Kalimat Alhamdulillah

Berita Terbaru

(for NOLESA.COM)

Resensi Buku

Cinta Habis di Orang Lama itu Nyata Adanya

Sabtu, 14 Jun 2025 - 02:07 WIB