Yogyakarta, NOLESA.com — Pasca dibubarkannya Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK), situasi di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN SUKA) Yogyakarta semakin mencekam.
Bahkan tidak hanya pembubaran atas penyelenggaraan PBAK, terbaru pihak rektorat menutup pintu masuk ke kampus tersebut.
Akibat dari penutupan pintu gerbang itu, mahasiswa tidak bisa masuk untuk melaksanakan aktivitas akademiknya.
Termasuk rencana kegiatan pengganti PBAK yang dirancang tiga fakultas gagal dilaksanakan. Masa Keakraban (Makrab) nama kegiatan yang disiapkan pengganti PBAK yang dibubarkan.
Tiga fakultas yang merancang pengganti PBAK itu diantaranya Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK), dan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam (FUPI).
Makrab itu merupakan inisiatif untuk melanjutkan kegiatan pengenalan yang merupakan hak bagi mahasiswa baru.
Berhubung gerbang ditutup, akhirnya niat baik tiga fakultas tersebut kandas.
Aksi penutupan gerbang kampus oleh rektorat itu terus menuai reaksi dan kecaman dari banyak pihak. Termasuk dari Senat Mahasiswa (Sema) UIN SUKA Yogyakarta.
Ketua Sema UIN SUKA Yogyakarta Ach Musthofa Roja’ mengutuk keras sikap otoriter yang ditunjukkan Rektor UIN SUKA Prof. Al Makin.
Menurutnya, dengan menutup gerbang kampus tersebut, rektorat telah merampas hak mahasiswa.
“Akibat dari tindakan penutupan gerbang tersebut, panitia Makrab dari tiga fakultas menuai berbagai kendala, diantaranya lahan parkir bari bus dan motor bagi mahasiswa dan panitia yang dijadikan sebagai kendaraan transportasi Makrab,” kata Ketua Sema UIN SUKA Yogyakarta dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi nolesa.com, Minggu, 21 Agustus 2022.
“Macetnya jalan yang meresahkan pengendara umum disekitar jalan UIN Sunan Kalijaga, dan ketidakberpihakan pihak Satpam kepada mahasiswa dan Panitia Makrab,” lanjut Ach Musthofa Roja’.
“Otoritarianisme yang dilakukan oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta beserta jajarannya telah mencederai hak-hak mahasiswa dengan menutup akses fasilitas akademik dan umum, serta konflik internal yang terbangun antara Panitia Makrab dan Mahasiswa baru dengan pihak keamanan atau Satpam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,” imbuhnya.
“Tindakan mengadu domba berbagai pihak, pengambilan kebijakan secara sepihak, serta seolah-olah cuci tangan atau lari dari tanggungjawab merupakan kondisi terkini dari pemimpin otoriter Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,” tegas Ach Musthofa Roja’ dalam Press Release yang disebar.(*)
Penulis : Faris/Ebet
Editor : Ahmad Farisi