Nasional, NOLESA.COM – Ustadz Abdul Somad (UAS) kembali menyampaikan pandangan kritisnya terhadap kondisi Indonesia saat ini.
Kali ini, UAS menuangkannya dalam bentuk puisi berjudul “AMUK” yang diunggah melalui akun Instagram resminya, @ustadzabdulsomad_official, pada Sabtu 30 Agustus 2025.
Dalam puisi tersebut, UAS menggambarkan kekecewaan masyarakat yang semakin menumpuk akibat berbagai persoalan, mulai dari janji-janji politik yang tak kunjung terealisasi, isu ijazah palsu, hingga kondisi ekonomi yang dirasa semakin menghimpit rakyat kecil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Masyarakat sudah lama kecewa / Mereka dimiskinkan tapi tidak gila / Dimanjakan BLT tiap pilpres dan pilkada / Janji-janji semata,” tulis UAS dalam salah satu bait puisinya.
Puisi yang ditulis dengan diksi lugas dan tajam itu juga menyinggung soal isu politik kekuasaan, termasuk wacana perpanjangan masa jabatan presiden hingga praktik politik dinasti. Menurutnya, kondisi tersebut hanya memperdalam luka sosial di tengah masyarakat.
UAS juga mengingatkan pemerintah agar memberikan solusi nyata atas masalah rakyat, bukan sekadar retorika. Ia menekankan bahwa kebutuhan dasar masyarakat seperti pendidikan terjangkau, lapangan kerja, kesehatan, hingga keringanan pajak harus menjadi prioritas.
Berikut isi lengkap puisi AMUK karya UAS:
AMUK
Oleh : UAS
Mengamuk seperti nyamuk
Ramai berdengung dan menusuk
Pernah membunuh namrudz terkutuk
400 tahun berkuasa di pucuk
Tumbang jatuh terkulai membusuk
Seperti batang kayu lapuk
Nampak kokoh padahal remuk
Kemarahan yang mengkristal
Terus menggumpal
Seperti ikan buntal
Pecah terpental
Berakibat fatal
Uya, Eko dan Sahroni hanya lagi sial
Hari sial yang tak punya tanggal
Masyarakat sudah lama kecewa
Mereka dimiskinkan tapi tidak gila
Dimanjakan BLT tiap pilpres dan pilkada
Janji-janji semata
Esemka tak kunjung tiba
Investor katanya antri ternyata tak ada
Katanya tak ada nafsu politika
Nyatanya mintak periode ketiga
Konstitusi diperkosa
Demi anak menantu berkuasa
Janji dan bohong semakin nyata
19 juta lapangan kerja
Tak kunjung tiba
Luka semakin menganga
Bertambah sakit kepala
Dari ijazah palsu sampai fufufafa
Jenuh, muak, bosan, nyaris putus asa
Masyarakat tidak minta banyak
Beri jalan yang layak
Anak sekolah murah dan enak
Tamat sekolah kerja tampak
Kalau sakit berobat tak tebayak
Jangan terlalu banyak pajak
Buzzer jangan diternak
Orang lapar
Jangan disuruh sabar
Bisa makin sangar
Menjarah dan membakar
Berikan solusi segar bukan kelakar
Tunjuk ajar supaya pintar
Agar hidup menjadi benar
Unggahan puisi AMUK ini pun menuai beragam respons dari warganet. Banyak yang menilai tulisan tersebut mewakili kegelisahan rakyat terhadap kondisi Indonesia saat ini.
Penulis : Wail Arrifki
Editor : Ahmad Farisi









