Opini, NOLESA.com — Artificial Intelligence atau AI sudah jadi topik yang semakin populer dalam beberapa tahun terakhir. Teknologi AI sudah berkembang pesat dan sudah banyak digunakan dalam berbagai bidang, termasuk psikologi.
AI bisa membantu dalam mendiagnosis, merawat, dan mencegah gangguan kesehatan mental. Namun, AI juga memiliki risiko negatif terhadap kesehatan mental seseorang, seperti privasi dan keamanan data yang rentan untuk dibobol.
Sebuah penelitian yang diterbitkan di Journal of Medical Internet Research menunjukkan bahwa chatbot AI dapat membantu dalam mendiagnosis dan memberikan terapi untuk gangguan kesehatan mental, seperti depresi dan kecemasan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Chatbot ini juga ditemukan dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang kesehatan mental pada penggunanya.
Pengaruh AI terhadap Kondisi Psikologis Manusia
AI dapat mempengaruhi psikologis manusia baik secara positif maupun secara negatif. Beberapa penelitian sudah menunjukkan bahwa AI dapat membantu dalam mendiagnosis, merawat, dan mencegah gangguan kesehatan mental pada seseorang.
Dalam beberapa kasus, AI dapat memberikan terapi atau konseling melalui program yang dibuat secara khusus. Ini dapat membantu orang yang tidak memiliki akses ke perawatan kesehatan mental atau yang membutuhkan perawatan tambahan.
Contoh penerapannya seperti penelitian yang dilakukan oleh American Psychological Association menunjukkan bahwa AI dapat membantu dalam mencegah kekambuhan pada orang dengan gangguan bipolar.
Dalam penelitian ini, AI digunakan untuk memantau perilaku dan pola tidur pasien, sehingga dapat memberikan peringatan dini dan membantu dalam mencegah kekambuhan.
Namun, ada juga risiko negatif AI terhadap kesehatan mental individu. Salah satu risiko terbesar adalah privasi dan keamanan data yang rentan.
AI menggunakan data dan informasi untuk membuat keputusan atau memberikan perawatan, namun ada kemungkinan data ini dapat disalahgunakan atau rentan dicuri.
Hal ini dapat membawa dampak negatif pada psikologis manusia, seperti kecemasan dan ketidakpercayaan terhadap teknologi.
Sebuah studi yang diterbitkan di Journal of Affective Disorders menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dan terpapar berita palsu yang disebarkan melalui AI dapat meningkatkan risiko depresi dan kecemasan pada individu.
Pengaruh AI terhadap Pekerjaan Manusia
Dalam hal pekerjaan, AI dapat memberikan kemudahan dan efisiensi dalam beberapa bidang, namun juga mengancam lapangan pekerjaan manusia. AI dapat menggantikan pekerjaan yang rutin dan bersifat mekanis, sehingga manusia perlu mempersiapkan diri dengan skill yang lebih kompleks dan fleksibel.
Namun, AI juga dapat membantu manusia dalam meningkatkan kinerja dan efisiensi kerja, serta membantu dalam mengambil keputusan yang lebih baik. Pew Research Center menunjukkan bahwa sekitar 70% responden mengatakan bahwa teknologi AI telah meningkatkan kinerja pekerjaan mereka.
AI yang bisa meningkat efisiensi pekerjaan juga dapat memunculkan kemungkinan beberapa jenis pekerjaan manusia akan diganti oleh AI.
McKinsey Global Institute menunjukkan bahwa sekitar 800 juta pekerjaan manusia dapat digantikan oleh AI pada tahun 2030. Oleh karena itu, manusia perlu mempersiapkan diri dengan skill yang lebih kompleks dan fleksibel untuk menghadapi perubahan ini.
Pengaruh AI terhadap Sosial dan Etis
Ketika AI semakin berkembang, muncul pertanyaan tentang dampak sosial dan etisnya. AI dapat membawa perubahan besar dalam masyarakat, seperti kesenjangan sosial, ketidakadilan, dan konflik etis.
Sebagai contoh, kecanggihan AI dalam bidang pengenalan wajah dapat membantu meningkatkan keamanan, namun juga dapat menimbulkan masalah privasi dan pengawasan yang berlebihan.
Selain pengawasan yang berlebihan, kerentanan pencurian data juga tidak dapat dihindari. Orang-orang yang tidak bertanggungjawab bisa menjual data pribadi seseorang yang terkumpul oleh AI.
Oleh karena itu, diperlukan pengaturan dan regulasi yang tepat untuk mengatasi risiko negatif AI. Ini akan membantu memastikan bahwa AI digunakan secara bertanggung jawab dan meminimalkan risiko yang mungkin terjadi.
Kesimpulan
Artificial Intelligence membawa dampak besar dalam kehidupan manusia, baik secara positif maupun negatif. Dalam sudut pandang psikologi, penting untuk memahami pengaruh AI terhadap psikologis manusia, seperti kesehatan mental, pekerjaan, dan aspek sosial dan etis. Melalui pemahaman yang lebih baik, kita dapat memanfaatkan potensi AI secara optimal dan mengurangi risiko negatifnya.
Secara keseluruhan, AI telah membuka berbagai kemungkinan dalam bidang psikologi, seperti mendiagnosis dan merawat gangguan kesehatan mental.
Namun, AI juga membawa risiko negatif terhadap kesehatan mental dan aspek sosial dan etis. Oleh karena itu, perlu ada regulasi yang tepat untuk memastikan bahwa AI digunakan secara bertanggung jawab dan meminimalkan risiko yang mungkin terjadi.
Dalam melihat perkembangan AI, penting untuk terus mengembangkan dan memperbaiki teknologi ini agar dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi manusia.
Hal ini dapat dilakukan melalui kerjasama antara ahli psikologi, teknologi, dan regulator terkait untuk memastikan bahwa AI digunakan secara etis dan efektif. Dengan cara ini, AI dapat menjadi alat yang berguna bagi kesehatan mental dan kehidupan manusia secara umum.