Oleh: Sujono
Dalam Shahih Muslim, Bab Sedekah, Rasulullah Saw, bertanya kepada para Sahabat; Siapa di antara kalian yang berpuasa hari ini?
Aku, jawab Abu Bakar Ash-Shiddiq, singkat. Siapa di antara kalian yang mengantar jenazah pada hari ini? tanya Rasulullah Saw. Aku, jawab Abu Bakar, tangkas.
Siapa di antara kalian yang memberi makan kepada orang miskin pada hari ini? tanya Nabi Saw, lagi. Aku, jawab Abu Bakar Ash-Shiddiq, tegas.
Siapa di antara kalian yang pada hari ini menengok orang sakit? Rasulullah Saw, bertanya. Aku, jawab Abu Bakar Ash-Shiddiq, sigap. Maka Rasulullah Saw, kemudian bersabda; tidaklah seluruh perkara ini berkumpul dalam satu orang, melainkan ia akan masuk surga. (Riwayat Muslim).
Ada pelajaran penting yang perlu kita renungkan. Bahwa, untuk mengantarkan kita dan anak-anak kita meraih surga, salah satu pilarnya adalah ‘ringannya hati’ untuk menyisihkan sebagian harta kita.
Bukankah salah satu bukti taqwa adalah kerelaan menafkahkan harta kita untuk menyantuni mereka yang miskin, membantu anak yatim, menolong agama Allah Ta’ala, serta segala sesuatu yang bernilai ibadah kepada-Nya?
Mengapa? Karena berbagi itu mulia. Kita secara sengaja berusaha sungguh-sungguh untuk mampu memberi derma. Jadi, bukan kita bersedekah agar memperoleh harta yang lebih banyak.
Semoga dengan begitu, kelak kita dan anak-anak kita termasuk orang-orang yang benar imannya. Bukan mendustakan! Wallahu a’lam…!